Jumat, 04 April 2014

Who am I lirik

Who am I, that the Lord of all the earth
Would care to know my name
Would care to feel my hurt
Who am I, that the Bright and Morning Star
Would choose to light the way
For my ever wandering heart

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours, I am Yours

Who am I, that the eyes that see my sin
Would look on me with love and watch me rise again
Who am I, that the voice that calmed the sea
Would call out through the rain
And calm the storm in me

Not because of who I am
But because of what You've done
Not because of what I've done
But because of who You are

I am a flower quickly fading
Here today and gone tomorrow
A wave tossed in the ocean
Vapor in the wind
Still You hear me when I'm calling
Lord, You catch me when I'm falling
And You've told me who I am
I am Yours

I am Yours
Whom shall I fear
Whom shall I fear
'Cause I am Yours
I am Yours


pastoral konseling

Pastoral konseling

I.            Pengantar Pelayanan Konseling Kristen Yang Efektif oleh: Gery R. Collins

Konseling Kristen merupakan alat yang dipakai  untuk menolong setiap orang yang menghadapi persoalan dan menolong setiap orang untuk mengetahui apa yang menimbulkan persoalan yang  sedang terjadi. Konseling Kristen juga menolong setiap orang untuk mengekspresikan perasaannya dan juga menolong setiap orang untuk menyadaria akan dosa yang dilakukan dalam hidupnya dan menolong dia untuk menyelesaikan dosa itu di hadapan Tuhan. Konseling Kristen ini juga berguna untuk menolong setiap orang untuk mendengarkan nasihat dari konselor yang dianggap mampu untuk menolong seseorang untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Konseling Kristen memiliki keunikan, yaitu di mana konseling Kristen membawa pada pengenalan akan Allah sang Pencipta semuanya teermasuk kebebasan, konseling Kristen juga membawa pada pengenalan akan Tuhan sebagai Juruselamat dan Penebus manusia dari dosa atau kegelapan, dan konseling Kristen memberikan penguatan pada konsele bukan hanya mendoakan mereka tetapi juga memperhatikan kerohanian para konselenya.
Seorang konselor Kristen harus menghindari beberapa hal yang sangat rentan dalam konseling yaitu di mana konselor harus menghindari menitikberatkan informasi satu pihak, konselor juga harus menghindari mengambil kesimpulan tergesa-gesa, dan konselor juga menghindari akrab dengan lawan jenis. Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh konselor karena hal ini bisa berakibat fatal bagi konsele dan hal ini tidak menghasilkan konseling Kristen yang efektif.
Ada kelemahan-kelemahan yang sering kita jumpai dalam konseling-konseling Kristen di mana konselor kristen lebih menekankan pada hal-hal spiritual. Konselor juga jarang berdoa bersama dengan konsele dan memberikan nasihat-nasihat berdasarkan kebenaran Alkitabiah. Tetapi konselor kristen kebanyakan menekankan konselenya membaca Alkitab, berdoa itulah hal yang terutama dalam konseling Kristen. Hal ini menjadi suatu keprihatinan dalam konseling Kristen. saya sebagai pembaca memperhatikan bahwa dalam konseling Kristen itu bukan hanya kata-kata atau perintah kita yang dalam bentuk spirual bagi mere tetapi kita harus memberitahukan yang sebenarnya kepada konsele. Karena jika kita tidak memberitahukan kebenaran Alkitab kepada mereka dan berdoa bersama dengan mereka itu akan seolah-olah mereka datang kepada orang yang mereka percayai untuk mebuang-buang waktu karena mereka tidak mendapatkan solusi dan tidak mendapatkan kebenaran. Saya setuju dengan apa yang dituliskan dalam buku ini.
Melalui buku ini saya bisa melihat dan saya juga setuju dengan yang dituliskan tersebut. Di mana dalam buku ini menuliskan bagaimana konseling Kristen yang efektif. Dimana konseling Kristen itu berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Konseling sering kali terjebak ke dalam nasihat atau anjuran konselor kepada konselenya sehingga seringkali konselenya kurang puas dan tidak mendapatkan solusi yang tepat yang dapat menguatkan konsele tersebut.
Seorang konselor seringkali hanya menganjurkan konselenya untuk melakukan ini dan itu tetapi konselor tidak memberi contoh dan solusi yang tepat. Terkadang konsele membutuhkan nasihat yang real, bersama dengan konselor melakukan doa bersama dan perenungan Firman Tuhan bersama. Tetapi hal tersebut tidak didapatkan oleh konsele karena konselor hanya mengatakan berdoalah, serahkan beban atau masalah yang dihadapi kepada Tuhan dan renungkan Firman Tuhan. Tetapi konselor tidak mengajak melakukan hal tersebut bersama-sama. setelah dikatakan hal tersebut, konsele disuruh kembali. Hal ini yang membuat konselenya kurang puas.
Buku ini, menurut saya adalah suatu buku yang sangat penting untuk setiap orang. Karena buku ini sangat praktis untuk dipahami dan dilakukan oleh siapapun. Buku ini juga mudah dimengerti oleh siapapun juga. buku konseling ini  buku yang mengajarkan pembaca tetap berfokus dan mengandalkan Tuhan ketika melakukan konseling. Dalam buku ini juga menuliskan beberapa tentang masalah yang sering dihadapi konselor dalam kehidupan konselenya dan juga dalam buku ini dituliskan hal-hal yang penting untuk mengahadapi konselenya.
Saya merekomendasi buku ini untuk dibaca oleh para hamba Tuhan, pendeta, guru-guru, dan juga yang lainnya yang memiliki kerinduan untuk menjadi seorang konselor. Buku ini tidak bertele-tele untuk menjelaskan tentang konseling Kristen yang efektif itu. Konseling Kristen itu memang sehaarusnya tidak hanya menekankan spitual tetapi tindakan yang nyata atau konkret.

II.         Pengantar Konseling Alkitabiah oleh: John F.

Pengantar konseling alkitabiah dituliskan bagi seluruh umat Allah tanpa terkecuali. John F. Menuliskan bukunya tentang pengantar konseling Alkitabiah yang dituliskan dalam empat bagian besar yaitu pertama, latar belakang historis konseling Alkitabiah, di mana dalam bagian ini penulis menjelaskan tentang bagaimana sebenarnya konseling sesuai dengan Alkitab. Di mana konseling yang Alkitabiah tersebut telah hilang sebelumnya dan melalui buku ini penulis berharap hal tersebut bisa ditemukan kembali oleh setiap konselor. Dalam bab ini juga menuliskan tentang bagaimana pada zaman kaum puritas dan pada abad keduapuluh konseling itu dilakukan oleh konselor.
Melalui bab ini, pembaca bisa mengetahui bahwa konseling itu biasanya ditemukan di dalam gereja dan hal ini sebagai kegiatan alami dalam kehidupan spiritual bersama. Bagaimana pun juga hal ini telah dialami dan dilakukan oleh para rasul. Di mana para rasul juga melakukan konseling ketika mereka melakukan setiap pelayanan mereka. Karena ada orang-orang atau jemaat-jemaat yang mereka layani yang memang membutuhkan konseling. Semua yang dilakukan oleh apara rasul telah dituliskan dalam Alkitab sehingga para konselor pada masa sekarang ini bisa belajar dari hal tersebut.
Saya setuju dengan apa yang dikatakan dalam buku ini, di mana seperti yang dikatana dalam komitmen puritan, yang mengatakan bahwa Alkitab adalah pusat pemikiran. Yang terpenting adalah gerakan Alkitab. Melalui hal ini dapat kita lihat bahwa alkitab merupakan yang terunggul dalam segala hal termasuk dalam praktek konseling. Melalui hal inilah dapat diketahui bahwa yang terutama dalam konseling adalah kebenaran Alkitab.
Konseling kaum puritan difokuskan kepada dosa. Dimana segala sesuatu terjadi dalam hidup setiap orang itu dikarenakan dosa. Setiap masalah yang terjadi karena dosa. Saya tidak setuju dengan hal ini dimana menurut saya, masalah terjadi dalam kehidupan setiap orang bukan hanya diakibatkan dosa tetapi ada hal lain selain dosa. Contohnya, jika seseorang mengalami sakit, apakah hal itu karena dosa. Itu adalah suatu masalah yang terjadi dalam hidup manusia. Seperti yang tejadi pada Ayub, di mana Ayub menderita, tetapi penderitaan yang dia alami itu bukan karena dosanya.
Kedua, dasar-dasar teologis konseling Alkitabiah. Dalam bagian ini membahas tentang hal-hal yang mendasari konseling dan yang menjadi dasar utama konseling adalah Alkitab atau Firman Tuhan. Konseling yang Alkitabiah melibatkan Roh Kudus dalam konselingnya. Di mana Roh Kudus juga memimpin konseling Kristen sehingga konselor dapat memberikan nasihat dan kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan. Konseling yang Alkitabiah hanya berfokus kepada Allah. saya setuju dengan apa yang dikatakan dalam bagian ini di mana seorang konselor tidak dapat melakukan konseling dengan mengandalkan kemampuannya sendiri tanpa berpokus kepada Allah dan pertolongan dari Roh Kudus.
Ketiga, proses konseling Alkitabiah. Dalam bagian ini menuliskan bagaimana seorang konselor menjalin hubungan yang baik dengan konselenya. Tetapi hubungan tersebut merupakan hubungan yang bermanfaat yang bisa menolong konsele untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. Seorang konselor menolong konselenya untuk memberikan harapan bahwa dibalik masalah yang sedang dihadapinya tersebut ada harapan yang lebih baik. Proses ini juga membantu konsele untuk mengumpulkan data yang mengakibatkan masalah itu terjadi sehingga masalah tersebut dapat ditafsirkan oleh konselor. Melalui data yang dikumpulkan konselor dapat mengetahul apa masalah yang dihadapi oleh konselenya.
Bagian terakhir, praktik konseling Alkitabiah. Dalam bagian terakhir ini menjelaskan mengenai bagaimana seorang konselor dapat mempraktikkan konseling secara Alkitabiah dan dengan tepat bagi orang-orang yang membutuhkannya. Dan bukan hanya sekedar dipraktikkan tetapi dipahami dan dapat dihidupi. Dalam bagian terakhir ini menjelaskan setiap konselor mampu memberikan pertolongan kepada konsele yang membutuhkan pertolongan dan nasihat serta kebenaran yang alkitabiah.
Buku ini sangatpenting untuk dipelajari oleh orang-orang yang terpanggil menjadi konselor. Karena buku ini merupakan buku yang bagus untuk menjadi pelajaran bagi setiap orang, baik kaum awam, pendeta, pengajar, dan setiap orang yang ingin mengetahui tentang konseling Kristen yang benar. Melalui buku ini saya mendapatkan banyak hal-hal yang baru di mana melalui buku ini juga menuliskan semua cara untuk mengkonseling orang lain itu telah dilakukan oleh Yesus Kristus, para rasul, dan yang lain yang telah dituliskan dalam Alkitab. Hal yang paling penting dalam konseling adalah kebenaran yang alkitabiah dan juga Firman Tuhan serta tindakan yang nyata dari konselor untuk menolong konselinya. Bukan hanya perkataan saja tetapi tindakan. Salah satu contohnya perenungan Firman Tuhan bersama konselenya bukan hanya menganjurkan konselenya untuk merenungkan Firman Tuhan yang dapat menguatkan konselenya. Serta juga konselor mampu mengajar konselenya untuk berdoa secara langsung bukan hanya menasihati mereka untuk tetap berdoa.
Kedua buku di atas merupakan buku yang sangat bagus menjadi panduan untuk konselor. Saya sebagai pembaca mengkritisi buku ini merupakan buku yang bagus yang dapat menolong setiap pribadi baik konsele maupun konselor. Bukan hanya konselor yang dapat membaca buku ini. Kensele juga bisa karena buku ini tidak hanya untuk konselor. Karena ketika konsele membaca buku ini, mereka juga mengerti akan apa yang dirasakannya. Jadi oleh karena saya telah membaca buku ini, saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh siapapun juga terutama oleh pada konselor kristen, guru-guru, hamba-hamba Tuhan, dan juga para gembala-gembala.

Siapapun dilatih untuk melakukan konseling yang efektif. Dan hal yang terpenting dalam konseling itu adalah Firman Tuhan. Dan dalam konseling itu Roh Kudus berperan penting dimana Roh Kudus yang menolong setiap orang yang mengkonseling (konselor) maupun orang yang dikonseling (kensele). Roh Kudus memberikan pertolongan kepada setiap orang dan konseling Kristen yang efektif itu tetap berpusat kepada Allah yang menjadi pencipta, pemberi kebebasan dan Tuhan Yesus Kristus yang menjadi tuhan dan Juruselamat manusia.

ISU-ISU PASTORAL MASA KINI

ISU-ISU PASTORAL MASA KINI

I.         You lost Me: Mengapa Orang Kristen Muda Meninggalkan Gereja Oleh David Kinnaman dan Aly Hawkins (264 halaman)
Dewasa ini di dalam buku you lost me menggambarkan perjalanan anak-anak muda dan dewasa muda. Di mana pada anak muda kebanyakan merasa terpisah dari gereja dan bahkan dari kekristenan. Banyak anak muda yang tumbuh besar di gereja dan waktu mereka terpisah dari komunitas Kristen, tidak ragu untuk menyalahkan komunitas di mana dulu mereka berada. Banyak anak muda merasa bahwa mereka tidak meninggalkan gereja tetapi gereja yang meninggalkan mereka.
Orang Kristen muda atau dewasa muda berpikir mereka adalah orang Kristen yang menyakitkan, terus terang, dan sepertinya menghujat Tuhan, yang telah meninggalkan iman mereka bahkan meninggalkan gereja. You lost me adalah tentang persepsi mereka tentang gereja, Kekristenan dan budaya di dalamnya ada kepedulian, harapan, imajinasi, frustasi dan kekecewaan yang mereka alami. You lost me menjelaskan konteks budaya generasi yang akan datang dan membantu mereka bagaimana bisa mengikut Yesus dan membantu orang muda tetap setia mengikut Yesus di tengah dunia dan budaya yang terus berubah ini.
Dewasa ini, jutaan orang Kristen muda atau dewasa muda tidak lagi terlibat aktif di gereja, sebagian tidak pernah kembali ke gereja, sementara sebagian lagi hidup tidak jelas walaupun meeka hidup dalam komunitas Kristen. orang-orang muda memutuskan hubugan dengan gereja karena beberapa hal, yaitu:
1.      Over protektif di mana gereja dianggap pembunuh kreativitas sehingga mengatakan bahwa terlibat dalam gereja adalah sebuah kutukan.
2.      Dangkal di mana orang-orang Kristen muda atau dewasa muda memiliki pemahaman mereka tentang gereja yang mengatakan bahwa gereja itu membosankan.
3.      Anti ilmu pengetahuan di mana gereja mengatakan iman dan ilmu pengetahuan tidak bisa bekerja sama.
4.      Represit di mana gereja membatasi  cara pikir individualis orang-orang Kristen muda atau dewasa muda.
5.      Eksklusif di mana orang-orang Kristen muda atau dewasa muda dibentuk oleh budaya yang menghargai keterbukaan, toleransi, dan penerimaan.
6.      Sempurna di mana orang Kristen muda atau dewasa muda mengatakan gereja bukanlah tempat di mana mereka bisa mengutarakan keraguan meeka.
Beberapa kritikan orang-orang Kristen muda atau dewasa muda terhadap gereja dimana dikatakan bahwa orang Kristen menganggap semua yang ada di luar gereja sesat dan orang Kristen takut dengan budaya pop, terutama film dan musik. Orang Kristen juga membuat perbedaan yang salah tentang yang kudus dan yang sekuler. Orang Kristen tidak mau berurusan dengan kompleksitas atau realitas dunia.

II.      Biblical Church Growth: Bagaimana Anda Dapat Bekerja Dengan Allah Untuk Membangun Gereja Yang Setia Oleh Gary L. McIntosh (189 halaman)
Dalam gereja-gereja yang ada kita bisa melihat diluar tampak sama. hampir semua gereja memiliki ibadah-ibadah penyembahan, program-program untuk semua usia, gedung-gedung pertemuan dan persamaan-persamaan lainnya. Beberapa gereja memancarkan gairah yang memberi kehidupan sementara yang lain bergumul dalam pencarian arah. Beberapa gereja mengalami pertumbuhan gereja yang alkitabiah, sedangkan yang lain tidak. Mengapa bisa demikian? Hal itulah yang akan di bahas dalam buku ini.
Biblical church growth menyelidiki prinsip-prinsip alkitabiah yang tidak berubah mengenai pertumbuhan gereja dan menerapkan prinsip-prinsip itu pada budaya masa kini.Gary McIntosh mendefenisikan pertumbuhan gereja sebagai penginjilan yang efektif, bukan sebuah metodologi untuk meningkatkan jumlah anggota. Ia mengemukakan sembilan prinsip dasar yang memberikan landasan kekekalan yang akan membantu gereja manapun, besar maupun kecil, mencapai pertumbuhan dan vitalitas yang bertahan lama.
Faktor-faktor rohani memiliki peran penting dalam dalam pertumbuhan gereja. Dalam perjalanan menuju kegereja-gereja yang sedang mengalami pertmbuhan gerea secara alkitabiah, akan merasakan sebuah kegairahan rohani yang meluap-luap untuk mencari orang yang terhilang dan melibatkan para pendatang baru. Gereja yang bertumbuh selalu menunjukkan bukti akan adanya keinginan untuk memenuhi amanat Agung, sementara gereja mundur menunjukkan komitmen yang terbatas terhadap perintah-perintah Kristus. Belajar mengenai prinsip-prinsip perumbuhan gereja, semakin menyadarkan akan beberapa persoalan praktis yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Menurut pendapat banyak orang, daerah perindustrian bukanlah tempat yang tepat untuk sebuah gereja.
Dinamika sosial mempengaruhi pertumbuhan gereja. Suatu gereja yang tertutup dikarenakan bukan terletak pada amanat agung tetapi pada keinginan untuk melindungi diri sendiri dari kerugian-kerugian selanjutnya. Dua pemisahan yang dialami di dalam gereja mengakibatkan keretakan dalam hubungan persahabatan. Luka-luka yang diakibatkan dari dua peristiwa yang tidak menguntungkan menyebabkan para pemimpin berorientasi ke dalam, menahan keinginan untuk mulai pelayanan baru, dan menlak membangun persahabatan dengan orang yang baru. Hasilnya adalah gereja yang tertutup, yang kelihatannya ramah dipermukaan tetapi terjadi penolakan untuk membangun persahabatan yang sejati. Jemaat tidak mau kerja sama dengan Allah dalam pertumbuhan gereja, meskipun Allah telah memberikan pertumbuhan kepada gereja lain dalam komunitas, dan jemaat tidak mau mengambil langkah yang dibutuhkan untuk memahami apa yang telah dilakukan Allah. Meskipun jemaat secara lisan mengatakan “ya” untukpertumbuhan gerejanya, tetapi anggota-anggotanya tidak mau membayar harga dengan membuka hubungan pertemanan dengan pendatang-pendatang baru. Ini merupakan tindakan ketidak sabaran yang kekanak-kanakan, tetapi pada akhirnya juga meninggalkan gereja.
Prinsip-prinsip pertumbuhan gereja, teologi dan teori, yang dimengerti dengan benar, memberi jawaban Alkitabiah tentang bagaimana menumbuhkan gereja yang setia. Di mana kata kuncinya adalah dimengerti dengan benar. Dari awalnya ide mengenai pertumbuhan gereja telah ditaruh  dibawah sebuah mikroskop. Pengajaran mengenai pertumbuhan gereja mendapat pengakuan sebagai sebuah disiplin yang serius dalam membantu gereja untuk mencapai efektivitas yang terbesar dalam hal pemuridan. Para gembala sidang, pekerja-pekerja dalam denominasi, dan kaum awam mulai mengerti bahwa perumbuhan gereja bukanlah permainan angka seperti yang awal yang mereka pikirkan tetapi merupakan proses yang bertujuan untuk memenangkan jiwa untuk Kristus, menerima mereka dalam gereja, dan memperlengkapi mereka untuk pelayanan.
Pertumbuhan gereja yang alkitabiah merupakan hati dan kerinduan Allah yang memberi hidup. Allah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat yang memberi hidup dan yang berkuasa melalui Roh Kudus untuk membawa injil keselamatan sampai ke ujung bumi.pertumbuhan gereja adalah ketaatan yang setia kepada Allah yang dimulai dengan penerimaan FirmanNya dan pemberitaan FirmanNya kepada orang-orang yang belum mendengar injil.