Tarombo Sianturi (Op. Rumondang)
moga bermanfaat bagi saudara/i yang membacanya terutama popparan Op. Rumondang Sianturi
Tuhan memberkati
Jumat, 06 November 2015
Selasa, 15 September 2015
KATEKISMUS SINGKAT WESTMINSTER
KATEKISMUS
SINGKAT WESTMINSTER
1.
Apa tujuan utama
manusia?
Tujuan utama
manusia adalah untuk memuliakan Allah (Wahyu 4:11) dan menikmati Dia selamanya
(Mazmur 73:25-26).
2. Pedoman apakah
yang diberikan Allah untuk menunjukkan kepada kita bagaimana memuliakan serta
memperkenankan Dia?
Firman Allah yang
termuat di dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (2 Timotius 3:16),
merupakan satu-satunya pedoman pembimbing kita dalam memuliakan serta
memperkenankan Allah (wahyu 22:18-19).
3.
Apa yang terutama
di ajarkan oleh Alkitab?
Alkitab terutama
mengajarkan apa yang seharusnya dipercayai manusia mengenai Allah (Yohanes
20:30-31), dan kewajiban apa yang dituntut Allah kepada manusia (Mikha 6:8).
4.
Apakah Allah itu?
Allah adalah Roh
(Yohanes 4:24), yang tidak terbatas, kekal (Mazmur 90:2), dan tidak berubah
(Maleakhi 3:6), dalam keberadaan-Nya, hikmat-Nya, kuasa-Nya, kekudusan-Nya,
keadilan-Nya, kebaikan-Nya, dan kebenaran-Nya (Keluaran 3:14; Mazmur 147:5;
Wahyu 4:8; Wahyu 15:4; Keluaran 34:6-7).
5.
Apakah ada lebih dari
satu Allah?
Hanya ada satu
Allah (1 Korintus 8:4), yang hidup dan yang sejati.
6.
Ada berapa pribadi
dalam ke-Allah-an?
Ada tiga pribadi
dalam ke-Allah-an: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus (Matius 28:19),
dan ketiganya adalah Allah yang esa, yang sama dalam substansi dan setara dalam
kuasa dan kemuliaan-Nya (2 Korintus 13:13).
7.
Apakah
ketetapan-ketetapan (dekrit) Allah itu?
Ketetapan-ketetapan
Allah adalah maksudnya yang kekal yang sesuai dengan keputusan kehendak-Nya
sendiri, Dia telah menentukan sebelumnya setiap hal yang akan terjadi (Efesus
1:4,11).
8.
Bagaimana Allah
melaksanakan ketetapan-Nya?
Allah melaksanakan
ketetapan-Nya dalam karya penciptaan serta providensi-Nya.
9.
Apakah yang
dimaksud dengan karya penciptaan?
Karya penciptaan
adalah tidakan Allah yang menjadikan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi
ada (Kejadian 1:1), dengan kuasa Firman-Nya (Ibrani 11:3), dalam waktu enam
hari, dan semuanya sungguh amat baik (Kejadian1: 31).
10.
Bagaimana Allah
menciptakan manusia?
Allah menciptakan
manusia laki-laki dan perempuan, menurut gambar-Nya (Kejadian 1:27), dalam
pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan (Kolose 3:10; Efesus 4:24), untuk
berkuasa atas ciptaan-ciptaan lainnya (Kejadian 1:28).
11.
Apakah yang
dimaksud dengan karya providensi Allah?
Karya
Providensi Allah adalah tindakan Allah yang mahakudus (Mazmur 145:17),
mahabijaksana (Yesaya 28:29), maha kuasa dalam memelihara dan memerintah
(Mazmur 103:19) segenap ciptaan-Nya beserta segala tindakan mereka (Matius
10:29).
12.
Tindakan
providensi khusus apakah yang Allah buat terhadap manusia di dalam kondisi
mereka sebagaimana mereka diciptakan-Nya?
Ketika Allah telah
menciptakan manusia, Ia mengadakan suatu kovenan (perjanjian) kehidupan
dengannya, dengan syarat ia harus taat sepenuhnya kepada Allah (Roma 10:5);
Allah melarangnya memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat,
dengan ancaman hukuman mati (Kejadian 2:17).
13.
Apakah orangtua
pertama kita tetap berada dalam kondisi sebagaimana mereka diciptakan?
Orangtua
pertama kita, yang dibiarkan mengikuti kehendak bebas mereka, terjatuh dari
kondisi sebagaimana mereka diciptakan, dengan berdosa terhadap Allah (Kejadian
3:6; Pengkhotbah 7:29).
14.
Apakah dosa itu?
Dosa
ialah segala sesuatu yang tidak sesuai dengan, ataupun pelanggaran terhadap
hokum Allah (1 Yohanes 3:4).
15.
Dosa apakah yang
telah dilakukan orangtua pertama kita sehingga mereka terjatuh dari kondisi
sebagaimana mereka diciptakan?
Dosa
yang menyebabkan orangtua pertama kita terjatuh dalam kondisi sebagaimana
mereka diciptakan adalah memakan buah terlarang itu (Kejadian 3:6).
16.
Apakah seluruh
umat manusia ikut terjatuh di dalam pelanggaran Adam yang pertama?
Kovenan yang diadakan dengan
Adam itu tidak hanya bagi dirinya sendiri, namun juga bagi keturunannya (Roma
5:12), sehingga seluruh umat manusia, yang menhadi keturunannya, melalui
kelahiran biasa, semuanya telah berdosa di dalam, dan jatuh bersamanya, dalam
pelanggarannya yang pertama (Roma 5:19, 12-21).
17.
Ke dalam kondisi
apakah kejatuhan itu membawa umat manusia?
Kejatuhan
itu membawa manusia jatuh ke dalam kodisi dosa dan penderitaan (Roma 3:23;
3:16).
18.
Terdiri dari
apakah keberdosaan dari kondisi berdosa yang ke dalamnya manusia telah jatuh?
Keberdosaan
dari kondisi berdosa, ke dalamnya manusia telah jatuh, terdiri dari kesalahan
dosa pertama Adam (Roma 5:19), hilangnya kebenaran asali (Roma 3:10), dan
tercemarnya seluruh naturnya, hal ini biasanya disebut dosa asal (Kejadian
6:5), bersama dengan ini ialah semua pelanggaran actual yang ditimbulkan
olehnya (Matius 15:19).
19.
Apa Penderitaan
dari kondisi kejatuhan manusia?
Seluruh umat manusia, akibat
kejatuhan mereka, telah kehilangan persekutuan dengan Allah (Kejadian3:24),
telah berada di bawah murka serta kutukan-Nya (Galatia 3:10), sehingga
menjadikan mereka harus mengalami berbagai penderitaan di dunia (Ratapan 3:39),
mengalami kematian (Roma 6:23), dan mengalami siksaan kekal di neraka untuk
selama-lamanya (Matius 25:41).
20.
Apakah Allah
membiarkan seluruh manusia binasa dalam dosa dan penderitaan?
Allah
semata-mata berdasarkan perkenananNya sejak dari kekekalan, telah memilih
sebagian orang untuk menerima hidup yang kekal (Efesus 1:4), memasuki suatu
kovenan anugerah, untuk melepaskan mereka dari kondisi dosa dan penderitaan,
dan untuk membawa mereka ke dalam kondisi keselamatan oleh sang penebus (Roma
3:21-22).
21.
Siapa yang menjadi
penebus umat pilihan Allah?
Satu-satunya
penebus umat pilihan Allah hanyalah Tuhan Yesus Kristus (1 Timotius 2:5), yang
adalah anak Allah yang kekal, yang telah menjadi manusia (Yohanes 1:14), dan
demikian terus sebagai manusia dan Allah dalam dua natur yang berbeda, dan
dalam satu pribadi (Roma 9:5), untuk selama-lamanya (Ibrani 7:24).
22.
Bagaimanakah
Kristus yang adalah anak Allah, menjadi manusia?
Kristus,
Anak Allah menjadi manusia dengan mengambil bagi diri-Nya suatu tubuh yang
sejati (Ibrani 2:14), serta satu jiwa yang berakal budi (Matius 26:38), yang
dikandung oleh Roh Kudus, di dalam rahim anak dara Maria, serta dilahirkan
olehnya (Lukas i:31, 35), namun tanpa dosa (Ibrani 7:26).
23.
Jabatan apakah
yang dilaksanakan Yesus Kristus sebagai penebus kita?
Kristus sebagai Penebus kita,
melaksanakan jabatan nabi (Kisah Para rasul 3:22), imam (Ibrani 5:6), dan raja
(Mazmur 2:6), baik dalam keadaan perendahan-Nya maupun pemuliaan-Nya.
24.
Bagaimana Kristus
melaksanakan jabatan-Nya sebagai seorang nabi?
Kristus
melaksanakan jabatan sebagai seorang nabi, dengan menyatakan kepada kita
(Yohanes 1:18), melalui firman dan roh-Nya (1 Korisntus 2:13), kehendak Allah
bagi keselamatan kita (2 Timotius 3:15).
25.
Bagaimana Kristus
melaksanakan jabatan-Nya sebagai imam?
Kristus
melaksanakan jabatan-Nya sebagai iamam, dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri
{cukup hanya} satu kali sebagai korban yang memuaskan keadilan ilahi (Ibrani
8:1; 9:28), dan mendamaikan kita dengan Allah (Ibrani 2:17), dan terus menerus
menjadi pengantara bagi kita (Ibrani 7:25).
26.
Bagaimana
Kristus melaksanakan jabatannya sebagai raja?
Kristus
melaksanakan jabatan-Nya sebagai raja, dengan menaklukkan kita kepada diri-Nya
(Mazmur 110:3), memerintah serta melindungi kita (Yesaya 33:2; 32:1-2), dan
mengekang serta menaklukkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya (1 korintus
15:25).
27.
Mencakup
apasajakah kerendahan Kristus?
Perendahan Kristus mencakup hal-hal sebagai berikut; Dia
dilahirkan, bahkan dalam keadaan yang hina (Lukas 2:7), tunduk kepada hukum
taurat (Galatia 4:4), mengalami penderitaan hidup (Yesaya 53:3), murka Allah
(Matius 27:46), dan kematian terkutuk di atas kayu salib (Filipi 2:8),
dikuburkan (1 Korintus 15: 4), dan berada di bawah kuasa maut untuk sesaat
lamanya (1 Korintus 15:4).
28.
Mencakup
apa sajakah pemuliaan Kristus?
Pemuliaan Kristus mencakup: kebangkitan-Nya dari kematian
pada hari ketiga (1 Korintus 15:4), kenaikan-Nya ke sorga (Kisah Para rasul
1:9), duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Efesus 1:20), dan kedatangan-Nya untuk
menghakimi dunia ini pada akhir zaman (Kisah Para Rasul 17:31).
29.
Bagaimanakah
kita dijadikan berbagian dalam penebusan yang dibayar lunas oleh Kristus?
Kita dijadikan berbagian dalam penebusan yang telah di
bayar lunas oleh Kristus melalui pengaplikasian efektif penebusan itu oleh Roh
kudus-Nya (Titus 3:5) kepada kita (Yohanes 1:12).
30.
Bagaimanakah
Roh Kudus menerapkan kepada kita penebusan yang telah di bayar lunas oleh
Kristus itu?
Roh
Kudus menerapkan kepada kita penebusan yang dibayar lunas oleh Kristus (Yohanes
6:63), dengan mengerjakan iman di dalam kita (Efesus 2:8) dan dengan jalan
demikian mempersatukan kita dengan Kristus dalam panggilan efektif kepada kita
(1 Korintus 1:9).
31.
Apakah
yang dimaksud dengan panggilan efektif itu?
Panggilan efektif adalah karya Roh Kudus (2 Timotius
1:8-9), yang dengannya Dia meyakinkan kita akan dosa serta penderitaan yang
ditimbulkannya (Kisah Para Rasul 2:37), mencerahkan akal budi kita dalam
pengenalan akan Kristus (Kisah Para Rasul 26:18), dan memperbaharui kehendak
kita (Yehezkiel 11:19), ia meyakinkan seta memampukan kita untuk menerima Yesus
Kristus yang ditawarkan secara cuma-cuma kepada kita di dalam injil (Yohanes
6:44).
32.
Manfaat apakah
yang menjadi bagian dari mereka yang dipanggil secara efektif dalam kehidupan
ini?
Mereka yang dipanggil secara
efektif, dalam kehidupan ini akan berbagian dalam pembenaran (Roma 8:30),
adopsi (Efesus 1:5), dan pengudusan, sera sejumlah manfaat yang mengiringi
ataupun mengalir dari manfaat-manfaat yang disebutkan di atas (1 Korintus
1:30).
33.
Apakah yang
dimaksud dengan pembenaran?
Pembenarana
adalah satau tindakan anugerah Allah secara cuma-cuma, yang dengannya Ia
mengampuni semua dosa kita (Efesus 1:7), dan menerima kita sebagai orang-orang
yang benar dalam pandangan-Nya (2 Korintus 5:21), semata-mata karena kebenaran
yang diamputasikan (diperhitungkan) atas kita, dan yang diterima hanya melalui
iman (Roma 5:19; Galatia 2:16).
34.
Apa yang dimaksud
dengan adopsi?
Adopsi
adalah suatu tindakan anugerah Allah secara cuma- cuma (1 Yohanes 3:1), yang
melaluinya kita diterima menjadi anak-anak-Nya, dan memiliki segala hak dan
privilese sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1:12; Roma 8:17).
35.
Apa yang dimaksud
dengan pengudusan?
Pengudusan
adalah adalah suatu tindakan anugerah Allah secara cuma- Cuma (2 Tesalonika
2:13), yang dengannya kita diperbaharui dengan seluruh keberadaan kita menurut
gambar Allah (Efesus 4:23-24), dan semakin dimampukan untuk mati terhadap dosa,
hidup bagi kebenaran (Roma 6:4, 6).
36.
Manfaat-manfaat
apa yang dalam kehidupan ini menyertai atau berasal dari pembenaran, adopsi dan
pengudusan?
Manfaat-manfaat yang dalam
kehidupan ini menyertai atau berasal dari pembenaran, adopsi dan pengudusan
adalah jaminan akan kasih Allah (Roma 5:1-2,5),
bertumbuh dalam anugerah (Amsal 4:18), dan ketekunan di dalamnya sampai
pada kesudahnnya (2 Petrus 1:10).
37.
Manfaat-manfaat
apakah yang diterima oleh orang percaya dari
Kristus pada waku kematiannya?
Pada
waktu kematiannya, jiwa orang percaya akan disempurnakan dalam kekudusan
(Ibrani 12:23), dan akan segera masuk ke dalam kemuliaan (Lukas 23:43), dan
tubuh mereka sementara tetap
dipersatukan dengan Kristus (1 Tesalonika 4:14), akan tetap tinggal di dalam
kubur sampai hari kebangkitan(Yesaya 57:2; Yohanes 5:28-29).
38.
Manfaat apakah
yang diterima oleh orang percaya dari Kristus pada saat kebangkitan?
Pada
saat kebangkitan, orang percaya yang dibangkitkan dalam kemuliaan (Yohanes
5:28-29) akan diakui dan dibebaskan dari segala tuduhan di hadapan semua
orang pada hari penghakiman (Matius
10:23; Matius 25:23), dan akan diberikan kebahagiaan yang sempurna dalam
menikmati Allah (1 Yohanes 3:2; 1 Korintus 13:12) secara penuh dalam kekekalan
(1 Tesalonika 4:17).
39.
Kewajiban
apa yang dituntut Allah dari manusia?
Kewajiban
yang dituntut Allah dari manusia adalah ketaatan kepada kehendak-Nya yang
dinyatakan (Mikha 6:8)
40.
Apakah
yang pertama kali Allah nyatakan kepada manusia untuk menjadi kaidah bagi
ketaatannya?
Yang
pertama kali Allah nyatakan kepada
manusia untuk menjadi kaidah bagi ketaatannya adalah hukum moral (Roma 2:14-15)
41.
Di
manakah hukum moral terungkap secara ringkas?
Hukum
moral terangkum secara ringkas dalam sepuluh perintah (Keluaran 31:18)
42.
Apa inti
dari sepuluh perintah?
Inti
dari sepuluh perintah adalah mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati
kita, dengan segenap jiwa kita, dengan segenap kekuatan kita, dengan segenap
akal budi kita, dan mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri (Matius
22:37-40).
43.
Apa
bunyi kalimat pembukaan dari sepuluh perintah?
Kalimat
pembukaan dari sepuluh perintah berbunyi: Akulah Tuhan Alllahmu yang membawa
engkau keluar dari Tanah Mesir, dari tempat perbudakan (Keluaran 20:2).
44.
Apa yang
diajarkan oleh kalimat pembukaan dari sepuluh perintah kepada kita?
Kalimat
pembukaan dari sepuluh perintah mengajarkan kita bahwa Allah adalah Tuhan,
Allah kita, penebus kita, maka kita harus melakukan semua perintah-Nya (Yosua
24:18; 1 Korintus 6:20).
45.
Apa
bunyi perintah pertama?
Perintah
pertama berbunyi, “Jangan aada padamu Allah lain di hadapan-Ku” (Keluaran
20:3).
46.
Apa yang
dituntut dalam perintah pertama?
Perintah pertama menuntut kita untuk mengenal (1 Tawarikh
28:9) dan mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang benar, bahwa Ia
adalah Allah kita (Ulangan 26:17), dan untuk menyembah dan memuliakan Dia
seturut dengan hal itu (Matius 4:10).
47.
Apa yang
dilarang dalam perintah pertama?
Perintah
pertama melarang penyangkalan terhadap Allah (Mazmur 14:1), atau tidak
menyembah dan memuliakann Allah yang benar sebagai Allah (Roma 1:21), dan sebagai
Allah kita (Mazmur 81:12), dan melarang kita untuk memberikan penyembahan dan
kemuliaan yang menjadi hak Allah itu kepada yang lain (Roma 1:25).
48.
Apa yang
secara khusus diajarkan kepada kita melalui kata-kata-kata “di hadapan-Ku” dalam perintah pertama?
Kata-kata
“di hadapan-Ku” dalam perintang pertama mengajarkan kita bahwa Allah, yang
melihat segala sesuatu (Ibrani 4:13), memperhatikan dan sangat tidak berkenan
dengan dosa memiliki “allah” lain apapun Ulangan 32:16 ().
49.
Apa
bunyi perintah kedua?
Perintah
kedua berbunyi, “jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam
air di bawah bumi. Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi
Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang
mengasihi Aku dan berpegang pada perintah-perintah-Ku” (Keluaran 20:4-6).
50.
Apa yang
dituntut dalam perintah kedua?
Perintah
kedua menuntut kita agar menerima, menaati (Matius 28:20), dan memelihara
kemurnian dan keutuhan dari ibadah dan pranata agamawi, seperti yang telah Allah
tetapkan di dalam Firman-Nya (Ulangan 12:32).
51.
Apa yang
dilarang dalam perintah kedua?
Perintah
kedua melarang kita menyembah Allah dengan memakai patung atau gambar (Ulangan
4:15-16), atau menyembah dengan cara lain apa pun yang tidak ditetapkan Allah dalam Firman-Nya
(Ulangan 12:32).
52.
Alasan apa yang
dicantumkan dalam perintah kedua?
Alasan yang
dicantumkan dalam perintah kedua adalah kedaulatan Allah atas kita (Mazmur
95:6), hak kepemilikan-Nya atas kita (Mazmur 45:12), dan keseriusan-Nya untuk disembah
dengan cara yang benar (Keluaran 34:13-14).
53.
Apa bunyi perintah
ketiga?
Perintah ketiga
berbunyi, “Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan
akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan semabarangan.”
54.
Apa yang dituntut
dalam perintah ketiga?
Perintah ketiga
menuntut kita untuk memakai nama (mazmur 29:2), gelar (Mazmur 68:5), atribut
(Wahyu 15:4), ketetapan, firman (Mazmur 138:2), dan karya (Ayub 36:24) Allah dengan kudus dan penuh hormat.
55.
Apa yang dilarang
dalam perintah ketiga?
Perintah ketiga
melarang semua pencemaran atau penyalahgunaan terhadap hal apapun yang allah
gunakan untuk memperkenalkan diri (Maleakhi 1:6,7; 3:14).
56.
Alasan apa yang
dicantumkan dalam perintah ketiga?
Alasan yang
dicantumkan adalah bagaimanapun pelanggaran perintah ini bisa luput dari
hukuman manusia, namun Tuhan Allah kita, tidak akan membiarkan mereka lolos
dari penghakiman-Nya yang benar dan adil (Ulangan 28:58-59).
57.
Apa bunyi perintah
keempat?
Perintah keempat
berbunyi, “Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat; enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari sabat
Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekeerjaan, engkau atau anakmu
laku-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam
hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari sabat dan
menguduskannya.”
58.
Apa yang dituntut
dalam perintah keempat?
Perintah
keempat menuntut dikuduskannya bagi Allah waktu-waktu sebagaimana yang telai Ia
tetapkan di dalam Fiman-Nya, yaitu satu hari penuh di dalam tujuh hari, sebagai
hari sabat yang dikuduskan bagi diri-Nya (keluaran 20:8-11).
59.
Hari
manakah dari ketujuh hari, yang telah ditetapkan sebagai hari sabat?
Dalam permulaan penciptaan dunia hingga kebangkitan Kristus, Allah telah
menetapkan hari ketujuh sebgai hari sabat (kejadian 2:2-3); dan sejak
kebangkitan Kristus hingga akhir zaman, hari pertama dari seminggu adalah
sebagai hari sabat Kristen (1 Korintus 16:2; Kisah para rasul 20:7).
60.
Dengan
cara bagaimanakah hari sabat harus dikuduskan?
Hari sabat dikuduskan dengan istirahat yang kudus sepanjang hari itu, yaitu
dengan menghentikan berbagai pekerjaan dan reaksi duniawi yang boleh dilakukan
pada hari-hari lain (Imamat 23:3); dengan menghabiskan seluruh waktu untuk
melakukan ibadah secara bersama-sama maupun secara pribadi (Keluaran 16:25-28;
Nehemia 13:15-22), kecuali keterlibatan dalam pekerjaan-pekerjaan yang
merupakan keharusan, dan yang menyatakan kemurahan (Matius 12:1-13).
61.
Apakah
yang dilarang oleh perintah keempat?
Perintah keempat melarang kita mengabaikan atau melaksanakan secara sembarangan
berbagai kewajibhan yang dituntut dari kita (Matius 1:13), mencemarkan hari
Tuhan dengan malas-malasan, atau dengan melakukan hal-hal yang berdosa
(Yehezkiel 23:38), atau dengan pikiran-pikiran, kata-kata, atau
pekerjaan-pekerjaan yag tidak penting, berkenaan dengan pekerjaan atau rekreasi
kita (Yesaya 58:13).
62.
Apakah
alasan bagi perintah keempat ini?
Alasan yang diberikan dalam perintah keempat adalah, Allah sudah memberikan
kepada kita enam hari dalam seminggu untuk melakukan pekerjaan kita sendiri
(Keluaran 31:15-16), Ia menuntut hari ketujug sebagai milik-Nya yang khusus
(Imamat 23:3), Ia memberikan teladan-Nya (keluaran 31:17), dan memberkati hari
sabat tersebut (Kejadian 2:3).
63.
Apa
bunyi perintah kelima?
Perintah kelima berbunyi, “Horma0tilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah
yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.”
64.
Apakah
yang dituntut dalam perintah kelima?
Perintah kelima menuntut kita memelihara sikap hormat,
dan menunaikan kewajiban terhadap setiap orang, menurut kedudukan dan relasi
mereka dengan kita, baik sebagai atasan (Efesus 5:22; Efesus 6:1;roma 13:1),
bawahan (Efesus 6:9), ataupun yang sederajat dengan kita (Roma 12:10).
65.
Apakah yang
dilarang dalam perintah kelima?
Perintah
kelima melarang kita melalaikan atau melakukan apapun yang bertentangan dengan
sikap menyatakan hormat dan kewajiban yang harus kita berikan kepada setiap
orang, menurut kedudukan dan relasi kita dengan mereka (Roma 13:7).
66.
Apakah alasan yang
dicantumkan dalam perintah kelima?
Alasan
yang dicantumkan dalam perintah kelima adalah janji umur panjang dan kemakmuran
(sejauh hal itu demi melayani kemuliaan Allah dam kebaikan mereka sendiri) bagi
semua orang yang menjalankan perintah ini (Efesus 6:2).
67.
Apa bunyi perintah
keenam?
Perintah
keenam berbunyi, “Jangan membunuh!”(Keluaran 20:13)
68.
Apa yang dituntut
dalam perintah keenam?
Perintah
keenam menuntut kita untuk melakukan segala usaha yang dibenarkan untuk
memelihara kehidupan kita (Efesus 5:28-29) dan kehidupan orang lain (Mazmur
82:3-4).
69.
Apa yang dilarang
dalam perintah keenam?
Perintah
keenam melarang kita untuk mengambil nyawa kita sendiri (Kisah Para Rasul
16:28) ataupun nyawa sesame kita secara tidak adil (Kejadian 9:6), atau
melakukan perbuatan apapun yang mempunyai kecenderungan demikian (Amsal
24:11-12).
70.
Bagaimanakah bunyi
perintah ketujuh?
Perintah
ketujuh berbunyi, “Jangan berzinah!” (Keluaran 20:14)
71.
Apakah yang
dituntut dalam perintah ketujuh?
Perintah
ketujuh menuntut agar kita memelihara kesucian diri kita sendiri (2 Timotius
2:22) dan sesama kita (1 Petrus 3:2), baik dalam hati (Matius 5:28), perkataan
(Kolose 4:6), dan tingkah laku (1 Petrus 3:2).
72.
Apakah yang
dilarng dalam peritah ketujuh?
Perintah
ketujuh melarang semua pemikiran (matius 5:28), perkataan (Efesus 5:4) dan
perbuatan (Efesus 5:3) yang tidak suci.
73.
Apakah bunyi
perintah ke delapan?
Perintah kedelapan berbunyi,
“Jangan mencuri!.
74.
Apa yang dituntut
dalam perintah kedelapan?
Perintah kedelapan menuntut
kita melakukan dengan cara yang dibenarkan dalam memperoleh dan memajukan
kekayaan dan milik lahiriah kita (Roma 12:17; Amsal 27:23) dan orang lain
(Imamat 25:35; Filipi 2:4).
75.
Apa yang dilarang
dalam perintah kedelapan?
Perintah kedelapan melarang
perbuatan apapun yang merampas atau secara tidak adil dapat mengganggu kekayaan atau hak milik lahiriah kita (1 Timotius 5:8)
ataupun sesame kita (Efesus 4:28).
76.
Apa bunyi perintah
kesembilan?
Perintah kesembilan berbunyi,
“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu!”(Keluaran 20:16)
77.
Apa yang dituntut
dalam perintah kesembilan?
Perintah kesembilan menuntut
kita untuk memelihara dan memajukan kebenaran di antara sesama manusia (Zakaria
8:16), serta nama baik kita sendiri (1 Petrus 3:16) maupun nama baik sesama
kita (3 Yohanes 12), khususnya dalam memberikan kesaksian (Amsal 14:5).
78.
Apa yang dilarang
dalam perintah kesembilan?
Perintah kesembilan melarang
segala sesuatu yang merupakan kebenaran (Roma 3:13), merusak nama baik kita
sendiri (Ayub 27:5) ataupun nama baik sesama kita (Mazmur 15:3)..
79.
Apakahkah bunyi
perintah kesepuluh?
Perintah kesepuluh berbunyi,
“Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun
yang dipunyai sesamamu!” (Keluaran 20:17)
80.
Apakah yang dituntut
dalam perintah kesepuluh?
Perintah kesepuluh menuntut
agar kita puas sepenuhnya dengan kondisi kita (Ibrani 13:5), serta memiliki
sikap yang benar dan penuh kasih terhadap sesama kita, dan segala milik
kepunyaannya (Roma 12:15; 1 Korintus 10:24).
81.
Apakah yang
dilarang dalam perintah kesepuluh?
Perintah
kesepuluh melarang ketidakpuasan atas apa yang kita miliki (1 Korintus 10:10),
iri hati atau kesal atas kebaikan yang dialami sesama kita (Yakobus 3:16) dan
semua dorongan hati serta perasaan yang tidak pantas terhadap apa yang
dimilikinya (1 Petrus 2:1).
82.
Adakah orang yang
sanggup menjalankan perintah-perintah Allah dengan sempurna?
Sejak
kejatuhan manusia ke dalam dosa, tidak ada manusia biasa yang mampu secara
sempurna menjalankan perintah-perintah Allah dalam kehidupan ini (Keluaran
20:13;Pengkhotbah 7:20), sebaliknya setiap hari manusia melanggarnya dalam
pikirannya (Kejadian 8:21), perkataan (Yakobus 3:8), dan perbuatan (Yakobus
3:2) mereka.
83.
Apakah semua
pelanggaran hokum sama kejinya?
Sebagian
dosa, pada dirinya, dan oleh karena adanya factor-farktor yang memberatkan,
lebih keji dalam pandangan Allah dibandingkan dengan dosa yang lain (Yohanes
19:11).
84.
Apakah yang patut
diterima oleh setiap dosa?
Setiap
dosa patut menerima murka dan kutuk Allah, baik dalam kehidu[an sekarang ini,
maupun dalam kehidupan yang akan datang (Galatia 3:10; Matius 25:41).
85.
Apakah yang
dituntut Allah dari kita, agar kita boleh dilepaskan dari murka dan kutuk-Nya
yang layak menimpa kita karena dosa?
Agar
terlepas dari murka dan kutuk Allah yang layak menimpa kita karena dosa, Allah
menuntut dari kita iman dalam Yesus Kristus, pertobatan yang memimpin kepada
kehidupan (Kisah para rasul 20:21), dan dengan tekun memakai semua sarana
eksternal yang Kristus pakai untuk mengkomunikasikan berkat-berkat
penebusan-Nya kepada kita (2 Petrus 1:10).
86.
Apakah
yang dimaksud dengan iman di dalam Yesus Kristus?
Iman di dalam Yesus Kristus adalah anugerah yang menyelamatkan (Efesus
2:8), yang dengannya kita menerima Dia dan bersandar hanya kepada-Nya untuk
keselamatan ketika Ia ditawarkan kepada kita di dalam injil (Yohanes 1:12;
Galatia 2:16)..
87.
Apakah
yang dimaksud dengan pertobatan yang memimpin kepada hidup?
Pertobatan yang memimpin kepada hidup adalah anugerah
yang menyelamatkan (Kisah Para Rasul 11:18), yang dengannya seorang berdosa,
oleh suatu kesadaran akan dosanya, dan pemahaman akan belas kasihan Allah di
dalam Kristus (Kisah Para Rasul
2:37-38), dengan kesedihan dan kebencian yang sungguh-sungguh terhadap dosa,
berpaling dari dosa lkepada Allah (Yehezkiel 36:31) dan dengan ketetapan hati,
serta usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai ketaatan yang baru (2 Korintus
7:11).
88.
Apakah
sarana-sarana lahiriah yang Kristus pakai untuk mengomunikasikan kepada kita
berkat-berkat penebusan-Nya?
Sarana-sarana
lahiriah dan biasa, yang Kristus pakai untuk mengomunikasikan berkat-berkat
penebusan-Nya kepada kita adalah ketetapan-ketetapan-Nya (Matius 28:20),
khususnya Firman, sakramen, dan doa (Kisah Para Rasul 2:42, semuanya itu harus
dijadikan efektif bagi keselamatan umat pilihan-Nya (1 Korintus 3:6).
89.
Bagaimanakah
Firman menjadi Sarana Keselamatan yang efektif?
Roh
Kudus menjadikan pembacaan firman, dan khususnya pemberitaannya, sebagai sarana
yang efektif untuk meyakinkan dan mempertobatkan orang-orang berdosa (Mazmur
19:8), dan untuk menumbuhkan mereka dalam kekudusan dan penghiburan (Kisah Para
Rasul 20:32), melalui iman yang membawa kepada keselamatan (Roma 1:16).
90.
Bagaimanakah
firman seharusnya dibaca dan didengaar, agar dapat menjadi sarana yang efektif
bagi keselamatan?
Agar
firman dapat menjadi sarana yang efektif bagi keselamatan, kita harus
memperhatikannya dengan tekun (Amsal 8:34), kesiapan hati (1 Petrus 2:2), dan
doa (Mazmur 119:18), menerima dengan imanIbrani 4:2) dan kasih2 Tesalonika
2:10), menyimpannya dalam hati (Mazmur 119:11), dan melakukan dalam hidup kita
(Yakobus 1:25).
91.
Bagaimanakah
sakramen dapat menjadi sarana keselamatan yang efektif?
Sakramen
menjadi sarana yang efektif, bukan karena adanya kuasa khusus di dalamnya,
ataupun dalam diri orang yang melayankannya (1 Korintus 3:7), tetapi
semata-mata oleh anugerah Kristus, dan karya Roh Kudus di dalam diri mereka
yang menerimannya dengan iman (1 Petrus 3:21).
92.
Apakah sakramen
itu?
Sakramen
adalah suatu ketetapan kudus yang ditetapkan oleh Kristus, di mana melalui
tanda-tanda yang kelihatan, Kristus dan berkat-berkat dari kovenan yang baru
dilambangkan (1 Korintus 11:26), dimeteraikan, dan diaplikasikan kepada
orang-orang percaya (Roma 4:11).
93.
Apa sajakah
sakramen-sakramen perjanjian baru itu?
Sakramen-sakramen
perjanjian baru adalah baptisan (Matius 28:19) dan perjamuan kudus (1 Korintus
11:23).
94.
Apakah baptisan
itu?
Baptisan merupakan
suatu sakramen yang di dalamnya pembasuhan dengan air di dalam nama Bapa, Anak
dan Roh Kudus (Matius 28:19), menandakan dan memateraikan persatuan kita dengan
Kristus, kita berbagian dalam berkat-berkat kovenan anugerah, dan ikrar kita
untuk menjadi milik Tuhan (Galatia 3:27; Roma 6:4)
95.
Untuk Siapakah
baptisan dilayankan?
Baptisan tidak
dilayankan untuk siapapun yang berada di luar gereja yang kelihatan, sampai
mereka menyatakan iman mereka kepada Kristus dan ketaatan kepada-Nya (Kisah
Para Rasul 8:36-37), tetapi anak-anak anggota gereja yang kelihatan harus
dibaptis (Kisah Para Rasul 2:39; Kejadian 17:10; Kolose 2:11-12; 1 Korintus
7:14)
96.
Apakah perjamuan
Kudus itu?
Perjamuan kudus
adalah suatu sakramen, di mana dengan member dan menerima roti dan anggur
sesuai dengan ketetapan Kristus, kematian-Nya diberitakan (Lukas 22:19-20); dan
orang-orang yang menerimanya dengan cara yang layak, bukan secara jasmaniah
atau kedagingan, melainkan melalui iman, dijadikan berbagian di dalam tubuh dan
darah-Nya, dengan semua berkat-berlat daro-Nya. Dengan demikian mereka
mendapatkan makanan rohani dan bertumbuh dalam anugerah (1 Korisntus 10:16).
97.
Apakah yang
dituntut untuk dapat menerima Perjamuan Kudus dengan cara yang layak?
Yang dituntut dari
mereka yang akan berbagian dalam Perjamuan Kudus dengan cara yang layak adalah
agar mereka menguji apakah mereka mengakui tubuh Kristus (1 Korisntus 11:28),
apakah iman mereka berakar di dalam Dia (2 Korintus 13:5), apakah mereka
memiliki pertobatan (1 Korintsu 11:31), kasih (1 Korintus 14:1), dan ketaatan
yang baru (1 Korintus 5:8); supaya jangan sampai, dengan cara yang tidak layak,
mereka makan dan minum untuk mendatangkan hukuman bagi diri mereka sendiri (1
Korintus 11:27).
98.
Apakah doa itu?
Doa adalah
mempersembahkan kepada Allah keinginan-keinginan kita (Mazmur 62:9) akan
hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya (Roma 8:27), di dalam nama Kristus (Yohanes
16:23), serta mengakui dosa-dosa kita (Daniel 9:4), dan dengan penuh syukur
mengakui segala belas kasihan-Nya (Filipi 4:6).
99.
Kaidah apakah yang
telah Allah berikan untuk menuntun kita dalam doa?
Seluruh Firman
Allah berguna untuk menuntun kita dalam doa (1 Yohanes 5:14); tetapi kaidah
penuntun yang khusus adalah rumusan doa yang Kristus ajarkan kepada
murid-murid-Nya, yang umumnya disebut Doa Bapa Kami (Matius 6:9).
100.
Apakah yang
diajarkan oleh kalimat pembukaan dari Doa Bapa Kami?
Kalimat pembukaan dari
Doa Bapa Kami (yaitu, Bapa kami yang di Sorga), mengajar kita untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan segala penghormatan dan keberanian kudus (Efesus
3:12), bagaikan seorang anak yang datang kepada seorang ayah (Roma 8:15), yang
sanggup dan siap untuk menolong kita (Efesus 3:20;Matius 7:11); dan bahwa kita
harus berdoa bersama dan bagi sesama kita (Efesus 6:18).
101.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan pertama?
Dalam permohonan
pertama (yaitu, Dikuduskanlah nama-Mu), kita berdoa agar Allah memampukan kita
dan sesama kita untuk memuliakan Dia dalam segala hal yang Ia pakai untuk
menyatakan diri-Nya (Mazmur 67:2-4); agar Ia mengatur segala sesuatu bagi
kemuliaan-Nya sendiri (Roma 11:36).
102.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan kedua?
Dalam permohonan
kedua (yaitu, Datanglah kerajaan-Mu), kita berdoa agar kerajaan iblis
dihancurkan (Mazmur 68:2), agar kerajaan anugerah dapat dimajukan (Mazmur
72:11), agar diri kita maupun orang lain dibawa masuk dan dipelihara di
dalamnya (2 Tesalonika 3:1), dan agar kerajaan kemuliaan dipercepat
kedatangannya (Wahyu 22L20).
103.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan ketiga?
Dalam permohonan
ketiga (yaitu, Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga), kita berdoa agar Allah
oleh anugerah-Nya, menjadikan kita mampu dan rela untuk mengetahui, menaati
(Filipi 2:13;Mazmur 119:18), dan tunduk kepada kehendak-Nya di dalam segala hal
(Matius 26:42:Kisah Para Rasul 21:14; Ayub 1: 21), sebagaimana yang dilakukan
oleh para malaikat sorga (Mazmur 103:20).
104.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan keempat?
Dalam permohonan
keempat (yaitu, berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya), kita
berdoa agar dari anugerah Allah yang Cuma-Cuma kita dapat memperoleh suatu
bagian yang secukupnya dari hal-hal yang baik dalam kehidupan ini (Amsal 30:8),
dan menikmati berkat-berkat-Nya beserta semuanya itu (Mazmur 90:17).
105.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan kelima?
Dalam permohonan
kelima (yaitu, dan ampunila kami akan kesalahan kami, seperti kami juga
mengampuni orang yang bersalah kepada kami), kita berdoa agar kiranya Allah,
oleh karena Kristus, berkenan mengampuni segala dosa kita (Efesus 1:7; Kisah
Para Rasul 2:38), kita lebih berani memohonkan hal ini karena oleh anugerah-Nya,
kita dimampukan untuk dengan hati yang tulus mengampuni orang lain (Matius
6:14; 18:23-35).
106.
Apakah yang kita
doakan dalam permohonan keenam?
Dalam permohonan
keenam, (yaitu, Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami daripada yang jahat), kita berdoa agar Allah menjaga kita agar
tidak dicobai untuk berbuat dosa (Matius 26:41; Mazmur 19:13-14), atau menopang
dan melepaskan kita ketika kita dicobai (Mazmur 51:12; 51:14)
107.
Apakah yang
diajarkan oleh kalimat penutup Doa Bapa kami?
Kalimat
penutup dalam Doa Bapa Kami (yaitu, Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan
kuasa sampai selama-lamanya. Amin), mengajarkan kita untuk mendapatkan
keberanian untuk berdoa hanya dari Allah (Daniel 9:18-19), dan agar di dalam
doa-doa kita, kita memuji Dia, mengakui bahwa kerajaan, kuasa, dan kemuliaan
adalah milik-Nya (1 Tawarikh 29:11; 29:13), dan dalam kesaksian tentang
kerinduan serta keyakinan kita untuk didengarkan, maka kita mengatakan, Amin
(Wahyu 22:20).
Langganan:
Postingan (Atom)