Buku Kepemimpinan Kristen
1.
Membangkitkan
Kepemimpinan Dalam Diri Anda (Awakenthe Leader Wihtin)
oleh Bill Perkins (248 hal.)
Dalam buku ini
menjelaskan tentang bagaimana setiap pembaca membangkitkan kepemimpinan yang
ada dalam dirinya melalui teladan dari Yesus Kristus. Belajar memimpin dalam
buku ini dikatakan sama seperti belajar menguasai sebuah alat musik di mana ada
kord-kord, ada nada-nada dasarnyayang harus dipelajari, dilatih dan dikuasai.
Dan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif , itu sangat membutuhkan kerja
keras dan kemauan yang sungguh-sungguh.
Buku ini dituliskan
bagi kaum wanita dan pria yang ingin memimpin seperti Yesus. Semua tehnik dan
strategi yang dipakai seseorang yang ingin menjadi pemimpin belajar dari tehnik
dan strategi Yesus Kristus. Yang Dia pakai bukanlah dengan merekrut orang-orang
hebat, tetapi menularkan kebaikan karakter dan keterampilan kepada tim-Nya yang
nantinya akan menjadi pemimpin. Yesus Kristus memimpin dengan kejujuran, vizi,
pengorbanan, dan cinta. Dan Dia menunjukkan kepada tim-Nya bagaimana memimpin
yang efektif, dan mendorong setiap tim-Nya juga untuk dapat menjadi teladan dan
mernulaarkan kepemimpinan itu kepada orang lain yang melihat kepemimpinan
mereka.
Seorang pemimpin itu
memiliki integritas. Integritas yang dimaksudkan adalah seperti Yesus Kristus
dikatakan bahwa Dia tidak berubah dahulu, sekarang dan semalanya. Dari kata ini
dikatakan bahawa Yesus Kristus tidak berubah dan dari kata inilah dapat kita
ketahui bahwa Dia berintegritas. Di mana kata ini menunjukkan pada seseorang
yang utuh atau komplit. Seorang yang berintegritas tidak seperti gejolak iklim
yang berubah arah setiap kali terjadi gejolak sosial. Melalui hal ini kita bisa
melihat seorang pemimpin yang berintegritas tidak berpura-pura atau tidak
memakai topeng melainkan itulah kenyataannya. Tetapi bukan berarti seorang
pemimpin itu makhluk sempurna, pasti tidak melainkan ketika mereka memiliki
kelemahan-kelemahan, mereka menyadari kelemahan-kelemahannya dan tidak ingin
membuat orang lain meyakini bahwa mereka tidak memiliki kekurangan pribadi.
Seorang pemimpin itu memiliki integritas secara konsisten menjalankan etika dan
mereka tidak takut jika ada pemeriksaan.
Seorang pemimpin yang
bijaksana memimpin dengan tidak memakai topeng, berpegang pada etika moral
tertinggi dan selalu menjalani hidup berdasarkan itu. Yesus sendiri tidak
mencari pemimpin itu yang senpurna tetapi yang Dia cari adalah pria dan wanita
yang memegang teguh etika yang tinggi serta ingin menerapkan dalam hidup
mereka. Seorang pemimpin adalah seorang
yang bervisi yang berani melepaskan potensinya. Ada beberapa prinsip seorang
pemimpin yyang bervisi yaitu seorang pemimpin yang bervisi adalah pembangun
kapal bukan pengelola pelayaran, pemimpin yang bervisi mengetahui nilai-nilai
dasar mereka dan memiliki sebuah visi yang menyatakan semuanya itu, pemimpin
yang bervisi mengetahui tujuan perjalanan mereka dan memiliki visi yang
menyatakan hal itu, dan pemimpin yang bervisi memilii visi yang jelas dan
mengguncang.
Seorang pemimpin
memusarkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai bukan pada ketakutan yang
ada pada diri mereka. Ketakutan yang mereka miliki dikalahkan dengan persiapan
yang berpusatkan pada Yesus Kristus. Dan ketika menghadapi kegagalan, pemimpin
tidak mengalami kekecewaan yang berlarut-larut tetapi kegagalan itu menjadi
benih kesuksesan. Setiap pemimpin menyadari dan mengalami kehadiran Yesus
Kristus dalam kepemimpinannya.ketika seorang pemimpin merasakan kehadiran Tuhan
dalam kepemimpinannya maka dia memimpin dengan takut akan Tuhan dan akan
menomorsatukan hubu8ngannya dengan Tuhan. Ketika mengahadi ketakutan, pemimpin
menyadari kehadiran Tuhan di mana Tuhan selalu bersama dengan mereka. Ketika
seorang pemimpin ingin menjadi pemipin yang autentik semuanya itu dapat
dilakukan dengan melihat itu semua keautentikan yang dia lakukan itu untuk
Tuhan.
2.
The
Four Powers Of Leadership (Empat Kekuatan
Kepemimpinan), oleh
David T. Kyle (369 hal.)
Memimpin terutama bukan
mengenai melakukan sesuatu melainkan mengenai menjadi sesuatu. Pengembangan
kepemimpinan menyangkut menyadari kekuatan yang ada dalam diri sendiri dan
kekuatan yang diperoleh dalam posisi yang dipegang seseorang. Hal ini berkaitan
dengan itegritas seseorang. Dalam kehidupan ini juga banyak pemimpin yang
menyembunyikan rasa takut dan kekurangan mereka untuk membuat mereka tampak
lebih kompeten, berbaka, berpengatahuan luas, atau mampu ketimbang keadaan
mereka yang sebenarnya.
Pemimpin yang sukses
melakukan pilihan secara sadar untuk secara terus-menerus mengembangkan
sifat-sifat kepribadian positif dan bakat yang mereka miliki. Pemimpin yang
bijaksana mengembangkan kapasitas mereka untuk mengamati dan merasakan apa yang
terlewatkan oleh orang lain dalam situasi tertentu. Peran seorang pemimpin
adalah menciptakan konteks bagi orang lain untuk memfokuskan kehendak dan
energi mereka. Pemimpin menciptakan wadah untuk menampung keinginan dan
kekuatan orang lain. Pekerjaan pemimpin aqdalah mengelola ketegangan.
Ada empat kekuatan
sebagai peta untuk pengembangan kepemimpinan, yaitu kehadiran, tekad,
kebijaksanaan dan rasa iba. Tekad adalah arketipe dari seorang prajurit yang
rela berkorban, dan disiplinnya tinggi demi tujuan yang ingin dicapai bersama.
Kebijaksanaan adalah arketipe tukang sulap yaitu untuk menguasai seni dan mampu
mengendalikan diri untuk menggunakan seni itu untuk mengubah situasi. Tekan dan
kebijaksanaan ini dapat diandalkan oleh seorang pemimpin untuk maju dalam
organisasi. Rasa iba adalah kekuatan arketipe artis yaitu menghadapi kesulitan
dalam situasi yang menantang. Rasa iba ini menghangatkan pemimpin. Dan
kehadiran adalah kekuatan arketipe dari kekuasaan atau karakteristik dan ratu
dalam kepemimpinan.
Kekuatan merupakan
penentu utama kepemimpinan. Kekuatan ini memampukan untuk melakukan atau
bertindak secara efektif, kemampuan secara spesifik, mampu untuk dipergunakan,
dan kemampuan untuk menggunakan kendali “wewenang”. Menjadi seorang pemimpin yang luar biasa
memiliki keempat point ini. Di mana kehadiran itu menjadi kekuatan energetik,
dorongan kekuatab yang digunakan oleh pemimpin menciptakan hubungan dengan para
pengikutnya dan memberi arti serta struktur pada organisasi dan proyeknya; karisma,
energi dinamik, sifat inti dan kepribadian sang pemimpin. Tekad merupakan
kemampuan untuk berkorban demi tujuan yang lebih besar dan stia memenuhi
kebutuhan organisasi. Kebijaksanaan merupakan kombinasi keterampilan dan
pengetahuan lewat banyak pengalaman. Rasa iba merupakan inti dari emosi yang
membangkitakan antusias, semangat dan kekuatan lain.
Melalui kedua buku ini
mengajarkan seorang pemimpin yang benar-benar bisa memimpin dengan meneladani
Yesus Kristus memimpin para Murid-Nya. Yesus mengajarkan seorang pemimpin tidak
hanya mengutamakan kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama dan mau
mendengar masalah yang dihadapi oleh anggota timnya dan menyelesaikannhya
dengan bijaksana. Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar