Selasa, 18 Maret 2014

Buku Kepemimpinan Kristen


1.      Membangkitkan Kepemimpinan Dalam Diri Anda (Awakenthe Leader Wihtin) oleh Bill Perkins (248 hal.)
Dalam buku ini menjelaskan tentang bagaimana setiap pembaca membangkitkan kepemimpinan yang ada dalam dirinya melalui teladan dari Yesus Kristus. Belajar memimpin dalam buku ini dikatakan sama seperti belajar menguasai sebuah alat musik di mana ada kord-kord, ada nada-nada dasarnyayang harus dipelajari, dilatih dan dikuasai. Dan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif , itu sangat membutuhkan kerja keras dan kemauan yang sungguh-sungguh.
Buku ini dituliskan bagi kaum wanita dan pria yang ingin memimpin seperti Yesus. Semua tehnik dan strategi yang dipakai seseorang yang ingin menjadi pemimpin belajar dari tehnik dan strategi Yesus Kristus. Yang Dia pakai bukanlah dengan merekrut orang-orang hebat, tetapi menularkan kebaikan karakter dan keterampilan kepada tim-Nya yang nantinya akan menjadi pemimpin. Yesus Kristus memimpin dengan kejujuran, vizi, pengorbanan, dan cinta. Dan Dia menunjukkan kepada tim-Nya bagaimana memimpin yang efektif, dan mendorong setiap tim-Nya juga untuk dapat menjadi teladan dan mernulaarkan kepemimpinan itu kepada orang lain yang melihat kepemimpinan mereka.
Seorang pemimpin itu memiliki integritas. Integritas yang dimaksudkan adalah seperti Yesus Kristus dikatakan bahwa Dia tidak berubah dahulu, sekarang dan semalanya. Dari kata ini dikatakan bahawa Yesus Kristus tidak berubah dan dari kata inilah dapat kita ketahui bahwa Dia berintegritas. Di mana kata ini menunjukkan pada seseorang yang utuh atau komplit. Seorang yang berintegritas tidak seperti gejolak iklim yang berubah arah setiap kali terjadi gejolak sosial. Melalui hal ini kita bisa melihat seorang pemimpin yang berintegritas tidak berpura-pura atau tidak memakai topeng melainkan itulah kenyataannya. Tetapi bukan berarti seorang pemimpin itu makhluk sempurna, pasti tidak melainkan ketika mereka memiliki kelemahan-kelemahan, mereka menyadari kelemahan-kelemahannya dan tidak ingin membuat orang lain meyakini bahwa mereka tidak memiliki kekurangan pribadi. Seorang pemimpin itu memiliki integritas secara konsisten menjalankan etika dan mereka tidak takut jika ada pemeriksaan.
Seorang pemimpin yang bijaksana memimpin dengan tidak memakai topeng, berpegang pada etika moral tertinggi dan selalu menjalani hidup berdasarkan itu. Yesus sendiri tidak mencari pemimpin itu yang senpurna tetapi yang Dia cari adalah pria dan wanita yang memegang teguh etika yang tinggi serta ingin menerapkan dalam hidup mereka.  Seorang pemimpin adalah seorang yang bervisi yang berani melepaskan potensinya. Ada beberapa prinsip seorang pemimpin yyang bervisi yaitu seorang pemimpin yang bervisi adalah pembangun kapal bukan pengelola pelayaran, pemimpin yang bervisi mengetahui nilai-nilai dasar mereka dan memiliki sebuah visi yang menyatakan semuanya itu, pemimpin yang bervisi mengetahui tujuan perjalanan mereka dan memiliki visi yang menyatakan hal itu, dan pemimpin yang bervisi memilii visi yang jelas dan mengguncang.
Seorang pemimpin memusarkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai bukan pada ketakutan yang ada pada diri mereka. Ketakutan yang mereka miliki dikalahkan dengan persiapan yang berpusatkan pada Yesus Kristus. Dan ketika menghadapi kegagalan, pemimpin tidak mengalami kekecewaan yang berlarut-larut tetapi kegagalan itu menjadi benih kesuksesan. Setiap pemimpin menyadari dan mengalami kehadiran Yesus Kristus dalam kepemimpinannya.ketika seorang pemimpin merasakan kehadiran Tuhan dalam kepemimpinannya maka dia memimpin dengan takut akan Tuhan dan akan menomorsatukan hubu8ngannya dengan Tuhan. Ketika mengahadi ketakutan, pemimpin menyadari kehadiran Tuhan di mana Tuhan selalu bersama dengan mereka. Ketika seorang pemimpin ingin menjadi pemipin yang autentik semuanya itu dapat dilakukan dengan melihat itu semua keautentikan yang dia lakukan itu untuk Tuhan.

2.      The Four Powers Of  Leadership (Empat Kekuatan Kepemimpinan), oleh David T. Kyle (369 hal.)
Memimpin terutama bukan mengenai melakukan sesuatu melainkan mengenai menjadi sesuatu. Pengembangan kepemimpinan menyangkut menyadari kekuatan yang ada dalam diri sendiri dan kekuatan yang diperoleh dalam posisi yang dipegang seseorang. Hal ini berkaitan dengan itegritas seseorang. Dalam kehidupan ini juga banyak pemimpin yang menyembunyikan rasa takut dan kekurangan mereka untuk membuat mereka tampak lebih kompeten, berbaka, berpengatahuan luas, atau mampu ketimbang keadaan mereka yang sebenarnya.
Pemimpin yang sukses melakukan pilihan secara sadar untuk secara terus-menerus mengembangkan sifat-sifat kepribadian positif dan bakat yang mereka miliki. Pemimpin yang bijaksana mengembangkan kapasitas mereka untuk mengamati dan merasakan apa yang terlewatkan oleh orang lain dalam situasi tertentu. Peran seorang pemimpin adalah menciptakan konteks bagi orang lain untuk memfokuskan kehendak dan energi mereka. Pemimpin menciptakan wadah untuk menampung keinginan dan kekuatan orang lain. Pekerjaan pemimpin aqdalah mengelola ketegangan.
Ada empat kekuatan sebagai peta untuk pengembangan kepemimpinan, yaitu kehadiran, tekad, kebijaksanaan dan rasa iba. Tekad adalah arketipe dari seorang prajurit yang rela berkorban, dan disiplinnya tinggi demi tujuan yang ingin dicapai bersama. Kebijaksanaan adalah arketipe tukang sulap yaitu untuk menguasai seni dan mampu mengendalikan diri untuk menggunakan seni itu untuk mengubah situasi. Tekan dan kebijaksanaan ini dapat diandalkan oleh seorang pemimpin untuk maju dalam organisasi. Rasa iba adalah kekuatan arketipe artis yaitu menghadapi kesulitan dalam situasi yang menantang. Rasa iba ini menghangatkan pemimpin. Dan kehadiran adalah kekuatan arketipe dari kekuasaan atau karakteristik dan ratu dalam kepemimpinan.
Kekuatan merupakan penentu utama kepemimpinan. Kekuatan ini memampukan untuk melakukan atau bertindak secara efektif, kemampuan secara spesifik, mampu untuk dipergunakan, dan kemampuan untuk menggunakan kendali “wewenang”.  Menjadi seorang pemimpin yang luar biasa memiliki keempat point ini. Di mana kehadiran itu menjadi kekuatan energetik, dorongan kekuatab yang digunakan oleh pemimpin menciptakan hubungan dengan para pengikutnya dan memberi arti serta struktur pada organisasi dan proyeknya; karisma, energi dinamik, sifat inti dan kepribadian sang pemimpin. Tekad merupakan kemampuan untuk berkorban demi tujuan yang lebih besar dan stia memenuhi kebutuhan organisasi. Kebijaksanaan merupakan kombinasi keterampilan dan pengetahuan lewat banyak pengalaman. Rasa iba merupakan inti dari emosi yang membangkitakan antusias, semangat dan kekuatan lain.

Melalui kedua buku ini mengajarkan seorang pemimpin yang benar-benar bisa memimpin dengan meneladani Yesus Kristus memimpin para Murid-Nya. Yesus mengajarkan seorang pemimpin tidak hanya mengutamakan kepentingan sendiri tetapi kepentingan bersama dan mau mendengar masalah yang dihadapi oleh anggota timnya dan menyelesaikannhya dengan bijaksana. Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar