KONTRIBUSI
MAHASISWA KRISTEN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER BANGSA
Laporan Penelitian
Dibuat dan disusun sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia semester ganjil 2010/2011
oleh
DESI FRISKA JULIA SIANTURI/ 1010103
UCE KONTANTIN SIRITUKA/1010108
Program S-1

SEKOLAH
TINGGI TEOLOGI BANDUNG
Bandung,
2010
PRAKATA
P
|
uji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penulisan laporan penelitian ini.
Laporan penelitian yang berjudul “Kontribusi Mahasiswa Kristen
Terhadap Pengembangan Karakter Bangsa” dibuat untuk memenuhi persyaratan
mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia tahun ajaran
2010/2011.
Dalam penulisan laporan penelitian ini,
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, dengan lapang dada dan sikap terbuka
penulis bersedia menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan dari hasil penelitian ini.
Semoga karya ilmuah ini dapat berguna bagi semua pembaca.
Bandung, 30 Desember 2010
Penulis
T
|
ABSTRAK
he writer unbottles the main matter that faced in a nation namely the
development of character. The christian student
university so central in build good character by formed the development or good
nation progress and model.
The writer believe that this material
can help all of us to buildiding a good character in our nation for
materialized a useful nation and valuable in front of human particularly in
front of God Very One. The purpose iof the writing of thids paper is to gets
student university that want to come along to impersonate with in nation
character development especially christian student university,and also the Christian student unuiversity possible
model for ones at vinicity.
Penulis menuangkan pokok masalah yang di
hadapi suatu bangsa yaitu yang terutama adalah masalah perkembangan karakter
bangsa. Mahasiswa Kristen sangat berperan dalam membangun karakter yang baik
demi terwujudnya perkembangan atau kemajuan bangsa yang baik dan terteladan.
Penulis yakin materi ini dapat membantu
kita semua untuk dapat membangun karakter yang baik dalam satu bangsa demi
terwujudnya suatu bangsa yang berguna dan berharga di hadapan manusia terlebih
di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memperoleh mahasiswa yang mau ikut berperan serta dalam pembangunan karakter
bangsa terutama mahasiswa Kristen, dan juga agar masyarakat menngetahui bahwa
mahasiswa Kristen bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.
DAFTAR ISI
PRAKATA
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Latarbelakang Masalah
Rumusan
Masalah
Tujuan Pembahasan
Ruang Lingkup Kajian
Sumber Data
Metode dan Tekhnik Penelitian
Bab II Kajian Teori
Bab III Pembahasan
Memaknai
Peran Dan Fungsi Mahasiswa
Realita
Mahasiswa Indonesia Saat Ini
Mahasiswa
Kristen,Jati Diri Yang Rusak
Bagaimana Seharusnya Peran Mahasiswa
Kristen?
Peran Mahasiswa Kristen Sebagai Agen
Perubahan Dalam Krisis Karakter Bangsa
Bab IV Simpulan Dan Saran
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latarbelakang Masalah
Seiring bertambahnya usia,
seyogianya manusia menjadi lebih tahu apa sebenarnya peran dan bagaimana
bersikap terhadap peran itu. Setidaknya, untuk ukuran manusia yang hakikatnya
adalah makhluk yang memiliki perasaan (sensibility) di samping pikiran (sense)
dan akal (wit), baiknya ajaran Kristiani diaplikasikan, bukan hanya disimpan
dalam hati. Salah satunya, peran mahasiswa Kristen yang patut dicoba adalah
sebagai agen perubahan dalam krisis karakter bangsa. Bangsa bukan kumpulan
sedikit orang, namun puluhan bahkan ratusan juta. Dan, bangsa bukan lagi
sendiri-sendiri, melainkan suatu kesatuan: alam, pemerintah dan rakyat.
Dengar-dengar, karakter bangsa sedang terlanda
krisis. Dengar-dengar jadi sebuah fakta karena banyak sekali kejadian-kejadian
yang terus-menerus menunjukkan adanya krisis karakter simpang siur di
media-media. Dalam probabilitas, siapa sangka krisis karakter ini, mau tidak
mau, salah satunya ternyata disebabkan juga oleh lagi-lagi krisis finansial,
walaupun secara tidak langsung.
Masih hangat dalam ingatan kita jatuhnya rezim
orde baru tahun 1998.Pergerakan ini dimotori oleh mahasiswa,yang merupakan
puncak dari aksi perjuangan mahasiswa di era orde baru.Setelah itu,hampir tidak
ada lagi gerakan mahasiswa seperti ini.Sejak saat itu,mulailah bangsa Indonesia
memasuki masa reformasi.Tetapi bangsa Indonesia tetap saja mengalami berbagai
macam krisis,bahkan bertambah parah.Dari krisis ekonomi,krisis sosial,krisis
kepercayaan,sampai kepada krisis karakter.Keadaan bangsa kita sudah sangat parah.Sedang
kebingungan ke mana akan melangkah. Bangsa ini perlu ada yang memandu,dan
mahasiswa adalah alat yang tepat untuk itu.
Seiring dengan kemajuan teknologi pada zaman
modernisasi ini, banyak masyarakatr Indonesia yang mengalami krisis moral dan
karakter yang buruk. Oleh karena hal ini, mahgasiswa keristen sangat berperan
untuk mengatasi krisis moral dan karakter yang buruk tersebut. Pada masa ini,
mahasiswa Kristen harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang
peran mahasiswa Kristen terhadap perkembangan karakter bangsa. Penulis
mengharapkan yang membaca makalah ini dapat ikut serta dalam pembangunan
karakter bangsa. Jika hal ini tidak dibahas, maka kemungkinan besar mahasiswa
Kristen dan orang lain yang ingin mencari bagaimana peran untuk mengembangkan
karakter bangsa.
1.2.Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini penulis membahas tentang
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.2.1.
Bagaimana
peran mahasiswa Kristen terhadap perkembangan karakter bangsa?
1.2.2.
Apa dasar
mahasiswa Kristen untuk berperan dalam perkembangan karakter bangsa?
1.2.3.
Apakah ada
yang lain yang bisa membantu mahasiswa Kristen dalam perkembangan karakter
bangsa? Siapakah yang dapat membantu mahasiswa Kristen itu?
1.3.Tujuan
Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini, sebagai berikut:
1.3.1
Tujuan umum
penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh mahasiswa yang mau ikut berperan
serta dalam pembangunan karakter bangsa terutama mahasiswa kristen.
1.3.2
Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah untuk agar masyarakat menngetahui bahwa
mahasuiswa Kristen bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.
1.3.3
Tujuan lain
dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas semester bahasa Indonesia
1.4.Ruang
Lingkup Kajian
Dalam makalah ini penulis hanya
membahas sebatas bagaimana peran mahasiswa Kristen dalam pembangunan karakter
bangsa, dan juga bagimana mahasiswa kristen bisa jadi teladan bagi masyarakat
yang ada di sekelilingnya.
1.5.Sumber Data
Penulis
mendapatkan data-data dalam makalah ini dari beberapa buku dan juga melalui
internet. Penulis juga mendapayt informasi melalui apa yang dilihat dan dialami
oklegh masyarakat dan juga para mahasiswa pada zaman sekarang ini di zaman
modernisasi ini.
1.6.Metode dan
Tekhnik Penelitian
Penulis menggunakan beberapa metode dalam pembuatan makalah ini,
yaitu:
·
Wawancara
·
Studi kepustakaan
BAB II
KAJIAN TEORI
Partisipasi penuh dari kaum
intelektual dalam pembangunan dan pembenahan di setiap bidang dalam masyarakat
adalah hal yang mutlak. Sehingga peranan mahasiswa yang diidentikkan sebagai
kaum intelektual tentu sangat penting untuk mengubah bangsa ini melalui seluruh
potensi dan kecerdasan yang dimilikinya. Maka dibutuhkan mahasiswa yang peka
terhadap kondisi bangsa dan tantangan zaman ini serta tergugah untuk memikirkan
solusinya. Kelak merekalah yang harus menjawab tantangan zaman tersebut dengan
menjadi agen-agen pembawa perubahan (agent of change) bagi bangsa secara khusus
dan bagi dunia secara lebih luas.
Eksistensi dari peran ini terus diuji.
Arus zaman yang mengalir deras tanpa bisa dibendung mempengaruhi setiap aspek
kehidupan mahasiswa dan hal ini menjadi tantangan besar bagi terlaksananya
peran tersebut secara maksimal. Apalagi arus ini terus menawarkan hal-hal yang
menggiurkan bagi para mahasiswa termasuk anak-anak Tuhan sehingga mereka
melupakan tugas dan peran mereka yang sesungguhnya. Tidak sedikit anak-anak
Tuhan yang memilih untuk meninggalkan ajaran Alkitab demi mengejar kesenangan
sesaat.
Individualisme
Di dalam lingkup sosial, para
mahasiswa diperhadapkan dengan budaya “semau gue” yang sudah semakin menjamur.
Kepedulian terhadap lingkungan dan sesama sangat rendah. Persaingan untuk
menjadi yang terbaik dan mengejar nilai kuliah membuat mahasiswa lupa bahwa dia
tetaplah makhluk sosial yang hidup bersama orang lain.
Degradasi Moral
Moralitas yang semakin bobrok juga
melanda mahasiswa. Merokok, mengonsumsi narkoba, dan seks bebas sudah bukan hal
yang tabu. Selain itu budaya mencontek, membolos kuliah, titip absen, atau
membayar orang lain untuk mengerjakan skripsi juga sudah sangat lazim. Tidak
heran jika sikap kritis mahasiswa dalam berpikir juga semakin menurun.
Kita tidak bisa membendung arus zaman
yang akan terus mengalir dan mempengaruhi dunia ini dengan ajaran-ajarannya
termasuk di dalam dunia mahasiswa. Alkitab juga telah menuliskan dengan jelas
mengenai keadaan manusia pada akhir zaman. 2Timotius 3:1-5 menguraikan tentang
individualisme, materialisme, hedonisme, dan degradasi moral secara
lugas:“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
Manusia akan mencintai dirinya sendiri (lovers of themselves) dan menjadi hamba
uang (lovers of money). Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan
menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau
berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak
suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih
menuruti hawa nafsu (lovers of pleasure) daripada menuruti Allah (lovers of
God). Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya
mereka memungkiri kekuatannya”. Tidak ada jalan lain bagi mahasiswa selain
terus berusaha dan berjuang melawan arus zaman ini serta bekerja keras untuk tetap
bertahan dan mampu berperan sebagai agent of change.
Agar dapat melawan arus zaman, maka modal yang dimiliki harus mencukupi. Mahasiswa Kristen harus terlibat mempengaruhi zaman ini (menjadi garam dan terang), maka kita jangan hanya memenuhi diri dengan ilmu tapi juga dengan kedewasaan karakter dan spiritualitas yang baik. Relasi yang dekat dengan Tuhan dan berakar kuat di dalam firman-Nya merupakan pondasi kuat untuk melawan filsafat zaman karena itu sumber segala kebenaran haruslah menjadi prioritas. Mahasiswa harus bersandar terus menerus kepada Tuhan di dalam doa serta mau mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ef. 6:10-18). Keterlibatan di dalam organisasi-organisasi Kristen (Persekutuan Mahasiswa Kristen) sebagai wadah untuk bersekutu dan memperlengkapi diri bersama saudara-saudara seiman juga perlu dilakukan. Kerinduan untuk bersekutu harus melebihi kehausan untuk memenuhi keinginan daging. Namun hal yang harus terus direnungkan oleh PMK adalah “Apakah PMK sudah menjadikan dirinya sebagai sarana yang tepat untuk menjawab kebutuhan ini? Apakah setiap program yang dilakukan benar-benar bisa menjadi sarana untuk mempersiapkan mahasiswa Kristen dalam menjawab arus tantangan zaman ini? Ataukah masih sekedar melaksanakan program tanpa arah sebagai warisan dari leluhur? Mari terus berbenah diri, menyongsong zaman yang semakin mengerikan. Mari terus memperlengkapi diri, menjadi agent of change bagi bangsa dan dunia ini.
Agar dapat melawan arus zaman, maka modal yang dimiliki harus mencukupi. Mahasiswa Kristen harus terlibat mempengaruhi zaman ini (menjadi garam dan terang), maka kita jangan hanya memenuhi diri dengan ilmu tapi juga dengan kedewasaan karakter dan spiritualitas yang baik. Relasi yang dekat dengan Tuhan dan berakar kuat di dalam firman-Nya merupakan pondasi kuat untuk melawan filsafat zaman karena itu sumber segala kebenaran haruslah menjadi prioritas. Mahasiswa harus bersandar terus menerus kepada Tuhan di dalam doa serta mau mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ef. 6:10-18). Keterlibatan di dalam organisasi-organisasi Kristen (Persekutuan Mahasiswa Kristen) sebagai wadah untuk bersekutu dan memperlengkapi diri bersama saudara-saudara seiman juga perlu dilakukan. Kerinduan untuk bersekutu harus melebihi kehausan untuk memenuhi keinginan daging. Namun hal yang harus terus direnungkan oleh PMK adalah “Apakah PMK sudah menjadikan dirinya sebagai sarana yang tepat untuk menjawab kebutuhan ini? Apakah setiap program yang dilakukan benar-benar bisa menjadi sarana untuk mempersiapkan mahasiswa Kristen dalam menjawab arus tantangan zaman ini? Ataukah masih sekedar melaksanakan program tanpa arah sebagai warisan dari leluhur? Mari terus berbenah diri, menyongsong zaman yang semakin mengerikan. Mari terus memperlengkapi diri, menjadi agent of change bagi bangsa dan dunia ini.
BAB III PEMBAHASAN
1. MEMAKNAI
PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA
Kita tentu ingat peran mahasiswa pada umumnya
yaitu sebagai Iron Stock,Social Control,Agent of Change,dan Moral Force.
Sebagai Iron Stock,mahasiswa adalah ibarat aset bagi suatu
bangsa.Ibarat cadangan logam (Iron Stock) di suatu negara yang bisa
menjadi tolak ukur kemakmuran suatu negara,demikianlah jumlah mahasiswa yang
unggul baik secara wawasan,moral,karakter,dan skill di suatu negara dapat
menjadi tolak ukur kemajuan SDM suatu Negara.Ini berarti mahasiswa adalah calon
pemimpin bangsa,harapan bangsa;karena nantinya mahasiswa yang harus
menggantikan generasi generasi sebelumnya untuk menduduki posisi posisi
strategis dalam kepemimpinan bangsa
Sebagai pengusung Moral Force mahasiswa
harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka
adalah sebagai kaum intelektual, dimana mereka mengatakan yang benar itu adalah
benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. Mahasiswa juga
dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja.
Hal itu semata-mata karena mereka adalah kader-kader calon pemimpin bangsa di
masa yang akan datang, yang memegang kendali negara di masa depan.
Oleh karena itu mereka berhak untuk melakukan
kontrol sosial. Sebagai kontrol sosial (Social Control), mahasiswa
dapat melakukan peran preventif dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan
ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus
mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada
masyarakat.Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan
karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya
berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan
masyarakat banyak. Sikap kritis itu merupakan wujud kepedulian mereka terhadap
bangsa dan negaranya yang dilakukan dengan ikhlas dan dari hati nurani mereka,
bukan atas keterpaksaan maupun intimidasi dari pihak luar. Segala sesuatu yang
mereka perjuangkan adalah sesuatu yang mereka yakini adalah baik untuk
kehidupan mereka di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Hal tersebut
berlaku dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.Namun
tentunya sikap kritis mahasiswa tidak harus pada isu-isu nasional tapi dapat
juga kritis pada isu-isu lokal seperti pencemaran lingkungan, kebijakan
pemerintah setempat yang dirasa merugikan masyarakat kecil, tindakan
sewenang-wenang pemerintah setempat pada masyarakat kecil, ataupun perihal
lainnya.
Dan akhirnya sebagai Agent of Change,mahasiswa
dituntut sebagai agen yang membawa perubahan pada suatu bangsa Mahasiswa selalu
menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Mahasiswa merupakan suatu elemen
masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa
dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa Roda sejarah demokrasi
selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia,
baik di Timur maupun di Barat. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu
lahir dari pola pikir para mahasiswa. Walaupun zaman terus bergerak dan
berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan
idealisme.Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa,
semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas
keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi
dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus
berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Suara-suara mahasiswa
kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di
masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah
aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.Tidak dapat dipungkiri bila
generasi muda khususnya para mahasiswa, selalu dihadapkan pada permasalahan
global. Setiap ada perubahan, mahasiswa selalu tampil sebagai kekuatan pelopor,
kekuatan moral dan kekuatan pendobrak untuk melahirkan perubahan.
2. REALITA
MAHASISWA INDONESIA SAAT INI
Saat ini dihadapkan pada tantangan pembangunan yang
kian kompleks untuk mengatasi dampak krisis global, sebagaimana dialami pula
oleh bangsa-bangsa lain. Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan
teknologi informasi telah membuktikan bahwa hanya bangsa yang memiliki karakter
kuat dan tangguh yang akan sanggup menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Semua negara, termasuk bangsa Indonesia, mendambakan menjadi bangsa yang kuat
dan tangguh, karena bangsa yang tangguh akan sanggup untuk mengubah berbagai
tantangan menjadi peluang yang menguntungkan bagi kemajuan rakyatnya.Namun, sayangnya perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa
yang tangguh dan mandiri, serta berjiwa pancasilais menemui tembok tebal.
Penyebabnya adalah hilang atau memudarnya ”karakter bangsa” kita
Melihat fenomena meresahkan berupa merebaknya
seks bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa Semakin banyak generasi muda yang
terjerumus dalam pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang. Kesemuanya itu
adalah komplikasi sedikit dari banyak kasus demoralisasi dan dehumanisasi di
negara ini. Bukan hanya di kalangan rakyat biasa, di kalangan elit pemerintahan
pun kita dapat melihat bahwa degradasi karakter terlihat pada sektor
kepemimpinan yang mengalami krisis. Kehidupan berbangsa telah kehilangan tokoh
panutan yang seharusnya mampu mengayomi masyarakat. Konsep demokrasi yang
digembor-gemborkan oleh para pemimpin hanya menghasilkan politisi tamak, rakus,
dan korup. Rasanya wajar jika banyak orang mengatakan banyak pemimpin yang haus
akan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba menjadi penguasa untuk mendapat
fasilitas, uang, dan pengaruh. Kekuasaan dimanfaatkan untuk kepentingan
kelompoknya. Mereka seakan lupa bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan. Korupsi dan godaan duniawi mudah menjerat seluruh elemen
bangsa ini, dari tingkat tertinggi sampai terendah. Kepentingan pribadi dan
golongan akhirnya muncul sebagai pemenangnya, mengalahkan kepentingan bangsa.
Krisis karakter telah mewarnai perjalanan bangsa ini
3. KRISIS
KARAKTER SEBAGAI RESISTEN BAGI KEMAJUAN BANGSA
Krisis karakter telah mengancam persatuan dan
kesatuan yang seharusnya menjadi modal dasar untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang menghargai keberagaman. Jika krisis karakter bangsa Indonesia
tidak segera dibenahi, maka tujuan pembangunan bangsa Indonesia dikhawatirkan
tidak tercapai. Hal itu karena karakter bangsa umumnya bersifat kolektif atau
akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya
Untuk menumbuhkan karakter yang baik perlu
dilakukan pembinaan, dan hal itu sangat erat korelasinya dengan kekuatan yang
dimiliki bangsa dalam menyelenggarakan pembangunan. Karakter positif adalah
energi penggerak utama yang akan mendayagunakan semua modal yang dimiliki suatu
bangsa dalam mencapai cita-cita menyatakan bahwa karakter bangsa sama
pentingnya dengan sumber daya fisik yang dimiliki bangsa itu, untuk mencapai
kemajuan bangsanya . Kita sebagai Mahasiswa Kristen diharapkan sebagai penggerak pemberdayaan
yang populis untuk menyelesaikan degradasi karakter bangsa.
Mahasiswa Kristen dituntut untuk berkiprah di
masyarakat di berbagai bidang. Yang terpenting adalah peranan itu harus
transformatif, yang membawa perubahan dan ditujukan untuk semua golongan
di masyarakat tanpa memandang suku, agama dan sebagainya. saat ini peran
mahasiswa Kristen dan organisasinya dalam upaya membenahi krisis karakter
bangsa belum terlalu terlihat. Generasi muda Kristen, dengan integritasnya
sebaiknya tampil memiliki jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter,
siap menggemakan semangat bangkit dari keterpurukan dan rasa saling menyakiti
antar komponen bangsa, dan siap menjadi pioner gerakan nasionalisme.
Namun apa yang terjadi,kebanyakan mahasiswa
bangsa kita lebih senang berhura-hura, malas berpikir dan berdiskusi, tidak
serius belajar serta terlanjur terjerumus dalam modernisasi yang membuat mereka
menjadi kaum oportunis. Secara tak sadar, para generasi muda dihinggapi dengan
pandangan dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan
bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi
kesulitan.Hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja
jadi lemah.
Mereka adalah manusia yang dididik agar menjadi
intelektual yang kontributif, mampu mamahami permasalahan di sekitarnya,
kemudian menganalisis serta menerapkan solusi masalah tersebut dalam bentuk
nyata. Tapi apa daya,definisi tak selaras dengan implementasi. Mereka belum
mampu membuat harapan bangsa ini menjadi kenyataan yang lebih baik dari
sebelumnya. Kebanyakan mereka tidak memaknai peran yang diemban, posisi di mana
mereka berada, serta fungsinya di mata masyarakat. Hanya lebih menonjolkan
individualisme yang demikian melambung.
Masih ingat dengan mahasiswa Indonesia yang
kerjanya hanya belajar, belajar dan belajar demi IP tinggi dan cepat lulus.
Mahasiswa Indonesia ini umumnya semakin terkena penyakit yang penting studi
saja. Mahasiswa ini, kalau di kampus, paling tahunya cuma jurusannya, lalu
perpustakaan, setelah itu, pulang ke rumah atau tempat kosnya. Mahasiswa
Indonesia kelas ini pikirannya cuma belajar saja, sehingga mereka tidak merasa
perlu untuk membangun diri dengan terlibat di unit kegiatan mahasiswa atau
organisasi yang baik di luar kampus. Bahkan kadang, mahasiswa Indonesia ini
menganggap segala aktifitas di luar kelas itu adalah pemborosan waktu. Dengan
nilai dan IP yang wajar kalau lebih bagus dari nilai atau IP mahasiswa yang
juga aktif berorganisasi, mahasiswa Indonesia ini bahkan bisa menilai mahasiswa
lainnya dari tinggi rendahnya nilai atau IP. Begitu bangganya mereka dengan
prestasi akademik mereka, seolah-olah kesuksesan hidup setelah lulus kuliah
seluruhnya ditentukan oleh angka-angka itu. Tentu lebih baik kalau nilai atau
IP bagus itu diperoleh dengan cara jujur dan menunjukkan penguasaan akan materi
kuliah.Tetapi,kalau angka-angka itu diperoleh dengan cara yang tidak benar,lalu
apa yang sebenarnya patut dibanggakan oleh mahasiswa Indonesia ini?
Di titik ekstrim lainnya ada mahasiswa yang
justru sudah kurang peduli lagi dengan kuliah dan studinya, dan malah fokus
dengan kesibukannya di unit kegiatan mahasiswa atau organisasi di luar kampus.
Hal itu baik kalau apa yang mereka kerjakan itu memang sungguh berguna buat
mereka dan rakyat.Apa jadinya kalau sebenarnya yang mereka kerjakan cuma
menghabiskan waktu dan uang, kumpul kumpul tidak jelas dengan mahasiswa
sejenis, diskusi tanpa arah dan tujuan,lalu main bola, main kartu.Apa arti
semua itu dibandingkan sekian banyak tahun kuliah dan uang yang terbuang,
apalagi kalau akhirnya drop out (DO),lalu apa sebenarnya yang dicari mahasiswa
Indonesia macam ini?
Yang paling parah adalah kejahatan
akademis,sebab sudah merupakan kejahatan melawan hukum. Karena mahasiswa
Indonesia sudah tidak punya hasrat untuk menguasai ilmu yang dipelajarinya,
entah karena alasan apa, dan diperburuk dengan mental cepat lulus dengan IPK
setinggi-tingginya, mahasiswa ini lalu menggunakan berbagai teknik kreatif
untuk menyontek waktu ujian atau mengerjakan tugas. Meski isi kepalanya kosong,
mahasiswa yang menyontek itu tetap tertawa-tawa bangga waktu nilai ujiannya A
atau justru marah ketika dapat nilai jelek.Tindakan pembohongan ini juga
terjadi tidak hanya waktu ujian. Mengapa sering kali tanda tangan di absensi
mahasiswa lebih banyak daripada yang hadir di kelas? Berani titip absen tanpa
perasaan bersalah atau gelisah sudah umum bagi mahasiswa Indonesia.
Tidak hanya itu,banyak sekali aksi kejahatan
sosial di luar kampus yang dilakukan mahasiswa.Berapa banyak mahasiswa yang
jadi bandar judi dan narkoba?Berapa banyak mahasiswa pemakai narkoba?Berapa
banyak mahasiswa perempuan yang mencari pekerjaan sambilan sebagai ayam
kampus?Dan ternyata banyak penghuni penjara adalah mahasiswa.Bukankah ini semua
bukti dasar bahwa mahasiswa Indonesia sudah kehilangan esensi dan tujuan sejati
dari menjadi mahasiswa dan belajar di perguruan tinggi?
4. MAHASISWA
KRISTEN,JATI DIRI YANG RUSAK
Bagaimana dengan mahasiswa Kristen sendiri?
Keadaannya juga tidak jauh beda dengan mahasiswa pada umumnya Mahasiswa Kristen
pun banyak melakukan tindakan seperti yang disebutkan di atas..Mahasiswa
Kristen juga banyak yang melakukan kejahatan,.Bahkan peran mahasiswa Kristen
sebagai garam dan terang dunia,untuk menerangi dunia yang rusak ini juga tidak
terlihat.Malah terkadang mahasiswa Kristen sendiri melakukan hal yang lebih
parah.Jika kita ingin melihat buktinya,coba kunjungi penjara atau lembaga
pemasyarakatan.Tidak heran,banyak nama nama mahasiswa Kristen yang ada di
dalamnya.Apakah ini yang disebut mahasiswa Kristen?
Bukan hanya itu,terkadang mahasiswa Kristen juga
terpengaruh sikap yang tidak terpuji,seperti hedonisme,apatisme dan
eksklusivisme.Berapa banyak kita lihat di kampus mahasiswa Kristen yang hanya
mau bergaul dengan sesama Kristen,bahkan terkadang hanya ada yang mau bergaul
dengan teman gerejanya saja.Nampaknya Pemuda dan mahasiswa Kristen di Indonesia
perlu mengubah pandangannya mengenai kemajemukan berbangsa dan bernegara guna
menghilangkan sikap eksklusivisme di tengah kehidupan masyarakat
5. BAGAIMANA
SEHARUSNYA PERAN MAHASISWA KRISTEN?
Jika kita lihat lagi,akar semua permasalahan
yang ada pada bangsa ini disebabkan karena permasalahan karakter.Karena
itu,karakter mahasiswa Kristen sejati sangat diperlukan.Adalah hal yang
mustahil memisahkan antara kepemimpinan Kristen dengan karakternya, antara
kepemimpinan Kristen dengan kehidupan spiritualitasnya. Ini adalah yang paling
penting bila hendak membangun mahasiswa Kristen yang berhikmat dan berdedikasi
tinggi bagi bangsa, Bangsa ini perlu ditolong terutama dalam membangun
karakternya, dan kita semua harus berperan di dalamnya.
Seorang mahasiswa Kristen seharusnya memiliki
jati diri ganda: warga dunia sekaligus warga surga. Dua jati diri itu tidak
dikotomis, melainkan saling mengisi. Dalam perspektif iman Kristen yang
holistik, mencintai Tuhan menjadi nyata dalam mencintai sesama dan dalam
tingkat berbangsa adalah mencintai negeri. Pertanyaannya, bagaimana seorang
Mahasiswa Kristen mewujudkan cinta akan negeri?Pertama, sudah sewajarnya
mahasiswa Kristen menjadi bagian dari barisan penegak demokrasi dalam masyarakat
yang majemuk bersama dengan komunitas umat lain yang juga memperjuangkan
nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Kedua, berangkat dari keyakinan bahwa
imannya adalah hidup, mahasiswa Kristen ditantang untuk mewujudnyatakan iman
itu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Negeri kita sedang membangun dan mengisi
kemerdekaan. Seyogianya mahasiswa Kristen berperan dalam menentukan sifat dan
arah pembangunan demi tanggung jawab atas masa depan bangsa, diibaratkan
menjadi terang dalam semua bidang, khususnya bidang-bidang yang besar
pengaruhnya atas sifat dan arah pembangunan.Mahasiswa Kristen ditantang untuk
memberi kontribusi dalam membangun etos kerja, mengikis struktur-struktur yang
korup, memerangi kemiskinan, mengurai proses pembodohan dan mencerdaskan
bangsa, membuka jalan kepada dialog peradaban berhadapan dengan globalisasi dan
modernitas..Jadi,pada dasarnya, iman Kristen diharapkan menjembatani
kesenjangan antara agama dan masyarakat.
Selain itu,sebagai mahasiswa Kristen kita dapat
berperan aktif dalam Pelayanan Mahasiswa,karena Pelayanan Mahasiswa adalah
pelayanan yang membentuk karakter pribadi tiap mahasiswa,sehingga mampu
menciptakan kader-kader handal yang dikemudian hari mampu untuk berkarya dan
berbakti dengan integritas yang baik di dalam sistem-sistem birokrasi yang ada
Kalau dulu Allah memanggil Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego –
mahasiswa-mahasiswa Babel saat itu – untuk memberikan pengaruh besar bagi
Babel, tentu bukan tidak mungkin Tuhan sedang mempersiapkan Daniel-Daniel baru,
di abad modern ini, untuk menjadi alat kasih Allah melalui Pelayanan Mahasiswa.
6. PERAN MAHASISWA KRISTEN
SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM KRISIS KARAKTER BANGSA
Krisis karakter bangsa
merupakan sebuah fenomena yang terjadi pada berbagai kalangan dan lapisan
masyarakat. Fenomena yang begitu gencar terdengar dan diberitakan melalui
hampir seluruh media massa merambah hampir keseluruh lapisan masyarakat. Tanpa
perlu melangkah jauh-jauh, perstiwa-peristiwa yang dapat mewakili corak krisis
tersebut pun ada disekitar kita dan begitu dekat.
Krisis karakter bangsa
dapat diartikan sebagai kemerostan karakter bangsa. Acuan yang dipakai untuk
melihat kadar krisis karakter adalah standar yang berasal dari Allah sendiri.
Kondisi karakter yang mengalami krisis adalah ketika kualtias karakter tersebut
sangat merosot karena tidak sesuai dengan standar Allah.
Krisis karakter bangsa secara nyata tercermin
pada karakter para pemimpin bangsa dan negara, misalnya di Amerika, kita
mengenal skandal Water Gate dan perselingkuhan Presiden Clinton; sedangkan
apabila kita memperhatikan perjalanan sejarah kepemimpinan di Indonesia, tampak
sekali bahwa suksesi pucuk pemimpin negara belum dapat berjalan mulus karena
para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat tidak memiliki
karakter positif yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang menjunjung
tinggi nilai – nilai kemasyarakatan dan agama, seperti melakukan korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Lalu, sumbangsi apakah yang dapat kita berikan
sebagai mahasiswa Kristen dalam mendorong terciptanya suatu perubahan dan
pelepasan diri bangsa dari krisis multidemensi ini? Hal apa saja yang perlu
kita persiapkan untuk ambil bagian sebagai agen perubahan? Dan bagaimanakah
langkah – langkah yang harus kita tempuh guna mewujudkan kehidupan karakter
bangsa yang baik dalam segala aspek kehidupan?
Dalam kondisi krisis
seperti yang telah dijabarkan di atas, tidak akan ada satu orang pun yang dapat
mengobati dan memulihkan kondisi krisis tersebut. Tidak ada yang bisa merubah
karakter siapapun dan kondisi apapun. Apalagi memulihkan krisis karakter
bangsa. Ini nampaknya seperti hal yang mustahil, namun sesungguhnya tetap ada
yang harus dikerjakan secara khusus oleh mahasiswa Kristen dalam Bangsa ini.
Mahasiswa Kristen yang dimaksud disini adalah setiap mahasiswa yang telah
mengenal Kristus, dan hidup baru di dalam Nya.
Pertanyaan yang dapat
langsung muncul adalah kenapa mahasiswa? Mahasiswa tak diragukan lagi telah
banyak berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negeri Indonesia pada
umumnya Semboyan ”Student Today, Leader Tomorrow” menunjukkan bahwa mahasiswa
adalah calon pemimpin masa depan yang setelah dipersiapkan di dunia kampus akan
memberi pengaruh positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Kegerakan
yang dapat mahasiswa bawa pun bisa berdampak sangat luas, karena kampus sebagai
tempat mahasiswa menuntut ilmu adalah sebuah tempat yang strategis. Kampus
menjadi gerbang terakhir dalam sebuah jenjang pendidikan formal sangatlah
potensial untuk menjadi tempat memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan
juruselamat, atau yang disebut sebagai penginjilan. Pada zaman ini setiap
pemimpin di bangsa ini akan melewati pintu pendidikan terlebih dahulu. Sehingga
apabila pekabaran injil di dalam kampus diabaikan maka ini akan berakibat
sangat fatal tentunya. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus
dibekali dengan sungguh-sungguh, sehingga ketika mereka terjun ke masyarakat,
mereka membawa pengaruh yang positif.
Peran yang dapat
mahasiswa Kristen emban adalah menjadi terang di tengah bangsa. Bagian alkitab
yang menjadi pokok acuan adalah dalam Filipi 2:12-16: ”… sebagai anak-anak
Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan
yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti
bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku
dapat bermegah pada hari Kristus….”
Bagian ini dengan jelas
menjelaskan bahwa setiap mahasiswa Kristen akan hidup di tengah-tengah angkatan
yang bengkok hati, dan satu panggilan jelas adalah menjadi terang yang
bercahaya dan tetap berpegang pada firman Kehidupan sehingga melalui eksistensi
dan hidup kita orang dapat mengenal siapa Allah yang kita sembah.
Ini mendorong kita untuk
memikirkan bersama langkah-langkah konkrit yang di ambil sebagai mahasiswa
Kristen. Satu bagian Alkitab yang sangat baik untuk dicermati terkait dengan
peran konkrit mahasiswa Kristen sebagai terang di tengah Zaman yang bengkok
hatinya ini terdapat pada bagian Yesaya 49 – 50. Lembaga Alkitab Indonesia
memeberi judul ”Hamba Tuhan sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa”
serta ”Ketaatan hamba Tuhan”.
Pertama, hidup mejadi terang.
Salah satu slogan yang sangat baik adalah ”Lifestyle as an evangelism”.
Bagaimana dengan hidup kita orang-orang dapat mengenal Kristus dan memberitakan
pembebasan atas perhambaat dosa yang mengikat (Yes 49:9) lewat setiap perkataan
dan perbuatan kita (Yes 49:2, 50:4). Menjadi teladanNya yang nyata lewat hidup
sehari-hari.
Kedua, terlibat dalam
kegerakan pelayanan mahasiswa secara aktif. Ini adalah salah satu langkah
strategis, terstruktur, terorganisir dan terkoneksi dengan berbagai kegerakan
pelayanan mahasiswa di seluruh dunia. Menghidupi semangat Penginjilan dan
Pemuridan. Dua hal utama dalam kegerakan pelayanan mahasiswa yang terbukti
telah membawa dampak dalam pembentukan karakter siswa dan mahasiswa yang akan
menjadi agen penerus dan pembaharu bangsa.
Ketiga, memaksimalkan setiap
kesempatan berharga untuk belajar dan berproses di kampus sehingga menjadi
generasi yang unggul di dalam bidang penjurusan masing-masing. Menggumulkan
visi hidup di hadapan Tuhan terkait dengan segala talenta, bakat dan minat yang
sudah Tuhan berikan, dan dipakai untuk menjangkau jiwa dan memberitakan injil
Kristus dalam segala bidang.
Keempat, berani mengambil bagian
dalam kancah politik dan pemerintahan sesuai panggilan hidup pribadi di hadapan
Tuhan. Terus memperbaharui informasi berita pergerakan bangsa dan kekristenan
dan rindu untuk mengambil bagian di dalamnya dan bukan justru anti dan lebih
memilih diam untuk aman. Tapi berani menyatakan kebenaran lewat pemerintah yang
adalah pengambil keputusan dalam bangsa juga dalam penyusunan berbagai
kebijakan dan kurikulum pendidikan bangsa.
Akhirnya, kita dapat mengingat
pesan Yesus dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga.”. Be the light of God in this world.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Penulis berkesimpulan bahwa sebenarnya mahasiswa Kristen
punya peluang besar untuk bisa membawa dampak bagi bangsa ini, berperan dalam
masalah krisis karakter bangsa. Kita semua sebagai mahasiswa Kristen harus
bersama-sama bersungguh-sungguh bekerja sama memberikan dampak bagi bangsa
ini.. Kita harus senantiasa bersyukur pada Tuhan, bertanggung jawab pada segala
hal yang diberikan Tuhan. Kita harus senantiasa mempelajari Firman Tuhan dan
membagikan kasih karunia Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Jika ini
kita lakukan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia mempunyai karakter yang
baik, dan bisa lepas dari berbagai pandangan negatif negara-negara lain. Saya
membayangkan, akan sangat indah jika Indonesia menjadi negara maju, negara yang
bermoral, mempunyai karakter yang baik, dan pada saat bersamaan Kristen juga
berkembang pesat di Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Inilah
tantangan bagi kita umat Kristen di Indonesia, khususnya para mahasiswa
Kristen. Mampukah? Sekali lagi, bukan masalah mampu atau tidak, melainkan mau
atau tidak! Soli Deo Gloria!
Mari berbuat yang terbaik untuk bangsa, karena kemajuan
bangsa adalah kebanggaan bangsa tersebut. Mahasiswa Kristen harus menjadi garam
dan terang dunia dimanapun berada untuk mewartakan cinta kasih sebagaimana
Tuhan Yesus telah ajarkan. Milikilah karakter Ilahi, yang rela melayani sesama
tanpa minta dilayani, serta tidak membeda-bedakan dan siap bekerjasama dengan
siapa saja.
DAFTAR
PUSTAKA
Soedarno, P. 1992. Ilmu Social Dasar Buku Panduan Mahasiswa.
Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Russel,
Bertrand. 1992. Dampak Ilmu Pengetahuan
Atas Masyarakat. Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Wilar,
Abraham Silo. 2010. Ilmu Teknologi
Persekutuan Protestan, Dan Pluralitas Bencana Social. Bekasi: pyramida
media utama.
Kartodirjo,
sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Social
Dalam Metodologi Sejarah. Jakaerta: Gramedia Pustaska Utama.
RIWAYAT
HIDUP PENULIS
Desi Friska Julia Sianturi lahir 14 februari 1992. Desi anak ke-9
dari 9 bersaudara. Desi tamatan dari SMA
negeri 1. Paranginan Humbang hasundutan, Dolok Sanggul, Sumatera Utara. Desi
friska tamat dari SD tahun 2004, tamat SMP tahun 2007, dan tamat SMA tahun
2010. Sekarang Desi melanjutikan kuliah di STTB. Pada waktu masih SD,SMP, Desi
pernah meraih juara di dalam kelas. Pada waktu SD, meraih juara 1,2,3 pada
waktu kelas 2 sampai kelas 4. Pada masa SMP meraih juara 1,2 pada waktu kelas 2
SMP. Pada masa SMA kelas 2, membuat sebuah makalah yang mnembahas tentang
penyakit yang ada dan dialami oleh masyarakat di daerah Paranginan. Itu
merupakan tugas yang lumayan susah karena harus mengadakan penelitian langsung
ke lapangan untuk membuktikan bahwa penyakit yang dialami oleh masyarakat
Paranginan tuidak hanya ada satu macam penyakit. Dan makalah tersebut membantu
masyarakat untuk mengatasi dan mengobati penyakit tersebut.
Uce Konstantin Sirituka lahir di Alor, Kupang, Nusa Tenggara Timur
lahir pada 21 juli 1982. Uce bekerja di Perkantas selama 8 tahun di bidang
kesiswaan. Setelah lama bekerja di bidang kesiswaan Uce ingin melanjutkan
studinya, dan sekarang Uce studi di STTB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar