Kamis, 18 Oktober 2012

KONTRIBUSI MAHASISWA KRISTEN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER BANGSA


KONTRIBUSI MAHASISWA KRISTEN TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER BANGSA

Laporan Penelitian
Dibuat dan disusun sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia semester ganjil 2010/2011

oleh
DESI FRISKA JULIA SIANTURI/ 1010103
UCE KONTANTIN SIRITUKA/1010108
Program S-1
logo_sttbJurusan Teologi




SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BANDUNG
Bandung, 2010

PRAKATA
P

uji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan laporan penelitian ini.
Laporan penelitian yang berjudul “Kontribusi Mahasiswa Kristen Terhadap Pengembangan Karakter Bangsa” dibuat untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Indonesia tahun ajaran 2010/2011.
Dalam penulisan laporan penelitian ini, terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, dengan lapang dada dan sikap terbuka penulis bersedia menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan dari hasil penelitian ini.
Semoga karya ilmuah ini dapat berguna bagi semua pembaca.


Bandung, 30 Desember 2010

Penulis      







T
ABSTRAK
he writer unbottles the main matter that faced in a nation namely the development of character. The christian student university so central in build good character by formed the development or good nation progress and model.
The writer believe that this material can help all of us to buildiding a good character in our nation for materialized a useful nation and valuable in front of human particularly in front of God Very One. The purpose iof the writing of thids paper is to gets student university that want to come along to impersonate with in nation character development especially christian student  university,and also  the Christian student unuiversity possible model for ones at vinicity.

Penulis menuangkan pokok masalah yang di hadapi suatu bangsa yaitu yang terutama adalah masalah perkembangan karakter bangsa. Mahasiswa Kristen sangat berperan dalam membangun karakter yang baik demi terwujudnya perkembangan atau kemajuan bangsa yang baik dan terteladan.
Penulis yakin materi ini dapat membantu kita semua untuk dapat membangun karakter yang baik dalam satu bangsa demi terwujudnya suatu bangsa yang berguna dan berharga di hadapan manusia terlebih di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh mahasiswa yang mau ikut berperan serta dalam pembangunan karakter bangsa terutama mahasiswa Kristen, dan juga agar masyarakat menngetahui bahwa mahasiswa Kristen bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.







DAFTAR ISI
PRAKATA
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Bab I  Pendahuluan
 Latarbelakang Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Pembahasan
Ruang Lingkup Kajian
Sumber Data
Metode dan Tekhnik Penelitian
Bab II Kajian Teori
Bab III Pembahasan
Memaknai Peran Dan Fungsi Mahasiswa
Realita Mahasiswa Indonesia Saat Ini
Mahasiswa Kristen,Jati Diri Yang Rusak
Bagaimana Seharusnya Peran Mahasiswa Kristen?
Peran Mahasiswa Kristen Sebagai Agen Perubahan Dalam Krisis Karakter Bangsa
Bab IV Simpulan Dan Saran
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup Penulis




BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang Masalah
Seiring bertambahnya usia, seyogianya manusia menjadi lebih tahu apa sebenarnya peran dan bagaimana bersikap terhadap peran itu. Setidaknya, untuk ukuran manusia yang hakikatnya adalah makhluk yang memiliki perasaan (sensibility) di samping pikiran (sense) dan akal (wit), baiknya ajaran Kristiani diaplikasikan, bukan hanya disimpan dalam hati. Salah satunya, peran mahasiswa Kristen yang patut dicoba adalah sebagai agen perubahan dalam krisis karakter bangsa. Bangsa bukan kumpulan sedikit orang, namun puluhan bahkan ratusan juta. Dan, bangsa bukan lagi sendiri-sendiri, melainkan suatu kesatuan: alam, pemerintah dan rakyat.
Dengar-dengar, karakter bangsa sedang terlanda krisis. Dengar-dengar jadi sebuah fakta karena banyak sekali kejadian-kejadian yang terus-menerus menunjukkan adanya krisis karakter simpang siur di media-media. Dalam probabilitas, siapa sangka krisis karakter ini, mau tidak mau, salah satunya ternyata disebabkan juga oleh lagi-lagi krisis finansial, walaupun secara tidak langsung.
Masih hangat dalam ingatan kita jatuhnya rezim orde baru tahun 1998.Pergerakan ini dimotori oleh mahasiswa,yang merupakan puncak dari aksi perjuangan mahasiswa di era orde baru.Setelah itu,hampir tidak ada lagi gerakan mahasiswa seperti ini.Sejak saat itu,mulailah bangsa Indonesia memasuki masa reformasi.Tetapi bangsa Indonesia tetap saja mengalami berbagai macam krisis,bahkan bertambah parah.Dari krisis ekonomi,krisis sosial,krisis kepercayaan,sampai kepada krisis karakter.Keadaan bangsa kita sudah sangat parah.Sedang kebingungan ke mana akan melangkah. Bangsa ini perlu ada yang memandu,dan mahasiswa adalah alat yang tepat untuk itu.
Seiring dengan kemajuan teknologi pada zaman modernisasi ini, banyak masyarakatr Indonesia yang mengalami krisis moral dan karakter yang buruk. Oleh karena hal ini, mahgasiswa keristen sangat berperan untuk mengatasi krisis moral dan karakter yang buruk tersebut. Pada masa ini, mahasiswa Kristen harus bisa menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya.
Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang peran mahasiswa Kristen terhadap perkembangan karakter bangsa. Penulis mengharapkan yang membaca makalah ini dapat ikut serta dalam pembangunan karakter bangsa. Jika hal ini tidak dibahas, maka kemungkinan besar mahasiswa Kristen dan orang lain yang ingin mencari bagaimana peran untuk mengembangkan karakter bangsa.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis membahas tentang beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.2.1.      Bagaimana peran mahasiswa Kristen terhadap perkembangan karakter bangsa?
1.2.2.      Apa dasar mahasiswa Kristen untuk berperan dalam perkembangan karakter bangsa?
1.2.3.      Apakah ada yang lain yang bisa membantu mahasiswa Kristen dalam perkembangan karakter bangsa? Siapakah yang dapat membantu mahasiswa Kristen itu?
1.3.Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1.3.1        Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh mahasiswa yang mau ikut berperan serta dalam pembangunan karakter bangsa terutama mahasiswa kristen.
1.3.2        Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk agar masyarakat menngetahui bahwa mahasuiswa Kristen bisa jadi teladan bagi orang-orang di sekitarnya.
1.3.3        Tujuan lain dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas semester bahasa Indonesia
1.4.Ruang Lingkup Kajian
Dalam makalah ini penulis hanya membahas sebatas bagaimana peran mahasiswa Kristen dalam pembangunan karakter bangsa, dan juga bagimana mahasiswa kristen bisa jadi teladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya.
1.5.Sumber Data
Penulis mendapatkan data-data dalam makalah ini dari beberapa buku dan juga melalui internet. Penulis juga mendapayt informasi melalui apa yang dilihat dan dialami oklegh masyarakat dan juga para mahasiswa pada zaman sekarang ini di zaman modernisasi ini.
1.6.Metode dan Tekhnik Penelitian
Penulis menggunakan beberapa metode dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
·         Wawancara
·         Studi kepustakaan

BAB II KAJIAN TEORI
Partisipasi penuh dari kaum intelektual dalam pembangunan dan pembenahan di setiap bidang dalam masyarakat adalah hal yang mutlak. Sehingga peranan mahasiswa yang diidentikkan sebagai kaum intelektual tentu sangat penting untuk mengubah bangsa ini melalui seluruh potensi dan kecerdasan yang dimilikinya. Maka dibutuhkan mahasiswa yang peka terhadap kondisi bangsa dan tantangan zaman ini serta tergugah untuk memikirkan solusinya. Kelak merekalah yang harus menjawab tantangan zaman tersebut dengan menjadi agen-agen pembawa perubahan (agent of change) bagi bangsa secara khusus dan bagi dunia secara lebih luas.
Eksistensi dari peran ini terus diuji. Arus zaman yang mengalir deras tanpa bisa dibendung mempengaruhi setiap aspek kehidupan mahasiswa dan hal ini menjadi tantangan besar bagi terlaksananya peran tersebut secara maksimal. Apalagi arus ini terus menawarkan hal-hal yang menggiurkan bagi para mahasiswa termasuk anak-anak Tuhan sehingga mereka melupakan tugas dan peran mereka yang sesungguhnya. Tidak sedikit anak-anak Tuhan yang memilih untuk meninggalkan ajaran Alkitab demi mengejar kesenangan sesaat.
Individualisme
Di dalam lingkup sosial, para mahasiswa diperhadapkan dengan budaya “semau gue” yang sudah semakin menjamur. Kepedulian terhadap lingkungan dan sesama sangat rendah. Persaingan untuk menjadi yang terbaik dan mengejar nilai kuliah membuat mahasiswa lupa bahwa dia tetaplah makhluk sosial yang hidup bersama orang lain.
Degradasi Moral
Moralitas yang semakin bobrok juga melanda mahasiswa. Merokok, mengonsumsi narkoba, dan seks bebas sudah bukan hal yang tabu. Selain itu budaya mencontek, membolos kuliah, titip absen, atau membayar orang lain untuk mengerjakan skripsi juga sudah sangat lazim. Tidak heran jika sikap kritis mahasiswa dalam berpikir juga semakin menurun.
Kita tidak bisa membendung arus zaman yang akan terus mengalir dan mempengaruhi dunia ini dengan ajaran-ajarannya termasuk di dalam dunia mahasiswa. Alkitab juga telah menuliskan dengan jelas mengenai keadaan manusia pada akhir zaman. 2Timotius 3:1-5 menguraikan tentang individualisme, materialisme, hedonisme, dan degradasi moral secara lugas:“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri (lovers of themselves) dan menjadi hamba uang (lovers of money). Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu (lovers of pleasure) daripada menuruti Allah (lovers of God). Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya”. Tidak ada jalan lain bagi mahasiswa selain terus berusaha dan berjuang melawan arus zaman ini serta bekerja keras untuk tetap bertahan dan mampu berperan sebagai agent of change.
Agar dapat melawan arus zaman, maka modal yang dimiliki harus mencukupi. Mahasiswa Kristen harus terlibat mempengaruhi zaman ini (menjadi garam dan terang), maka kita jangan hanya memenuhi diri dengan ilmu tapi juga dengan kedewasaan karakter dan spiritualitas yang baik. Relasi yang dekat dengan Tuhan dan berakar kuat di dalam firman-Nya merupakan pondasi kuat untuk melawan filsafat zaman karena itu sumber segala kebenaran haruslah menjadi prioritas. Mahasiswa harus bersandar terus menerus kepada Tuhan di dalam doa serta mau mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ef. 6:10-18). Keterlibatan di dalam organisasi-organisasi Kristen (Persekutuan Mahasiswa Kristen) sebagai wadah untuk bersekutu dan memperlengkapi diri bersama saudara-saudara seiman juga perlu dilakukan. Kerinduan untuk bersekutu harus melebihi kehausan untuk memenuhi keinginan daging. Namun hal yang harus terus direnungkan oleh PMK adalah “Apakah PMK sudah menjadikan dirinya sebagai sarana yang tepat untuk menjawab kebutuhan ini? Apakah setiap program yang dilakukan benar-benar bisa menjadi sarana untuk mempersiapkan mahasiswa Kristen dalam menjawab arus tantangan zaman ini? Ataukah masih sekedar melaksanakan program tanpa arah sebagai warisan dari leluhur? Mari terus berbenah diri, menyongsong zaman yang semakin mengerikan. Mari terus memperlengkapi diri, menjadi agent of change bagi bangsa dan dunia ini.

BAB III PEMBAHASAN
1.      MEMAKNAI PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA
Kita tentu ingat peran mahasiswa pada umumnya yaitu sebagai Iron Stock,Social Control,Agent of Change,dan Moral Force. Sebagai Iron Stock,mahasiswa adalah ibarat aset bagi suatu bangsa.Ibarat cadangan logam (Iron Stock) di suatu negara yang bisa menjadi tolak ukur kemakmuran suatu negara,demikianlah jumlah mahasiswa yang unggul baik secara wawasan,moral,karakter,dan skill di suatu negara dapat menjadi tolak ukur kemajuan SDM suatu Negara.Ini berarti mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa,harapan bangsa;karena nantinya mahasiswa yang harus menggantikan generasi generasi sebelumnya untuk menduduki posisi posisi strategis dalam kepemimpinan bangsa
Sebagai pengusung Moral Force mahasiswa harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka adalah sebagai kaum intelektual, dimana mereka mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. Mahasiswa juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja. Hal itu semata-mata karena mereka adalah kader-kader calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang, yang memegang kendali negara di masa depan.
Oleh karena itu mereka berhak untuk melakukan kontrol sosial. Sebagai kontrol sosial (Social Control), mahasiswa dapat melakukan peran preventif dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Sikap kritis itu merupakan wujud kepedulian mereka terhadap bangsa dan negaranya yang dilakukan dengan ikhlas dan dari hati nurani mereka, bukan atas keterpaksaan maupun intimidasi dari pihak luar. Segala sesuatu yang mereka perjuangkan adalah sesuatu yang mereka yakini adalah baik untuk kehidupan mereka di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Hal tersebut berlaku dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.Namun tentunya sikap kritis mahasiswa tidak harus pada isu-isu nasional tapi dapat juga kritis pada isu-isu lokal seperti pencemaran lingkungan, kebijakan pemerintah setempat yang dirasa merugikan masyarakat kecil, tindakan sewenang-wenang pemerintah setempat pada masyarakat kecil, ataupun perihal lainnya.
Dan akhirnya sebagai Agent of Change,mahasiswa dituntut sebagai agen yang membawa perubahan pada suatu bangsa Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur maupun di Barat. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Walaupun zaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme.Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.Tidak dapat dipungkiri bila generasi muda khususnya para mahasiswa, selalu dihadapkan pada permasalahan global. Setiap ada perubahan, mahasiswa selalu tampil sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral dan kekuatan pendobrak untuk melahirkan perubahan.
2.      REALITA MAHASISWA INDONESIA SAAT INI
Saat ini dihadapkan pada tantangan pembangunan yang kian kompleks untuk mengatasi dampak krisis global, sebagaimana dialami pula oleh bangsa-bangsa lain. Globalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi telah membuktikan bahwa hanya bangsa yang memiliki karakter kuat dan tangguh yang akan sanggup menghadapi berbagai tantangan pembangunan. Semua negara, termasuk bangsa Indonesia, mendambakan menjadi bangsa yang kuat dan tangguh, karena bangsa yang tangguh akan sanggup untuk mengubah berbagai tantangan menjadi peluang yang menguntungkan bagi kemajuan rakyatnya.Namun, sayangnya perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang tangguh dan mandiri, serta berjiwa pancasilais menemui tembok tebal. Penyebabnya adalah hilang atau memudarnya  ”karakter bangsa” kita
Melihat fenomena meresahkan berupa merebaknya seks bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa Semakin banyak generasi muda yang terjerumus dalam pemakaian narkoba dan obat-obat terlarang. Kesemuanya itu adalah komplikasi sedikit dari banyak kasus demoralisasi dan dehumanisasi di negara ini. Bukan hanya di kalangan rakyat biasa, di kalangan elit pemerintahan pun kita dapat melihat bahwa degradasi karakter terlihat pada sektor kepemimpinan yang mengalami krisis. Kehidupan berbangsa telah kehilangan tokoh panutan yang seharusnya mampu mengayomi masyarakat. Konsep demokrasi yang digembor-gemborkan oleh para pemimpin hanya menghasilkan politisi tamak, rakus, dan korup. Rasanya wajar jika banyak orang mengatakan banyak pemimpin yang haus akan kekuasaan. Mereka berlomba-lomba menjadi penguasa untuk mendapat fasilitas, uang, dan pengaruh. Kekuasaan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompoknya. Mereka seakan lupa bahwa kekuasaan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Korupsi dan godaan duniawi mudah menjerat seluruh elemen bangsa ini, dari tingkat tertinggi sampai terendah. Kepentingan pribadi dan golongan akhirnya muncul sebagai pemenangnya, mengalahkan kepentingan bangsa. Krisis karakter telah mewarnai perjalanan bangsa ini
3.      KRISIS  KARAKTER  SEBAGAI  RESISTEN  BAGI  KEMAJUAN  BANGSA
Krisis karakter telah mengancam persatuan dan kesatuan yang seharusnya menjadi modal dasar untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang menghargai keberagaman. Jika krisis karakter bangsa Indonesia tidak segera dibenahi, maka tujuan pembangunan bangsa Indonesia dikhawatirkan tidak tercapai. Hal itu karena karakter bangsa umumnya bersifat kolektif atau akumulasi dari karakter pribadi seluruh warga bangsanya
Untuk menumbuhkan karakter yang baik perlu dilakukan pembinaan, dan hal itu sangat erat korelasinya dengan kekuatan yang dimiliki bangsa dalam menyelenggarakan pembangunan. Karakter positif adalah energi penggerak utama yang akan mendayagunakan semua modal yang dimiliki suatu bangsa dalam mencapai cita-cita menyatakan bahwa karakter bangsa sama pentingnya dengan sumber daya fisik yang dimiliki bangsa itu, untuk mencapai kemajuan bangsanya . Kita sebagai Mahasiswa Kristen  diharapkan sebagai penggerak pemberdayaan yang populis untuk menyelesaikan degradasi karakter bangsa.
Mahasiswa Kristen dituntut untuk berkiprah di masyarakat di berbagai bidang.  Yang terpenting adalah peranan itu harus transformatif,  yang membawa perubahan dan ditujukan untuk semua golongan di masyarakat tanpa memandang suku, agama dan sebagainya. saat ini peran mahasiswa Kristen dan organisasinya dalam upaya membenahi krisis karakter bangsa belum terlalu terlihat. Generasi muda Kristen, dengan integritasnya sebaiknya tampil memiliki jati diri dan siap menjadi pemimpin yang berkarakter, siap menggemakan semangat bangkit dari keterpurukan dan rasa saling menyakiti antar komponen bangsa, dan siap menjadi pioner gerakan nasionalisme.
Namun apa yang terjadi,kebanyakan mahasiswa bangsa kita lebih senang berhura-hura, malas berpikir dan berdiskusi, tidak serius belajar serta terlanjur terjerumus dalam modernisasi yang membuat mereka menjadi kaum oportunis. Secara tak sadar, para generasi muda dihinggapi dengan pandangan dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan.Hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah.
Mereka adalah manusia yang dididik agar menjadi intelektual yang kontributif, mampu mamahami permasalahan di sekitarnya, kemudian menganalisis serta menerapkan solusi masalah tersebut dalam bentuk nyata. Tapi apa daya,definisi tak selaras dengan implementasi. Mereka belum mampu membuat harapan bangsa ini menjadi kenyataan yang lebih baik dari sebelumnya. Kebanyakan mereka tidak memaknai peran yang diemban, posisi di mana mereka berada, serta fungsinya di mata masyarakat. Hanya lebih menonjolkan individualisme yang demikian melambung.
Masih ingat dengan mahasiswa Indonesia yang kerjanya hanya belajar, belajar dan belajar demi IP tinggi dan cepat lulus. Mahasiswa Indonesia ini umumnya semakin terkena penyakit yang penting studi saja. Mahasiswa ini, kalau di kampus, paling tahunya cuma jurusannya, lalu perpustakaan, setelah itu, pulang ke rumah atau tempat kosnya. Mahasiswa Indonesia kelas ini pikirannya cuma belajar saja, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk membangun diri dengan terlibat di unit kegiatan mahasiswa atau organisasi yang baik di luar kampus. Bahkan kadang, mahasiswa Indonesia ini menganggap segala aktifitas di luar kelas itu adalah pemborosan waktu. Dengan nilai dan IP yang wajar kalau lebih bagus dari nilai atau IP mahasiswa yang juga aktif berorganisasi, mahasiswa Indonesia ini bahkan bisa menilai mahasiswa lainnya dari tinggi rendahnya nilai atau IP. Begitu bangganya mereka dengan prestasi akademik mereka, seolah-olah kesuksesan hidup setelah lulus kuliah seluruhnya ditentukan oleh angka-angka itu. Tentu lebih baik kalau nilai atau IP bagus itu diperoleh dengan cara jujur dan menunjukkan penguasaan akan materi kuliah.Tetapi,kalau angka-angka itu diperoleh dengan cara yang tidak benar,lalu apa yang sebenarnya patut dibanggakan oleh mahasiswa Indonesia ini?
Di titik ekstrim lainnya ada mahasiswa yang justru sudah kurang peduli lagi dengan kuliah dan studinya, dan malah fokus dengan kesibukannya di unit kegiatan mahasiswa atau organisasi di luar kampus. Hal itu baik kalau apa yang mereka kerjakan itu memang sungguh berguna buat mereka dan rakyat.Apa jadinya kalau sebenarnya yang mereka kerjakan cuma menghabiskan waktu dan uang, kumpul kumpul tidak jelas dengan mahasiswa sejenis, diskusi tanpa arah dan tujuan,lalu main bola, main kartu.Apa arti semua itu dibandingkan sekian banyak tahun kuliah dan uang yang terbuang, apalagi kalau akhirnya drop out (DO),lalu apa sebenarnya yang dicari mahasiswa Indonesia macam ini?
Yang paling parah adalah kejahatan akademis,sebab sudah merupakan kejahatan melawan hukum. Karena mahasiswa Indonesia sudah tidak punya hasrat untuk menguasai ilmu yang dipelajarinya, entah karena alasan apa, dan diperburuk dengan mental cepat lulus dengan IPK setinggi-tingginya, mahasiswa ini lalu menggunakan berbagai teknik kreatif untuk menyontek waktu ujian atau mengerjakan tugas. Meski isi kepalanya kosong, mahasiswa yang menyontek itu tetap tertawa-tawa bangga waktu nilai ujiannya A atau justru marah ketika dapat nilai jelek.Tindakan pembohongan ini juga terjadi tidak hanya waktu ujian. Mengapa sering kali tanda tangan di absensi mahasiswa lebih banyak daripada yang hadir di kelas? Berani titip absen tanpa perasaan bersalah atau gelisah sudah umum bagi mahasiswa Indonesia.
Tidak hanya itu,banyak sekali aksi kejahatan sosial di luar kampus yang dilakukan mahasiswa.Berapa banyak mahasiswa yang jadi bandar judi dan narkoba?Berapa banyak mahasiswa pemakai narkoba?Berapa banyak mahasiswa perempuan yang mencari pekerjaan sambilan sebagai ayam kampus?Dan ternyata banyak penghuni penjara adalah mahasiswa.Bukankah ini semua bukti dasar bahwa mahasiswa Indonesia sudah kehilangan esensi dan tujuan sejati dari menjadi mahasiswa dan belajar di perguruan tinggi?
4.      MAHASISWA KRISTEN,JATI DIRI YANG RUSAK
Bagaimana dengan mahasiswa Kristen sendiri? Keadaannya juga tidak jauh beda dengan mahasiswa pada umumnya Mahasiswa Kristen pun banyak melakukan tindakan seperti yang disebutkan di atas..Mahasiswa Kristen juga banyak yang melakukan kejahatan,.Bahkan peran mahasiswa Kristen sebagai garam dan terang dunia,untuk menerangi dunia yang rusak ini juga tidak terlihat.Malah terkadang mahasiswa Kristen sendiri melakukan hal yang lebih parah.Jika kita ingin melihat buktinya,coba kunjungi penjara atau lembaga pemasyarakatan.Tidak heran,banyak nama nama mahasiswa Kristen yang ada di dalamnya.Apakah ini yang disebut mahasiswa Kristen?
Bukan hanya itu,terkadang mahasiswa Kristen juga terpengaruh sikap yang tidak terpuji,seperti hedonisme,apatisme dan eksklusivisme.Berapa banyak kita lihat di kampus mahasiswa Kristen yang hanya mau bergaul dengan sesama Kristen,bahkan terkadang hanya ada yang mau bergaul dengan teman gerejanya saja.Nampaknya Pemuda dan mahasiswa Kristen di Indonesia perlu mengubah pandangannya mengenai kemajemukan berbangsa dan bernegara guna menghilangkan sikap eksklusivisme di tengah kehidupan masyarakat
5.      BAGAIMANA SEHARUSNYA PERAN MAHASISWA KRISTEN?
Jika kita lihat lagi,akar semua permasalahan yang ada pada bangsa ini disebabkan karena permasalahan karakter.Karena itu,karakter mahasiswa Kristen sejati sangat diperlukan.Adalah hal yang mustahil memisahkan antara kepemimpinan Kristen dengan karakternya, antara kepemimpinan Kristen dengan kehidupan spiritualitasnya. Ini adalah yang paling penting bila hendak membangun mahasiswa Kristen yang berhikmat dan berdedikasi tinggi bagi bangsa, Bangsa ini perlu ditolong terutama dalam membangun karakternya, dan kita semua harus berperan di dalamnya.
Seorang mahasiswa Kristen seharusnya memiliki jati diri ganda: warga dunia sekaligus warga surga. Dua jati diri itu tidak dikotomis, melainkan saling mengisi. Dalam perspektif iman Kristen yang holistik, mencintai Tuhan menjadi nyata dalam mencintai sesama dan dalam tingkat berbangsa adalah mencintai negeri. Pertanyaannya, bagaimana seorang Mahasiswa Kristen mewujudkan cinta akan negeri?Pertama, sudah sewajarnya mahasiswa Kristen menjadi bagian dari barisan penegak demokrasi dalam masyarakat yang majemuk bersama dengan komunitas umat lain yang juga memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan pluralisme. Kedua, berangkat dari keyakinan bahwa imannya adalah hidup, mahasiswa Kristen ditantang untuk mewujudnyatakan iman itu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Negeri kita sedang membangun dan mengisi kemerdekaan. Seyogianya mahasiswa Kristen berperan dalam menentukan sifat dan arah pembangunan demi tanggung jawab atas masa depan bangsa, diibaratkan menjadi terang dalam semua bidang, khususnya bidang-bidang yang besar pengaruhnya atas sifat dan arah pembangunan.Mahasiswa Kristen ditantang untuk memberi kontribusi dalam membangun etos kerja, mengikis struktur-struktur yang korup, memerangi kemiskinan, mengurai proses pembodohan dan mencerdaskan bangsa, membuka jalan kepada dialog peradaban berhadapan dengan globalisasi dan modernitas..Jadi,pada dasarnya, iman Kristen diharapkan menjembatani kesenjangan antara agama dan masyarakat.
Selain itu,sebagai mahasiswa Kristen kita dapat berperan aktif dalam Pelayanan Mahasiswa,karena Pelayanan Mahasiswa adalah pelayanan yang membentuk karakter pribadi tiap mahasiswa,sehingga mampu menciptakan kader-kader handal yang dikemudian hari mampu untuk berkarya dan berbakti dengan integritas yang baik di dalam sistem-sistem birokrasi yang ada Kalau dulu Allah memanggil Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego – mahasiswa-mahasiswa Babel saat itu – untuk memberikan pengaruh besar bagi Babel, tentu bukan tidak mungkin Tuhan sedang mempersiapkan Daniel-Daniel baru, di abad modern ini, untuk menjadi alat kasih Allah melalui Pelayanan Mahasiswa.
6.   PERAN MAHASISWA KRISTEN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM KRISIS KARAKTER BANGSA
Krisis karakter bangsa merupakan sebuah fenomena yang terjadi pada berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Fenomena yang begitu gencar terdengar dan diberitakan melalui hampir seluruh media massa merambah hampir keseluruh lapisan masyarakat. Tanpa perlu melangkah jauh-jauh, perstiwa-peristiwa yang dapat mewakili corak krisis tersebut pun ada disekitar kita dan begitu dekat.
Krisis karakter bangsa dapat diartikan sebagai kemerostan karakter bangsa. Acuan yang dipakai untuk melihat kadar krisis karakter adalah standar yang berasal dari Allah sendiri. Kondisi karakter yang mengalami krisis adalah ketika kualtias karakter tersebut sangat merosot karena tidak sesuai dengan standar Allah.
Krisis karakter bangsa secara nyata tercermin pada karakter para pemimpin bangsa dan negara, misalnya di Amerika, kita mengenal skandal Water Gate dan perselingkuhan Presiden Clinton; sedangkan apabila kita memperhatikan perjalanan sejarah kepemimpinan di Indonesia, tampak sekali bahwa suksesi pucuk pemimpin negara belum dapat berjalan mulus karena para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat tidak memiliki karakter positif yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai – nilai kemasyarakatan dan agama, seperti melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Lalu, sumbangsi apakah yang dapat kita berikan sebagai mahasiswa Kristen dalam mendorong terciptanya suatu perubahan dan pelepasan diri bangsa dari krisis multidemensi ini? Hal apa saja yang perlu kita persiapkan untuk ambil bagian sebagai agen perubahan? Dan bagaimanakah langkah – langkah yang harus kita tempuh guna mewujudkan kehidupan karakter bangsa yang baik dalam segala aspek kehidupan?
Dalam kondisi krisis seperti yang telah dijabarkan di atas, tidak akan ada satu orang pun yang dapat mengobati dan memulihkan kondisi krisis tersebut. Tidak ada yang bisa merubah karakter siapapun dan kondisi apapun. Apalagi memulihkan krisis karakter bangsa. Ini nampaknya seperti hal yang mustahil, namun sesungguhnya tetap ada yang harus dikerjakan secara khusus oleh mahasiswa Kristen dalam Bangsa ini. Mahasiswa Kristen yang dimaksud disini adalah setiap mahasiswa yang telah mengenal Kristus, dan hidup baru di dalam Nya.
Pertanyaan yang dapat langsung muncul adalah kenapa mahasiswa? Mahasiswa tak diragukan lagi telah banyak berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negeri Indonesia pada umumnya Semboyan ”Student Today, Leader Tomorrow” menunjukkan bahwa mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan yang setelah dipersiapkan di dunia kampus akan memberi pengaruh positif dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Kegerakan yang dapat mahasiswa bawa pun bisa berdampak sangat luas, karena kampus sebagai tempat mahasiswa menuntut ilmu adalah sebuah tempat yang strategis. Kampus menjadi gerbang terakhir dalam sebuah jenjang pendidikan formal sangatlah potensial untuk menjadi tempat memperkenalkan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, atau yang disebut sebagai penginjilan. Pada zaman ini setiap pemimpin di bangsa ini akan melewati pintu pendidikan terlebih dahulu. Sehingga apabila pekabaran injil di dalam kampus diabaikan maka ini akan berakibat sangat fatal tentunya. Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus dibekali dengan sungguh-sungguh, sehingga ketika mereka terjun ke masyarakat, mereka membawa pengaruh yang positif.
Peran yang dapat mahasiswa Kristen emban adalah menjadi terang di tengah bangsa. Bagian alkitab yang menjadi pokok acuan adalah dalam Filipi 2:12-16: ”… sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus….”
Bagian ini dengan jelas menjelaskan bahwa setiap mahasiswa Kristen akan hidup di tengah-tengah angkatan yang bengkok hati, dan satu panggilan jelas adalah menjadi terang yang bercahaya dan tetap berpegang pada firman Kehidupan sehingga melalui eksistensi dan hidup kita orang dapat mengenal siapa Allah yang kita sembah.
Ini mendorong kita untuk memikirkan bersama langkah-langkah konkrit yang di ambil sebagai mahasiswa Kristen. Satu bagian Alkitab yang sangat baik untuk dicermati terkait dengan peran konkrit mahasiswa Kristen sebagai terang di tengah Zaman yang bengkok hatinya ini terdapat pada bagian Yesaya 49 – 50. Lembaga Alkitab Indonesia memeberi judul ”Hamba Tuhan sebagai terang di tengah-tengah segala bangsa” serta ”Ketaatan hamba Tuhan”.
Pertama, hidup mejadi terang. Salah satu slogan yang sangat baik adalah ”Lifestyle as an evangelism”. Bagaimana dengan hidup kita orang-orang dapat mengenal Kristus dan memberitakan pembebasan atas perhambaat dosa yang mengikat (Yes 49:9) lewat setiap perkataan dan perbuatan kita (Yes 49:2, 50:4). Menjadi teladanNya yang nyata lewat hidup sehari-hari.
Kedua, terlibat dalam kegerakan pelayanan mahasiswa secara aktif. Ini adalah salah satu langkah strategis, terstruktur, terorganisir dan terkoneksi dengan berbagai kegerakan pelayanan mahasiswa di seluruh dunia. Menghidupi semangat Penginjilan dan Pemuridan. Dua hal utama dalam kegerakan pelayanan mahasiswa yang terbukti telah membawa dampak dalam pembentukan karakter siswa dan mahasiswa yang akan menjadi agen penerus dan pembaharu bangsa.
Ketiga, memaksimalkan setiap kesempatan berharga untuk belajar dan berproses di kampus sehingga menjadi generasi yang unggul di dalam bidang penjurusan masing-masing. Menggumulkan visi hidup di hadapan Tuhan terkait dengan segala talenta, bakat dan minat yang sudah Tuhan berikan, dan dipakai untuk menjangkau jiwa dan memberitakan injil Kristus dalam segala bidang.
Keempat, berani mengambil bagian dalam kancah politik dan pemerintahan sesuai panggilan hidup pribadi di hadapan Tuhan. Terus memperbaharui informasi berita pergerakan bangsa dan kekristenan dan rindu untuk mengambil bagian di dalamnya dan bukan justru anti dan lebih memilih diam untuk aman. Tapi berani menyatakan kebenaran lewat pemerintah yang adalah pengambil keputusan dalam bangsa juga dalam penyusunan berbagai kebijakan dan kurikulum pendidikan bangsa.
Akhirnya, kita dapat mengingat pesan Yesus dalam Matius 5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”. Be the light of God in this world.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Penulis berkesimpulan bahwa sebenarnya mahasiswa Kristen punya peluang besar untuk bisa membawa dampak bagi bangsa ini, berperan dalam masalah krisis karakter bangsa. Kita semua sebagai mahasiswa Kristen harus bersama-sama bersungguh-sungguh bekerja sama memberikan dampak bagi bangsa ini.. Kita harus senantiasa bersyukur pada Tuhan, bertanggung jawab pada segala hal yang diberikan Tuhan. Kita harus senantiasa mempelajari Firman Tuhan dan membagikan kasih karunia Allah kepada orang-orang di sekitar kita. Jika ini kita lakukan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia mempunyai karakter yang baik, dan bisa lepas dari berbagai pandangan negatif negara-negara lain. Saya membayangkan, akan sangat indah jika Indonesia menjadi negara maju, negara yang bermoral, mempunyai karakter yang baik, dan pada saat bersamaan Kristen juga berkembang pesat di Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Inilah tantangan bagi kita umat Kristen di Indonesia, khususnya para mahasiswa Kristen. Mampukah? Sekali lagi, bukan masalah mampu atau tidak, melainkan mau atau tidak! Soli Deo Gloria!
Mari berbuat yang terbaik untuk bangsa, karena kemajuan bangsa adalah kebanggaan bangsa tersebut. Mahasiswa Kristen harus menjadi garam dan terang dunia dimanapun berada untuk mewartakan cinta kasih sebagaimana Tuhan Yesus telah ajarkan. Milikilah karakter Ilahi, yang rela melayani sesama tanpa minta dilayani, serta tidak membeda-bedakan dan siap bekerjasama dengan siapa saja.


DAFTAR PUSTAKA
Soedarno, P. 1992. Ilmu Social Dasar Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Russel, Bertrand. 1992. Dampak Ilmu Pengetahuan Atas Masyarakat. Jakarta: Gramedia pustaka utama.
Wilar, Abraham Silo. 2010. Ilmu Teknologi Persekutuan Protestan, Dan Pluralitas Bencana Social. Bekasi: pyramida media utama.
Kartodirjo, sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Social Dalam Metodologi Sejarah. Jakaerta: Gramedia Pustaska Utama.



RIWAYAT HIDUP PENULIS

Desi Friska Julia Sianturi lahir 14 februari 1992. Desi anak ke-9 dari 9 bersaudara. Desi  tamatan dari SMA negeri 1. Paranginan Humbang hasundutan, Dolok Sanggul, Sumatera Utara. Desi friska tamat dari SD tahun 2004, tamat SMP tahun 2007, dan tamat SMA tahun 2010. Sekarang Desi melanjutikan kuliah di STTB. Pada waktu masih SD,SMP, Desi pernah meraih juara di dalam kelas. Pada waktu SD, meraih juara 1,2,3 pada waktu kelas 2 sampai kelas 4. Pada masa SMP meraih juara 1,2 pada waktu kelas 2 SMP. Pada masa SMA kelas 2, membuat sebuah makalah yang mnembahas tentang penyakit yang ada dan dialami oleh masyarakat di daerah Paranginan. Itu merupakan tugas yang lumayan susah karena harus mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk membuktikan bahwa penyakit yang dialami oleh masyarakat Paranginan tuidak hanya ada satu macam penyakit. Dan makalah tersebut membantu masyarakat untuk mengatasi dan mengobati penyakit tersebut.

Uce Konstantin Sirituka lahir di Alor, Kupang, Nusa Tenggara Timur lahir pada 21 juli 1982. Uce bekerja di Perkantas selama 8 tahun di bidang kesiswaan. Setelah lama bekerja di bidang kesiswaan Uce ingin melanjutkan studinya, dan sekarang Uce studi di STTB. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar