Tema
: Makna Sukacita Yang
Sebenarnya
Nats
:
Filipi 4:4-7
Audience : Umum
Shalom
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih didalam Tuhan Yesus, bersyukur pada saat ini kita
dikumpulkan kembali ditempat ini. Mari sebelum saya menyampaikan perenungan
firman Tuhan pada pagi hari ini, terlebih dahulu kita berdoa meminta pimpinan
Tuhan agar kita dapat mengerti firman-Nya. Kita
buka Alkitab kita dalam Filipi 4:4-7
Tema yang akan saya
sampaikan hari ini adalah “makna sukacita yang sebenarnya.”
ada sebuah lagu yang sering dikumandangkan oleh anak Sekolah Minggu dan saya
yakin lagu inipun sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu dalam Amsal 15:13 Hati yang gembira membuat
muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Dan Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah
obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Terkadang
dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun menyadari bahwa kehidupan yang kita
jalani penuh dengan beban pikiran dan persoalan. Jika kita melihat
berita-berita di televisi, koran, internet, maka dengan sangat mudah kita akan
menemukan berita-berita yang tidak menyenangkan. Tindak kriminal dari hari
kehari semakin meningkat, perampokan, penculikan, pemerasan, bahkan pembunuhan
terjadi di berbagai tempat yang sudah sering kita dengar. Belum lagi
berita-berita politik pemerintah, korupsi yang tiada akhirnya…
Dunia
hari ini adalah dunia yang bersedih, yang penuh dengan kekerasan, kejahatan…
orang-orang diluar Tuhan sedang mencari kedamaian, mereka mencari kasih,
mencari sukacita….Namun sukacita yang sejati hanya ada dalam Tuhan Yesus saja.
Mungkinkah kerap kali, kita sebagai anak-anak Tuhan juga diresahkan dengan
isu-isu kejahatan yang membuat kita penuh rasa takut dan tidak bersukacita,
sehingga kita senantiasa kuatir dalam kehidupan ini.
Surat
Filipi adalah sebuah kitab yang ditulis berdasarkan pengajaran Alkitab yang
kuat. Surat ini bukanlah sebuah penolong
yang dangkal yang mengajarkan para pembacanya bagaimana meyakinkan diri bahwa
“segala sesuatu akan menjadi beres”. Bukan ini yang ingin disampaikan. Surat
ini merupakan sebuah buku yang menjelaskan bagaimana pikiran yang harus
dimiliki oleh orang percaya agar ia dapat mengalami sukacita Kristen dalam
dunia yang penuh dengan kesukaran.
Sebagaian
besar dari kita harus mengakui bahwa bila segala sesuatu berjalan sesuai dengan
kehendak kita, kita akan merasa juah lebih bahagia dan kita akan juah lebih
mudah menjalani kehidupan ini. tetapi pernahkan kita berhenti sebentar untuk
merenungkan betapa sedikitnya keadaan dalam hidup ini yang benar-benar dapat
kita kendalikan? Kita tidak berkuasa mengendalikan cuaca atau lalu lintas atau
mengendalikan hal-hal yang akan diperbuat atau diucapkan oleh orang lain. orang
yang kebahagiaannya bergantung pada keadaan-keadaan yang menyenangkan akan
mengalami kesedihan dalam sebgaian besar waktu hidupnya.
Mungkin
mudah bagi kita bersukacita ketika hidup kita berjalan baik-baik saja, berkat
melimpah, segala usaha dan pekerjaan kita berjalan lancar-lancar saja. Tetapi
apakah sukacita kita dengan segera lenyap ketika kita menghadapi permasalahan,
usaha tidak lancar, banyak persoaln hidup. Dan sebenarnya yang menjadi
pengahalang kita untuk senantiasa bersukacita: adalah tidak percaya, tidak
taat, kuatir akan masa depan.
Lantas
apa yang harus kita lakukan, apa makna sukacita yang sebenarnya dalam kehidupan
kita sebagai orang-orang percaya sehingga kita membawa kesaksian yang baik bagi
orang lain? Bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa?
Setiap kita harus menyadari bahwa…
1. Sukacita kita adalah berasal dari
Tuhan.
Kisah Para Rasul 22:28 : “Engkau memberitahukan kepadaku jalan
kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu”
Maka
setiap orang yang tidak bersukacita adalah orang yang tidak menikmati anugerah
Tuhan. Kita belajar dari surat-surat yang dituliskan oleh Paulus banyak sekali
kata bersukacitalah!! Bersukacitalah
senantiasa!! Tetapi harus kita ketahui disini bahwa sukacita Paulus tidak
didasarkan semata-mata karena berkat-berkat yang Tuhan berikan. Paulus
menuliskan surat FIlipi ketika ia berada didalam penjara. Tetapi dalam
surat-surat Paulus, jarang sekali kita menemukan paulus sedang mengeluh akan
keadaannya katika ia penjara. Meskipun ia berada dalam penjara, ia tetap mengarahkan
kepada kawan-kawannya dan kepada kita semua tentang sukacita yang tidak dapat
direnggut oleh apapun juga. Karena Paulus tahu, anugerah Tuhan yang nyatalah yang membuat dia dapat bersukacita.
Kualitas
sukacita Paulus menunjukan bahwa bahwa sumber sukacitanya tidak bergantung pada
hal-hal duniawi, sebab sumbernya ialah kehadiran Kristus yang terus menerus.
Orang Kristen saharusnya tidak pernah kehilangan sukacitanya, sebab kita tidak
pernah kehilangan Kristus.
Bagaimana
kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa? Setiap kita harus menyadari bahwa…
2.
Sukacita
adalah perintah Tuhan
Filipi
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
Alkitab
senantiasa memberikan kita perintah dengan jelas: Bersukacitalah dalam Tuhan!
Sukacita adalah buah roh yang harus ada dalam kehiudpan orang percaya untuk
menunjukkan bahwa kita bertumbuh dalam iman kepada Tuhan. “Bersukacitalah senantiasa didalam Tuhan” kata senantiasa disini
menunjukan suatu yang harus dilakukan terus menerus.
Bersukacita
menunjukkan kepada kita bahwa kita melakukan kehendak Tuhan. Orang Kristen
harus ditandai secara khas oleh sikap memikul segala hal. Dalam hidupnya harus
tidak ada tempat bagi kekuatiran. Sebab dalam segala hal kita bersyukur dan
berdoa yang membuat kita mendapatkan sukacita.. Dan karena iman setiap kita
dihidupkan oleh pikiran tentang apa yang dilakukan oleh ALLAH. Maka masuklah
karunia Allah, yaitu damai sejahtera yang melampaui akal budi manusia. Dan
damai sejahtera itu bertindak sebagai pengawal yang menjaga budi dan perasaan
orang Kristen. Demikainlah perintah Tuhan agar kita menajdi saksi sikap
sukacita didalam kehidupan ini sehingga mampu membagikan damai kepada banyak
orang yang kita temui hari ini.
Bagaimana
kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa? Setiap kita harus menyadari bahwa…
3. Sukacita adalah gaya hidup orang
percaya dan ekspresi kita atas anugerah Tuhan
II Korintus 13:11 “Akhirnya, saudara-saudaraku,
bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku!
Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber
kasih dan damai sejahtera akan menyertai
kamu!”
Temperamen kita tampaknya sudah
melekat semenjak lahir. Sebagian dari kita ada yang tampak selalu bergembira,
sementara yang lain kelihatan murung. Namun, bagaimana tanggapan kita terhadap
ujian hidup juga mempengaruhi watak kita secara keseluruhan.
Ilustrasi:
Misalnya, Fanny Crosby kehilangan
kemampuan penglihatannya ketika baru berusia enam minggu. Ia mencapai usia
90-an, dan ia telah menggubah ribuan pujian yang digemari banyak orang. Pada
ulang tahunnya yang ke-92 dengan gembira ia berkata, "Jika ada orang di
dunia ini yang lebih bahagia daripada saya, bawalah orang itu kemari supaya
saya bisa menyalaminya."
Apa yang memampukan Fanny Crosby
mengalami sukacita yang demikian besar dalam situasi yang bagi kebanyakan orang
merupakan "tragedi"? Sejak usia dini ia memilih untuk
"bersukacita senantiasa dalam Tuhan" (Filipi 4:4). Sebenarnya, Fanny hanya
melaksanakan sebuah keputusan yang dibuatnya ketika baru berusia 8 tahun: "Betapa
banyak rahmat yang saya nikmati tetapi tidak dapat dinikmati orang lain.
Menangis dan mengeluh karena buta? Saya tidak akan dan tidak bisa berbuat
demikian."
Marilah setiap kita belajar tentang
makna sukacita yang sebenarnya. Jangan
biarkan sukacita kita dicuri oleh keadaan kita hari lepas hari. Kita tahu bahwa
sebagai mahasiswa teologia, begitu banyak beban diakhir semester ini dan uas
yang sudah dekat, namun saya pun menyadari bahwa saya harus bersandar kepada
Tuhan untuk meniliki sukacita dalam hari-hari yang akan saya lalui.
1.
Mari
setiap kita menyerahkan pikiran kita kepada Tuhan sebagai dedikasi dan komitmen
kita setiap hari. Sebelum kita memulai menjalani hari-hari kita, biarlah setiap
kita terlebih dahulu datang berdoa kepada Tuhan untuk memimpin sepanjang hidup
kita. Marilah kita mempraktekkan Roma
pasal 12:1 mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkanan kepada Allah sebagai ibadah kita yang sejati.
2.
Biarkan
Roh Kudus memperbaharui pikiran kita melalui firman-Nya. Oleh sebab itu saat
teduh pribadi kita dan pembacaan Firman Tuhan akan membuat hidup kita penuh
dengan kemanangan dan sukacita.
Tema
: Hidupku Kesaksianku
Nats
: 1 Petrus 2:9-17
Audience : Umum (Ibadah 1 & 2)
Shalom
selamat pagi/sore Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih dalam Tuhan, tidak terasa
hampir 2 bulan telah belalu. Rasanya baru kemarin saya datang ke Bandarjaya
ini, dan hari kamis ini tagal 25 saya akan kembali ke Bandung. Waktu ini begitu
cepat berlalu. Tetapi walaupun waktu cepat berlalu, kita tetap bersyukur kepada
Allah yang kita sembah. Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih dalam Tuhan, mari
kita sama-sama membuka Alkitab kita dari 1 Petrus 2: 9-17.
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, sebelum kita masuk ke dalam tema kita pada hari ini,
saya mau bertanya kepada saudara-saudara yang ada di tempat ini. Adakah di
antara saudara yang sama seperti saya, senang melihat bintang di malam hari??
Adakah saudara?? Mungkin saudara dan saya sama, senang melihat bintang. Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, dulu ketika saya masih berada di kampung halaman
saya, hampir setiap malam saya selalu duduk-duduk di depan atau di samping
rumah. Terkadang tugas saya saya tinggalkan sejenak dan saya mengambil waktu
untuk duduk sejenak. Suadara, sya duduk di depan atau d samping rumah itu tidak
hanya sekedar duduk, tetapi saya melihat dan menikmati bintang-bintang yang ada
di langit. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, karena kesenangan saya
melihat-lihat bintang, saya pernah suatu malam itu melihat-lihat bentuk bintang
yang berdekatan, ada yang membentuk layang-layang. Di mana bintang ada 4
berdekatan dan jika ditarik garis bisa dikatakan membentuk layang-layan. Dan
juga pernah saya melihat ada bulan sabit dan di dekat bulan sabit tersebut ada
dua bintang dan kumpulan bintang dan bulan sabit ini sepertinya jika
digambarkan membentuk wajah yang senyum.
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, unik tidak jika kita melihat hal seperti ini??
Saudara, apa yang membuat seseorang itu tertarik dan terpukau dengan
bintang-bintang di langit?? Jika hal ini ditanyakan kepada saya sendiri,
saudaraku, saya sangat tertarik dan terpukau dengan bintang-bintang di langit
karena bintang ini, jika kita lihat dari bumi kelihatannya kecil sekali, tetapi
cahayanya itu bisa memberikan terang dalam dunia yang gelap khususnya pada
malam hari. Bintang yang kecil, bisa menyinari kegelapan.
Saudaraku, seperti sebuah lagu
mengatakan:
“Ku
mau bercahaya, bagaikan bintang-bintang
Di
tengah kegelapan, terpancar terang kasih Tuhan
Ku
mau bercahaya, bermegah dalam Dia
Menyaksikan
kemurahan Tuhan, menc’ritakan perbuatan Tuhan
Kurindu
hidup s’lalu, bercahaya dalam kemuliaan-Nya”
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, kita sebagai anak Tuhan seharusnya seperti lagu ini.
Kita seharusnya dapat menyinari kegelapan. Harusnya lagu ini menjadi kerinduan
setiap pribadi kita sebagai anak-anak Tuhan. Tetapi apa yang terjadi dalam
hidup ini saudara?? Justru yang terjadi adalah, di mana anak-anak Allah yang
diberikan cahaya oleh Allah kita untuk menyinari kegelapan semakin hari semakin
pudar dan bahkan bisa dikatakan hampir padam cahaya tersebut. Mengapa semakin
pudar dan bahkan hampir padam saudara?? Hal ini dikarenakan dunia yang kita
hadapi pada masa sekarang ini semakin hari, semakin gelap karena orang-orang
berprinsip, “whatever I do, up to me,
apapun yang saya lakukan dalam hidup ini, terserah saya atau bisa dikatakan
semau gue”.
Nah,
saudara yang terkasih dalam Tuhan, apa hubungannya dengan tema kita pada hari
ini saudaraku??
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, dalam nats yang kita telah bacakan tadi dikatakan
dalam nats ini, “Tetapi kamulah bangsa
yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Saudara, dikatakan dalam ayat ini, sebelum semuanya ada, atau sebelum dunia
dijadikan bahwa Allah telah memilih setiap kita, Allah telah memilih saudara
dan saya menjadi kepunyaan-Nya, kepunyaan Allah sendiri. Bukan kepunyaan dunia
ini. Saudara dari mana kita bisa tahu hal ini?? Di katakan juga di dalam ayat 9
ini, Dia (Allah kita) telah memanggil kita dari kegelapan menuju terang-Nya
yang ajaib. Saudara dulu kita hidup dibawah kungkungan dosa, dibawah ikatan
dosa, tetapi dikatakan dalam Firman Tuhan ini, Dia (Allah Bapa kita), melalui
kematian anak-Nya yang tunggal telah melepaskan kita dari kungkungan dosa
tersebut. Dan bukan hanya lepas dari kungkungan dosa yang mengikat kita, tetapi
juga telah diselamatkan oleh Allah kita yang mahakuasa yang berkuasa di atas
segalanya.
Dalam
ayat yang ke-10 dikatakan juga, “Kamu,
yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan”.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ayat ini menegaskan kepada setiap
orang-orang percaya, dimana ketika kita hidup dalam kegelapan, hidup dalam
kekangan dosa, hidup dalam keterikatan dosa itu, pada saat itu kita bukanlah
umat Allah, dan juga tidak dikasihi-Nya, tetapi ketika kita lepas dari
kegelapan dan kekangan dosa tersebut, setiap kita menjadi umat Allah dan
beroleh belas kasihan.
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, pas kapan sih dikatakan manusia itu bukan umat
Tuhan?? Itulah ketika manusia hidup dalam manusia lama yang selalu hidup dalam
kedagingan. Kehidupan yang seperti inilah yang ditentang oleh Tuhan kita Yesus
Kristus.
Tema
kita juga pada hari ini dikatakan “Hidupku kesaksianku”. Saudara yang
terkasih dalam Tuhan, tadi kita telah bersama-sama melihat tentang
bintang-bintang kecil yang bertaburan di langit, bintang kecil ini dengan
kekecilannya tersebut, dia bisa mempengaruhi dunia ini dan bahkan dia bisa
memberikan terang yang luar biasa pada malam yang gelap. Saudara yang terkasih
dalam Tuhan, bagaimana dengan hidup saudara dan saya di dalam dunia yang
semakin hari semakin gelap ini, sudahkah pernah memberikan terang yang luar
biasa?? Bagaimana hidup saudara dan saya bisa menjadi terang dimanapun kita
berada???
Saudaraku,
hisup kita bisa menjadi terang, atau bisa menjadi cahaya yang bersinar yang
memberikan penerangan bagi dunia yang gepa ini melalui kesaksian hidup kita.
Tema kita mengatakan hidupku kesaksianku. Saudara, terang itu bisa dipancarkan
dalam hidup kita melalui hidup kita yang menjadi kesaksian setiap kita
dimanapun kita berada dan kapanpun. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ada
beberapa point yang ingin saya bagikan bagi saudara, bagaimana hidup kita bisa
menjadi kesaksian kita.
1.
Hidup
kita bisa menjadi kesaksian kita dengan menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging yang melawan jiwa. (11)
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, hidup seseorang bisa menjadi kesaksian kepada orang
disekitarnya dengan menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. Keinginan
daging yang seperti apa saudara?? Saudaraku yang terkasih, seringkali kita
melihat dalam kehidupan ini, seseorang yang hidup dalam manusia lama, dia
mengutamakan untuk memuaskan keinginan dagingnya dan bisa dikatakan dia
mengabaikan keinginan Allah dalam hidupnya. Tetapi saudara yang terkasih dalam
Tuhan, saudara dan saya yang sudah hidup dalam Allah dan Allah yang kita sembah
menginginkan setiap orang yang hidup di dalam-Nya untuk menjauhkan diri dari
keinginan daging yang menjerumuskan manusia tetap hidup dalam dosa. Hal yang
sangat sederhana yang bisa kita lihat dalam hidup ini, ketika saudara dan saya
pulang dari pekerjaan kita, mungkin kita sudah lelah, dan pada hari itu juga
kita ada persekutuan tetapi karena kita sudah lelah kita mengatakan saya lebih
baik istirahat dululah, persekutuan mah kapan-kapan bisa. Saya mau istirahat
terlebih dahulu karena besok saya mau kerja lagi. Saya ingin ketika saya kerja
besok, saya fresh, persekutuan kan bisa kapan-kapan. Atau saudara mengatakan
persekutuan mah saya sudah sering, setiap minggu saya pergi koq ke gereja.
Saudara yang terkasih dalam Tuha, hal ini sangat sering terjadi dalam hidup
kita. Inilah kita mengutamakan keinginan daging kita. Padahal persekutuan itu
tidak lama, bahak persekutuan itu tidak melelahkan sebenarnya, yang terutama
itu adalah hati kita. Hati kita mengatakan saya ingin bersekutu dengan Tuhan
tetapi karena kita lelah pulang kerja kita mengatakan, nanatilah padahal
kelelahan kita itu bmasih bisa kita tahan-tahankan. Bagaimana hidup kita bisa
menjadi kesaksian kita jika hanya karena hal kecil kita langsung lebih memilih
keinginan duniawi kita??
2.
Hidup
kita bisa menjadi kesaksian kita melalui cara hidup kita yang baik. (12)
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, dikatakan dalam ayat yangke-12 ini hidup seseorang
bisa menjadi kesaksian dimanapun berada melalui hidup yang mencerminkan cara
hidup yang baik. Cara hidup seseorang bisa terpancar melalui sikap tingkahlaku
seseorang. Sikap dan tingkahlaku setiap orang itu harun mempermuliakan Tuhan.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dalam ayat ini juga dikatakan ketika
seseorang memfitnah kamu sebagai orang durjana janganlah dibalas tetapi
bersikap yang baiklah terhadap mereka dan sikap yang kita lakukan itu untuk
memuliakan nama Tuhan sehingga melalui sikap dan tingkahlaku yang terpancar
dari setiap diri kita seseorang yang memfitnah kita itu bisa melihat kasih yang
luarbiasa yang daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Saudara yang terkasih dalam
Tuhan, apa yang kita alami dalam dunia ini, itu hanyalah sedikit dari apa yang
dihadapi oleh Yesus Kristus di mana kita tahu bagaimana penderitaan yang
dialami oleh Yesus Kristus, itu sungguh luar biasa. Saudara yang terkasih dalam
Tuhan, melalui sikap dan tingkahlaku kita itu orang-orang disekitar kita bisa
menjadi penasaran apa yang membuat kita berlaku baik kepada orang yang
melakukan yang tidak baik kepada kita. Mungkin hal ini bisa dilihat oleh
tetangga kita, rekan kerja kita yang belum mengenal Yesus, dan yang lain.
Dengan sikap kita yang demikianlah, hidup kita ini bisa menjadi kesaksian kita
bagi orang-orang disekitar kita.
3.
Hidup
kita bisa menjadi kesaksian kita melaluikehidupan kita yang tunduk kepada
pemimpin-pemimpi ataupun atasan kita bukan karena mereka lebih tinggi dari kita
tetapi karena Allah. (13-15)
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, berbicara tentang tunduk kepada pemerinta, atasan
atau wali, ini merupakan hal yang tidak asing dalam hidup kita. Contoh yang
real kita bisa lihat, bagi kita yang sudah bekerja. Jika kita sebagai bawahan,
kita pasti tunduk kepada atasan kita. Tetapi yang menjadi pertanyaan kepada
kita, ketika kita tunduk kepada atasan kita, apa yang menjadi motivasi kita,
apakah karena ada sesuatu yang kita inginkan dalam artian untuk menginginkan
sesuatu yang lebih?? Supaya kita dipuji atau dibanggakan oleh atasan. Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, jika hal ini yang kita inginkan, bagaiman hidup ini
bisa menjadi kesaksian kita?? Saudara, jika kita tunduk kepada atasan, wali,
atau pemerintah bukanlah karena ada motivasi yang lain yang kita inginkan untuk
kita memiliki sesuatu yang lebih, tetapi karena kita ingin menunjukkan
kehidupan kita sebagai anak-anak Allah sehingga melaui kehidupan kita yang
demikian, orang yang melihat kita juga ingin mengetahui apa yang membuat kita
demikian dan melalui hal ini kita bisa mengabarkan tentang Tuhan yang kita
sembah kepada mereka. Kita tunuk bukan karena kita menginginkan posisi yang
baik, yang tinggi melainkan karena Allah kita. Dengan demikian hidup kita ini
bisa menjadi kesaksian dimanapun kita berada.
4.
Hidup
kita bisa menjadi kesaksian kita melalui hidup kita sebagai orang merdeka. (16)
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, berbicara tentang hidup kita sebagai orang merdeka, merdeka
dalam hal apa saudara? Saudara yang terkasih dalam Tuhan, setiap kita yang
hidup di dalam Tuhan adalah orang merdeka. Di mana kita telah dimerdekakan dari
dosa kita oleh Yesus Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib. Saudara yang
terkasih dalam Tuhan, ketika kita sudah dimerdekakan di dalam Tuhan, kita tidak
hidup lagi di dalam kegelapan dunia ini. Tetapi kita telah hidup di dalam
terang tuhan yang ajaib dan kita diberikan hati sebagai hamba yang selalu
menyenangkan hati tuannya di mana kita sebagai hamba Allah diberi tugas mulia
untuk memuliakan nama Tuhan. Saudara, melalui hidup kita yang merdeka ini, kita
bisa menunjukkan kehidupan kita sebagai kesaksian bagi orang-orang disekitar
kita.
Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, ketika kita melakukan keempat hal ini, secara
otomatis kita bisa melakukan yang dikatakan dalam ayat yang ke 17 di mana
dikatakan disana kita pasti menghormati orang-orang disekitar kita dan
mengasihi saudara-saudara kita dan kita juga pasti takut akan Tuhan. Saudara
yang terkasih dalam Tuhan, dengan kita melakukan keempat hal ini, hidup kita bisa
seperti bintang yang menerangi kegelapan dunia yang memancarkan sinar mulia.
Saudara,
yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudahkah hidup kita ini menjadi
kesaksian dimanapun kita berada?? Kiranya Firman Tuhan ini bisa menjadi berkat
dan bekal kita dalam setiap kehidupan kita. Amin.
Bahan
Sharing Dalam Kelompok Kecil
Tema
: Menyenangi Firman Tuhan
Nats
: Mazmur 19:8-15
Audience
: Remaja
Shalom teman-teman.
Teman-teman, saya ingin ketika saya bertanya nanti, teman-teman disini
berpartisipasi untuk memberikan tanggapan atau pendapat. Saya ingin kita saling
berbagi pendapat dengan teman-teman kita yang ada di tempat ini, sehingga kita
sama-sama mengerti akan apa yang ingin disampaikan Tuhan melalui Firman-Nya
pada malam hari ini. Saya ingin teman-teman tidak sungkan-sungkan untuk
memberikan pendapat. Salah benarnya pendapat teman-teman itu tidak masalah,
yang terutama kita bisa sama-sama mengerti akan Firman Tuhan yang akan kita
diskusikan bersama pada malam hari ini. Teman-teman, pernah tidak menyenangi
seseorang atau menyenangi suatu barang?? Teman-teman dulu saya paling senang
jahilin orang. Saudara, jika kita menyenangi sesuatu apa sih yang kita
rasakan?? Mengapa kamu menyenangi hal tersebut??
Saudara, ketika saya
sudah selesai menjahilin teman-teman saya biasanya saya merasa senang, karena
sudah puas ngerjain orang. Teman-teman, hari ini kita mau berbicara mengenai
mengapa kita harus menyenangi Firman Tuhan.
1. Menurut
teman-teman mengapa kita harus menyenangi Firman Tuhan??
2. Jika
kita menyenangi Firman Tuhan, apa yang kita dapatkan??
Teman-teman,
dalam nats yang kita baca tadi, kita mau belajar dari seorang Abdi Allah, tapi
bukan Abdi saudara kita yang disini ya... Abdi Allah yang dikatakan disini
adalah seorang yang hidupnya bergantung pada Tuhan yaitu seorang yang sangat
sering kita dengar yaitu Daud. Daud dalam mazmurnya ini mengatakan kepada
pembaca apa yang dia alami bersama Tuhan. Dari nats ini ada beberapa point yang
bisa kita lihat, mengapa seseorang atau setiap kita menyenangi Firman Tuhan.
1. Kita
menyenangi Firman Tuhan karena Firman Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa.
Seperti yang bisa kita lihat di dalam mazmur 23:3. Dikatakan Tuhan menyegarkan
jiwa. Bagaimana caranya?? Itulah dia dikatakan disini dengan Firman-Nya.
2. Karena
Firman Tuhan itu teguh, memberi hikmat. Seperti yang dialami oleh Ayub.
Penderitaan yang begitu luar biasa, dia tidak hanya kehilangan harta tetapi
juga kehilangan anak-anaknya dan juga dijauhi sahabat-sahabatnya bahkan
isterinya mencela. Tetapi dengan kehidupannya yang berpegang teguh di dalam
Tuhan, dia mendapatkan hikmat yang luar biasa dalam hidupnya.
3. Karena
Firman Tuhan itu menyukakan hati dan murni serta membuat mata bercahaya. Ketika
seseorang melakukan dosa, Firman Tuhan mengingatkan dia melalui orang
disekitarnya atau ketika dia berdoa atau bisa saja Tuhan mengetuh hatinya
sehingga dia sadar akan apa yang dilakukannya. Contoh yang biasa kita lihat
dalam hidup kita adalah, ketika berbohong, pasti hati nurani kita tidak tenang.
Kita akan selalu kepikiran akan apa yang kita lakukan. Benar tidak
teman-teman??? Pernah merasakan hal seperti ini?? Atau hal yang biasa dalam
rumah kita, ketika orang tua kita menyuruh kita melakukan suatu hal, tetapi
kita tidak mau, melainkan membantah, bagaimana perasaan saudara?? Apakah hati
anda tenang??
4. Karena
Firman itu membuat kita takut akan Dia yang adil, yang lebih dari semuanya. Di
mana kita tahu bahwa Allah yang sudah menjadi Firman itu, Dia melebihi apapun
yang ada di dunia ini. Dia lebih dari emas, perak dan bahkan lebih dari madu.
Teman-teman,
orang yang berpegang pada Firman Tuhan dikatakan di sini, mendapatkan upah yang
bersar. Upah seperti apa saudara?? Dikatakan dalam Firman Tuhan, upah yang
didapatkan oleh orang yang berpegang pada Firman Tuhan itu adalah kehidupan
yang kekal dan juga pertolongan yang daripada Allah sendiri dan juga kemenangan
yang luar biasa yang berasal dari Yesus Kristus sendiri.
Teman-teman,
maukah kita mendapatkan semuanya itu?? Maukah kita mendapatkan upah yang besar
itu?? Apa kira-kira contoh yang real yang bisa kita lihat ketika seseorang
menyenangi Firman Tuhan?? Dia rajin berdoa, saat teduh tanpa bolong-bolong, mau
memberitakan kabar baik tentang Tuhan kita Yesus Kristus.
Kiranya
perenungan kita ini bisa mengingatkan kita kembali supaya kita tetap menyenangi
Firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar