Kamis, 22 Agustus 2013

khotbah 2 bulan di lampung

Tema              : Makna Sukacita Yang Sebenarnya
Nats                : Filipi 4:4-7
Audience        : Umum

Shalom Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih didalam Tuhan Yesus, bersyukur pada saat ini kita dikumpulkan kembali ditempat ini. Mari sebelum saya menyampaikan perenungan firman Tuhan pada pagi hari ini, terlebih dahulu kita berdoa meminta pimpinan Tuhan agar kita dapat mengerti firman-Nya. Kita buka Alkitab kita dalam Filipi 4:4-7
Tema yang akan saya sampaikan hari ini adalah “makna sukacita yang sebenarnya. ada sebuah lagu yang sering dikumandangkan oleh anak Sekolah Minggu dan saya yakin lagu inipun sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu dalam Amsal 15:13 Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. Dan Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Terkadang dalam kehidupan kita sehari-hari, kita pun menyadari bahwa kehidupan yang kita jalani penuh dengan beban pikiran dan persoalan. Jika kita melihat berita-berita di televisi, koran, internet, maka dengan sangat mudah kita akan menemukan berita-berita yang tidak menyenangkan. Tindak kriminal dari hari kehari semakin meningkat, perampokan, penculikan, pemerasan, bahkan pembunuhan terjadi di berbagai tempat yang sudah sering kita dengar. Belum lagi berita-berita politik pemerintah, korupsi yang tiada akhirnya…
Dunia hari ini adalah dunia yang bersedih, yang penuh dengan kekerasan, kejahatan… orang-orang diluar Tuhan sedang mencari kedamaian, mereka mencari kasih, mencari sukacita….Namun sukacita yang sejati hanya ada dalam Tuhan Yesus saja. Mungkinkah kerap kali, kita sebagai anak-anak Tuhan juga diresahkan dengan isu-isu kejahatan yang membuat kita penuh rasa takut dan tidak bersukacita, sehingga kita senantiasa kuatir dalam kehidupan ini.
Surat Filipi adalah sebuah kitab yang ditulis berdasarkan pengajaran Alkitab yang kuat. Surat  ini bukanlah sebuah penolong yang dangkal yang mengajarkan para pembacanya bagaimana meyakinkan diri bahwa “segala sesuatu akan menjadi beres”. Bukan ini yang ingin disampaikan. Surat ini merupakan sebuah buku yang menjelaskan bagaimana pikiran yang harus dimiliki oleh orang percaya agar ia dapat mengalami sukacita Kristen dalam dunia yang penuh dengan kesukaran.
Sebagaian besar dari kita harus mengakui bahwa bila segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak kita, kita akan merasa juah lebih bahagia dan kita akan juah lebih mudah menjalani kehidupan ini. tetapi pernahkan kita berhenti sebentar untuk merenungkan betapa sedikitnya keadaan dalam hidup ini yang benar-benar dapat kita kendalikan? Kita tidak berkuasa mengendalikan cuaca atau lalu lintas atau mengendalikan hal-hal yang akan diperbuat atau diucapkan oleh orang lain. orang yang kebahagiaannya bergantung pada keadaan-keadaan yang menyenangkan akan mengalami kesedihan dalam sebgaian besar waktu hidupnya.
Mungkin mudah bagi kita bersukacita ketika hidup kita berjalan baik-baik saja, berkat melimpah, segala usaha dan pekerjaan kita berjalan lancar-lancar saja. Tetapi apakah sukacita kita dengan segera lenyap ketika kita menghadapi permasalahan, usaha tidak lancar, banyak persoaln hidup. Dan sebenarnya yang menjadi pengahalang kita untuk senantiasa bersukacita: adalah tidak percaya, tidak taat, kuatir akan masa depan.
Lantas apa yang harus kita lakukan, apa makna sukacita yang sebenarnya dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya sehingga kita membawa kesaksian yang baik bagi orang lain? Bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa? Setiap kita harus menyadari bahwa…

1.    Sukacita kita adalah berasal dari Tuhan.
Kisah Para Rasul  22:28 : “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu”
Maka setiap orang yang tidak bersukacita adalah orang yang tidak menikmati anugerah Tuhan. Kita belajar dari surat-surat yang dituliskan oleh Paulus banyak sekali kata  bersukacitalah!! Bersukacitalah senantiasa!! Tetapi harus kita ketahui disini bahwa sukacita Paulus tidak didasarkan semata-mata karena berkat-berkat yang Tuhan berikan. Paulus menuliskan surat FIlipi ketika ia berada didalam penjara. Tetapi dalam surat-surat Paulus, jarang sekali kita menemukan paulus sedang mengeluh akan keadaannya katika ia penjara. Meskipun ia berada dalam penjara, ia tetap mengarahkan kepada kawan-kawannya dan kepada kita semua tentang sukacita yang tidak dapat direnggut oleh apapun juga. Karena Paulus tahu, anugerah Tuhan yang  nyatalah yang membuat dia dapat bersukacita.
Kualitas sukacita Paulus menunjukan bahwa bahwa sumber sukacitanya tidak bergantung pada hal-hal duniawi, sebab sumbernya ialah kehadiran Kristus yang terus menerus. Orang Kristen saharusnya tidak pernah kehilangan sukacitanya, sebab kita tidak pernah kehilangan Kristus.
Bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa? Setiap kita harus menyadari bahwa…

2.    Sukacita adalah perintah Tuhan
Filipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Alkitab senantiasa memberikan kita perintah dengan jelas: Bersukacitalah dalam Tuhan! Sukacita adalah buah roh yang harus ada dalam kehiudpan orang percaya untuk menunjukkan bahwa kita bertumbuh dalam iman kepada Tuhan. “Bersukacitalah senantiasa didalam Tuhan” kata senantiasa disini menunjukan suatu yang harus dilakukan terus menerus.
Bersukacita menunjukkan kepada kita bahwa kita melakukan kehendak Tuhan. Orang Kristen harus ditandai secara khas oleh sikap memikul segala hal. Dalam hidupnya harus tidak ada tempat bagi kekuatiran. Sebab dalam segala hal kita bersyukur dan berdoa yang membuat kita mendapatkan sukacita.. Dan karena iman setiap kita dihidupkan oleh pikiran tentang apa yang dilakukan oleh ALLAH. Maka masuklah karunia Allah, yaitu damai sejahtera yang melampaui akal budi manusia. Dan damai sejahtera itu bertindak sebagai pengawal yang menjaga budi dan perasaan orang Kristen. Demikainlah perintah Tuhan agar kita menajdi saksi sikap sukacita didalam kehidupan ini sehingga mampu membagikan damai kepada banyak orang yang kita temui hari ini.
Bagaimana kita sebagai anak-anak Tuhan bisa bersukacita senantiasa? Setiap kita harus menyadari bahwa…

3.    Sukacita adalah gaya hidup orang percaya dan ekspresi kita atas anugerah Tuhan
II Korintus  13:11 “Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!”
Temperamen kita tampaknya sudah melekat semenjak lahir. Sebagian dari kita ada yang tampak selalu bergembira, sementara yang lain kelihatan murung. Namun, bagaimana tanggapan kita terhadap ujian hidup juga mempengaruhi watak kita secara keseluruhan.

Ilustrasi:
Misalnya, Fanny Crosby kehilangan kemampuan penglihatannya ketika baru berusia enam minggu. Ia mencapai usia 90-an, dan ia telah menggubah ribuan pujian yang digemari banyak orang. Pada ulang tahunnya yang ke-92 dengan gembira ia berkata, "Jika ada orang di dunia ini yang lebih bahagia daripada saya, bawalah orang itu kemari supaya saya bisa menyalaminya."
Apa yang memampukan Fanny Crosby mengalami sukacita yang demikian besar dalam situasi yang bagi kebanyakan orang merupakan "tragedi"? Sejak usia dini ia memilih untuk "bersukacita senantiasa dalam Tuhan" (Filipi 4:4). Sebenarnya, Fanny hanya melaksanakan sebuah keputusan yang dibuatnya ketika baru berusia 8 tahun: "Betapa banyak rahmat yang saya nikmati tetapi tidak dapat dinikmati orang lain. Menangis dan mengeluh karena buta? Saya tidak akan dan tidak bisa berbuat demikian."
Marilah setiap kita belajar tentang makna sukacita yang sebenarnya.  Jangan biarkan sukacita kita dicuri oleh keadaan kita hari lepas hari. Kita tahu bahwa sebagai mahasiswa teologia, begitu banyak beban diakhir semester ini dan uas yang sudah dekat, namun saya pun menyadari bahwa saya harus bersandar kepada Tuhan untuk meniliki sukacita dalam hari-hari yang akan saya lalui.
1.    Mari setiap kita menyerahkan pikiran kita kepada Tuhan sebagai dedikasi dan komitmen kita setiap hari. Sebelum kita memulai menjalani hari-hari kita, biarlah setiap kita terlebih dahulu datang berdoa kepada Tuhan untuk memimpin sepanjang hidup kita. Marilah kita mempraktekkan  Roma pasal 12:1 mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkanan kepada Allah sebagai ibadah kita yang sejati.
2.    Biarkan Roh Kudus memperbaharui pikiran kita melalui firman-Nya. Oleh sebab itu saat teduh pribadi kita dan pembacaan Firman Tuhan akan membuat hidup kita penuh dengan kemanangan dan sukacita.
  

Tema              : Hidupku Kesaksianku
Nats                : 1 Petrus 2:9-17
Audience        : Umum (Ibadah 1 & 2)

Shalom selamat pagi/sore Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih dalam Tuhan, tidak terasa hampir 2 bulan telah belalu. Rasanya baru kemarin saya datang ke Bandarjaya ini, dan hari kamis ini tagal 25 saya akan kembali ke Bandung. Waktu ini begitu cepat berlalu. Tetapi walaupun waktu cepat berlalu, kita tetap bersyukur kepada Allah yang kita sembah. Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih dalam Tuhan, mari kita sama-sama membuka Alkitab kita dari 1 Petrus 2: 9-17.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, sebelum kita masuk ke dalam tema kita pada hari ini, saya mau bertanya kepada saudara-saudara yang ada di tempat ini. Adakah di antara saudara yang sama seperti saya, senang melihat bintang di malam hari?? Adakah saudara?? Mungkin saudara dan saya sama, senang melihat bintang. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dulu ketika saya masih berada di kampung halaman saya, hampir setiap malam saya selalu duduk-duduk di depan atau di samping rumah. Terkadang tugas saya saya tinggalkan sejenak dan saya mengambil waktu untuk duduk sejenak. Suadara, sya duduk di depan atau d samping rumah itu tidak hanya sekedar duduk, tetapi saya melihat dan menikmati bintang-bintang yang ada di langit. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, karena kesenangan saya melihat-lihat bintang, saya pernah suatu malam itu melihat-lihat bentuk bintang yang berdekatan, ada yang membentuk layang-layang. Di mana bintang ada 4 berdekatan dan jika ditarik garis bisa dikatakan membentuk layang-layan. Dan juga pernah saya melihat ada bulan sabit dan di dekat bulan sabit tersebut ada dua bintang dan kumpulan bintang dan bulan sabit ini sepertinya jika digambarkan membentuk wajah yang senyum.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, unik tidak jika kita melihat hal seperti ini?? Saudara, apa yang membuat seseorang itu tertarik dan terpukau dengan bintang-bintang di langit?? Jika hal ini ditanyakan kepada saya sendiri, saudaraku, saya sangat tertarik dan terpukau dengan bintang-bintang di langit karena bintang ini, jika kita lihat dari bumi kelihatannya kecil sekali, tetapi cahayanya itu bisa memberikan terang dalam dunia yang gelap khususnya pada malam hari. Bintang yang kecil, bisa menyinari kegelapan.
Saudaraku, seperti sebuah lagu mengatakan:
“Ku mau bercahaya, bagaikan bintang-bintang
Di tengah kegelapan, terpancar terang kasih Tuhan
Ku mau bercahaya, bermegah dalam Dia
Menyaksikan kemurahan Tuhan, menc’ritakan perbuatan Tuhan
Kurindu hidup s’lalu, bercahaya dalam kemuliaan-Nya”
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, kita sebagai anak Tuhan seharusnya seperti lagu ini. Kita seharusnya dapat menyinari kegelapan. Harusnya lagu ini menjadi kerinduan setiap pribadi kita sebagai anak-anak Tuhan. Tetapi apa yang terjadi dalam hidup ini saudara?? Justru yang terjadi adalah, di mana anak-anak Allah yang diberikan cahaya oleh Allah kita untuk menyinari kegelapan semakin hari semakin pudar dan bahkan bisa dikatakan hampir padam cahaya tersebut. Mengapa semakin pudar dan bahkan hampir padam saudara?? Hal ini dikarenakan dunia yang kita hadapi pada masa sekarang ini semakin hari, semakin gelap karena orang-orang berprinsip, “whatever I do, up to me, apapun yang saya lakukan dalam hidup ini, terserah saya atau bisa dikatakan semau gue”.
Nah, saudara yang terkasih dalam Tuhan, apa hubungannya dengan tema kita pada hari ini saudaraku??
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dalam nats yang kita telah bacakan tadi dikatakan dalam nats ini, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Saudara, dikatakan dalam ayat ini, sebelum semuanya ada, atau sebelum dunia dijadikan bahwa Allah telah memilih setiap kita, Allah telah memilih saudara dan saya menjadi kepunyaan-Nya, kepunyaan Allah sendiri. Bukan kepunyaan dunia ini. Saudara dari mana kita bisa tahu hal ini?? Di katakan juga di dalam ayat 9 ini, Dia (Allah kita) telah memanggil kita dari kegelapan menuju terang-Nya yang ajaib. Saudara dulu kita hidup dibawah kungkungan dosa, dibawah ikatan dosa, tetapi dikatakan dalam Firman Tuhan ini, Dia (Allah Bapa kita), melalui kematian anak-Nya yang tunggal telah melepaskan kita dari kungkungan dosa tersebut. Dan bukan hanya lepas dari kungkungan dosa yang mengikat kita, tetapi juga telah diselamatkan oleh Allah kita yang mahakuasa yang berkuasa di atas segalanya.
Dalam ayat yang ke-10 dikatakan juga, “Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan”. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ayat ini menegaskan kepada setiap orang-orang percaya, dimana ketika kita hidup dalam kegelapan, hidup dalam kekangan dosa, hidup dalam keterikatan dosa itu, pada saat itu kita bukanlah umat Allah, dan juga tidak dikasihi-Nya, tetapi ketika kita lepas dari kegelapan dan kekangan dosa tersebut, setiap kita menjadi umat Allah dan beroleh belas kasihan.  
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, pas kapan sih dikatakan manusia itu bukan umat Tuhan?? Itulah ketika manusia hidup dalam manusia lama yang selalu hidup dalam kedagingan. Kehidupan yang seperti inilah yang ditentang oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Tema kita juga pada hari ini dikatakan “Hidupku kesaksianku”. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, tadi kita telah bersama-sama melihat tentang bintang-bintang kecil yang bertaburan di langit, bintang kecil ini dengan kekecilannya tersebut, dia bisa mempengaruhi dunia ini dan bahkan dia bisa memberikan terang yang luar biasa pada malam yang gelap. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, bagaimana dengan hidup saudara dan saya di dalam dunia yang semakin hari semakin gelap ini, sudahkah pernah memberikan terang yang luar biasa?? Bagaimana hidup saudara dan saya bisa menjadi terang dimanapun kita berada???
Saudaraku, hisup kita bisa menjadi terang, atau bisa menjadi cahaya yang bersinar yang memberikan penerangan bagi dunia yang gepa ini melalui kesaksian hidup kita. Tema kita mengatakan hidupku kesaksianku. Saudara, terang itu bisa dipancarkan dalam hidup kita melalui hidup kita yang menjadi kesaksian setiap kita dimanapun kita berada dan kapanpun. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ada beberapa point yang ingin saya bagikan bagi saudara, bagaimana hidup kita bisa menjadi kesaksian kita.
1.      Hidup kita bisa menjadi kesaksian kita dengan menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang melawan jiwa. (11)
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, hidup seseorang bisa menjadi kesaksian kepada orang disekitarnya dengan menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. Keinginan daging yang seperti apa saudara?? Saudaraku yang terkasih, seringkali kita melihat dalam kehidupan ini, seseorang yang hidup dalam manusia lama, dia mengutamakan untuk memuaskan keinginan dagingnya dan bisa dikatakan dia mengabaikan keinginan Allah dalam hidupnya. Tetapi saudara yang terkasih dalam Tuhan, saudara dan saya yang sudah hidup dalam Allah dan Allah yang kita sembah menginginkan setiap orang yang hidup di dalam-Nya untuk menjauhkan diri dari keinginan daging yang menjerumuskan manusia tetap hidup dalam dosa. Hal yang sangat sederhana yang bisa kita lihat dalam hidup ini, ketika saudara dan saya pulang dari pekerjaan kita, mungkin kita sudah lelah, dan pada hari itu juga kita ada persekutuan tetapi karena kita sudah lelah kita mengatakan saya lebih baik istirahat dululah, persekutuan mah kapan-kapan bisa. Saya mau istirahat terlebih dahulu karena besok saya mau kerja lagi. Saya ingin ketika saya kerja besok, saya fresh, persekutuan kan bisa kapan-kapan. Atau saudara mengatakan persekutuan mah saya sudah sering, setiap minggu saya pergi koq ke gereja. Saudara yang terkasih dalam Tuha, hal ini sangat sering terjadi dalam hidup kita. Inilah kita mengutamakan keinginan daging kita. Padahal persekutuan itu tidak lama, bahak persekutuan itu tidak melelahkan sebenarnya, yang terutama itu adalah hati kita. Hati kita mengatakan saya ingin bersekutu dengan Tuhan tetapi karena kita lelah pulang kerja kita mengatakan, nanatilah padahal kelelahan kita itu bmasih bisa kita tahan-tahankan. Bagaimana hidup kita bisa menjadi kesaksian kita jika hanya karena hal kecil kita langsung lebih memilih keinginan duniawi kita??

2.      Hidup kita bisa menjadi kesaksian kita melalui cara hidup kita yang baik.  (12)
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dikatakan dalam ayat yangke-12 ini hidup seseorang bisa menjadi kesaksian dimanapun berada melalui hidup yang mencerminkan cara hidup yang baik. Cara hidup seseorang bisa terpancar melalui sikap tingkahlaku seseorang. Sikap dan tingkahlaku setiap orang itu harun mempermuliakan Tuhan. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dalam ayat ini juga dikatakan ketika seseorang memfitnah kamu sebagai orang durjana janganlah dibalas tetapi bersikap yang baiklah terhadap mereka dan sikap yang kita lakukan itu untuk memuliakan nama Tuhan sehingga melalui sikap dan tingkahlaku yang terpancar dari setiap diri kita seseorang yang memfitnah kita itu bisa melihat kasih yang luarbiasa yang daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, apa yang kita alami dalam dunia ini, itu hanyalah sedikit dari apa yang dihadapi oleh Yesus Kristus di mana kita tahu bagaimana penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus, itu sungguh luar biasa. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, melalui sikap dan tingkahlaku kita itu orang-orang disekitar kita bisa menjadi penasaran apa yang membuat kita berlaku baik kepada orang yang melakukan yang tidak baik kepada kita. Mungkin hal ini bisa dilihat oleh tetangga kita, rekan kerja kita yang belum mengenal Yesus, dan yang lain. Dengan sikap kita yang demikianlah, hidup kita ini bisa menjadi kesaksian kita bagi orang-orang disekitar kita.

3.      Hidup kita bisa menjadi kesaksian kita melaluikehidupan kita yang tunduk kepada pemimpin-pemimpi ataupun atasan kita bukan karena mereka lebih tinggi dari kita tetapi karena Allah. (13-15)
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, berbicara tentang tunduk kepada pemerinta, atasan atau wali, ini merupakan hal yang tidak asing dalam hidup kita. Contoh yang real kita bisa lihat, bagi kita yang sudah bekerja. Jika kita sebagai bawahan, kita pasti tunduk kepada atasan kita. Tetapi yang menjadi pertanyaan kepada kita, ketika kita tunduk kepada atasan kita, apa yang menjadi motivasi kita, apakah karena ada sesuatu yang kita inginkan dalam artian untuk menginginkan sesuatu yang lebih?? Supaya kita dipuji atau dibanggakan oleh atasan. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, jika hal ini yang kita inginkan, bagaiman hidup ini bisa menjadi kesaksian kita?? Saudara, jika kita tunduk kepada atasan, wali, atau pemerintah bukanlah karena ada motivasi yang lain yang kita inginkan untuk kita memiliki sesuatu yang lebih, tetapi karena kita ingin menunjukkan kehidupan kita sebagai anak-anak Allah sehingga melaui kehidupan kita yang demikian, orang yang melihat kita juga ingin mengetahui apa yang membuat kita demikian dan melalui hal ini kita bisa mengabarkan tentang Tuhan yang kita sembah kepada mereka. Kita tunuk bukan karena kita menginginkan posisi yang baik, yang tinggi melainkan karena Allah kita. Dengan demikian hidup kita ini bisa menjadi kesaksian dimanapun kita berada.

4.      Hidup kita bisa menjadi kesaksian kita melalui hidup kita sebagai orang merdeka. (16)
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, berbicara tentang hidup kita sebagai orang merdeka, merdeka dalam hal apa saudara? Saudara yang terkasih dalam Tuhan, setiap kita yang hidup di dalam Tuhan adalah orang merdeka. Di mana kita telah dimerdekakan dari dosa kita oleh Yesus Kristus melalui kematian-Nya di kayu salib. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ketika kita sudah dimerdekakan di dalam Tuhan, kita tidak hidup lagi di dalam kegelapan dunia ini. Tetapi kita telah hidup di dalam terang tuhan yang ajaib dan kita diberikan hati sebagai hamba yang selalu menyenangkan hati tuannya di mana kita sebagai hamba Allah diberi tugas mulia untuk memuliakan nama Tuhan. Saudara, melalui hidup kita yang merdeka ini, kita bisa menunjukkan kehidupan kita sebagai kesaksian bagi orang-orang disekitar kita.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, ketika kita melakukan keempat hal ini, secara otomatis kita bisa melakukan yang dikatakan dalam ayat yang ke 17 di mana dikatakan disana kita pasti menghormati orang-orang disekitar kita dan mengasihi saudara-saudara kita dan kita juga pasti takut akan Tuhan. Saudara yang terkasih dalam Tuhan, dengan kita melakukan keempat hal ini, hidup kita bisa seperti bintang yang menerangi kegelapan dunia yang memancarkan sinar mulia.
Saudara, yang menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudahkah hidup kita ini menjadi kesaksian dimanapun kita berada?? Kiranya Firman Tuhan ini bisa menjadi berkat dan bekal kita dalam setiap kehidupan kita. Amin.

Bahan Sharing Dalam Kelompok Kecil

Tema              : Menyenangi Firman Tuhan
Nats                : Mazmur 19:8-15
Audience        : Remaja

Shalom teman-teman. Teman-teman, saya ingin ketika saya bertanya nanti, teman-teman disini berpartisipasi untuk memberikan tanggapan atau pendapat. Saya ingin kita saling berbagi pendapat dengan teman-teman kita yang ada di tempat ini, sehingga kita sama-sama mengerti akan apa yang ingin disampaikan Tuhan melalui Firman-Nya pada malam hari ini. Saya ingin teman-teman tidak sungkan-sungkan untuk memberikan pendapat. Salah benarnya pendapat teman-teman itu tidak masalah, yang terutama kita bisa sama-sama mengerti akan Firman Tuhan yang akan kita diskusikan bersama pada malam hari ini. Teman-teman, pernah tidak menyenangi seseorang atau menyenangi suatu barang?? Teman-teman dulu saya paling senang jahilin orang. Saudara, jika kita menyenangi sesuatu apa sih yang kita rasakan?? Mengapa kamu menyenangi hal tersebut??
Saudara, ketika saya sudah selesai menjahilin teman-teman saya biasanya saya merasa senang, karena sudah puas ngerjain orang. Teman-teman, hari ini kita mau berbicara mengenai mengapa kita harus menyenangi Firman Tuhan.
1.      Menurut teman-teman mengapa kita harus menyenangi Firman Tuhan??
2.      Jika kita menyenangi Firman Tuhan, apa yang kita dapatkan??
Teman-teman, dalam nats yang kita baca tadi, kita mau belajar dari seorang Abdi Allah, tapi bukan Abdi saudara kita yang disini ya... Abdi Allah yang dikatakan disini adalah seorang yang hidupnya bergantung pada Tuhan yaitu seorang yang sangat sering kita dengar yaitu Daud. Daud dalam mazmurnya ini mengatakan kepada pembaca apa yang dia alami bersama Tuhan. Dari nats ini ada beberapa point yang bisa kita lihat, mengapa seseorang atau setiap kita menyenangi Firman Tuhan.
1.      Kita menyenangi Firman Tuhan karena Firman Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Seperti yang bisa kita lihat di dalam mazmur 23:3. Dikatakan Tuhan menyegarkan jiwa. Bagaimana caranya?? Itulah dia dikatakan disini dengan Firman-Nya.
2.      Karena Firman Tuhan itu teguh, memberi hikmat. Seperti yang dialami oleh Ayub. Penderitaan yang begitu luar biasa, dia tidak hanya kehilangan harta tetapi juga kehilangan anak-anaknya dan juga dijauhi sahabat-sahabatnya bahkan isterinya mencela. Tetapi dengan kehidupannya yang berpegang teguh di dalam Tuhan, dia mendapatkan hikmat yang luar biasa dalam hidupnya.
3.      Karena Firman Tuhan itu menyukakan hati dan murni serta membuat mata bercahaya. Ketika seseorang melakukan dosa, Firman Tuhan mengingatkan dia melalui orang disekitarnya atau ketika dia berdoa atau bisa saja Tuhan mengetuh hatinya sehingga dia sadar akan apa yang dilakukannya. Contoh yang biasa kita lihat dalam hidup kita adalah, ketika berbohong, pasti hati nurani kita tidak tenang. Kita akan selalu kepikiran akan apa yang kita lakukan. Benar tidak teman-teman??? Pernah merasakan hal seperti ini?? Atau hal yang biasa dalam rumah kita, ketika orang tua kita menyuruh kita melakukan suatu hal, tetapi kita tidak mau, melainkan membantah, bagaimana perasaan saudara?? Apakah hati anda tenang??
4.      Karena Firman itu membuat kita takut akan Dia yang adil, yang lebih dari semuanya. Di mana kita tahu bahwa Allah yang sudah menjadi Firman itu, Dia melebihi apapun yang ada di dunia ini. Dia lebih dari emas, perak dan bahkan lebih dari madu.
Teman-teman, orang yang berpegang pada Firman Tuhan dikatakan di sini, mendapatkan upah yang bersar. Upah seperti apa saudara?? Dikatakan dalam Firman Tuhan, upah yang didapatkan oleh orang yang berpegang pada Firman Tuhan itu adalah kehidupan yang kekal dan juga pertolongan yang daripada Allah sendiri dan juga kemenangan yang luar biasa yang berasal dari Yesus Kristus sendiri.
Teman-teman, maukah kita mendapatkan semuanya itu?? Maukah kita mendapatkan upah yang besar itu?? Apa kira-kira contoh yang real yang bisa kita lihat ketika seseorang menyenangi Firman Tuhan?? Dia rajin berdoa, saat teduh tanpa bolong-bolong, mau memberitakan kabar baik tentang Tuhan kita Yesus Kristus.

Kiranya perenungan kita ini bisa mengingatkan kita kembali supaya kita tetap menyenangi Firman Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar