I. PENDAHULUAN
Sebelum memasuki sebuah
pernikahan, banyak hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan untuk memasuki
jenjang pernikahan. Masa persiapan pernikahan banyak dipahami oleh orang-orang
secara salah. Sehingga banyak orang yang melakukan pernikahan hanya dengan tujuan
yang mereka inginkan. Pada masa sekarang ini anyak hal yang terjadi dalam
pernikahan seperti yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan ini ada yang
disebut dengan kawin kontrak yang dilakukan antara wanita-wanita pribumi dengan
laki-laki yang datang dari luar negeri. Perkawinan kontrak ini dilakukan untuk
menghibur lelaki luarnegeri tersebut supaya tidak kesepian dan juga hanya
sebagai keisengan. Dan perempuan yang mau melakukan perkawinan kontrak ini juga
tidak memperhatikan konsekuensi dari apa yang dilakukan tersebut.
Ada pula pada masa
sekarang ini yang disebut dengan kawin percobaan. Di mana para pemuda-pemudi
ingin mencoba-coba apakah perempuan itu perawan dan hal ini diberi istilah
perek (perempuan eksperimen), serta apakah laki-laki itu masih perjaka. Hal ini
merupakan hal yang salah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para
pemuda-pemudi. Dari kasus ini tak seorang pun yang mendapat keuntungan yang
sejati. Semuanya itu hanyalah merugikan setiap orang yang melakukannya.
Upaya-upaya seperti ini bukanlah suatu yang harus dilakukan dan bukah hal yang
terhormat dalam persiapan perkawinan. Maka melalui hal ini dapat dikatakan
bahwa banyak hal yang harus diperhatikan sebelum menjelang ke pelaminan dalam
pernikahan. Oleh karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan gambaran
pernikahan Kristen dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menjelang ke
pelaminan. Supaya pernikahan yang akan dijalani tidak mengecewakan keluarga
baru yang akan terbentuk dan supaya tidak ada penyesalan karena belum mengetahui
dan tidak ada persiapan untuk masuk ke dalam pernikahan.
II. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Menikah
adalah salah satu momen terpenting dalam kehidupan seorang manusia setelah
kelahiran dan kematian. Pintu masuk atau gerbang menuju hidup bersama dalam
rumah tangga itulah fungsi pernikahan. Untuk itu, menikah harus dipersiapkan
secara matang dan terencana. Persiapan harus dilakukan secara komprehensif dan
jauh-jauh hari sebelumnya.Pada masa sekarang ini banyak orang
yang salah dalam mengartikan pernikahan di mana banyak orang mengatakan
pernikahan itu adalah untuk mendapatkan keturunan untuk memenuhi bumi ini.
Tetapi jika dilihat secara Kristen pernikahan itu tidak hanya berfokus pada
keturunan untuk memenuhi bumi tetapi banyak hal lain yang Tuhan percayakan. Pernikahan
memiliki arti yang sangat luas. Ada banyak pendapat tentang pernikahan, di mana
dikatakan pernikahan merupakan sebuah hadiah, penikahan merupakan sebuah
perjalanan yang harus dilalui dengan berbagai pilihan dan konsekuensi,
penikahan merupakan kesempatan untuk belajar cinta, pernikahan juga merupakan
panggilan untuk melayani, bersahabat, menderita. Pernikahan juga merupakan
proses pemuridan di mana hal ini merupakan kesempatan untuk dibentuk Allah
menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya. Penikahan ini bukan suatu peristiwa dalam
hidup melainkan gaya hidup yang mencakup segala bidang yang harus terus dibina
dan pernikahan ini juga dapat dikatakan adalah sebuah komitmen.[1]
Melalui pandangan
kekristenan pernikahan itu memiliki prinsip-prinsip di mana prinsip-prinsip itu
dilandaskan pada Kitab Suci seutuhnya. Melalui prinsi-prinsip Alkitab yang ada
maka sebelum memasuki pernikahan dua insan harus memiliki kematangan terlebih
dahulu, di mana kematangan tersebut bisa berupa saling menghormati. Kedua insan
tersebut harus bisa saling menerima perbedaan, baik dalam kelemahan dan
kelebihan calon pasangannya. Dan ketia mereka sudah saling menghormati,
mengasihi dan dapat saling menerima maka ke depannya hubungan mereka akan tetap
langgeng. [2]
Pernikahan yang
berhasil dengan baik membutuhan dua orang yang sehat. Sehat dalam artian bukan
hanya sehat secara fisik, tetapi kesehatan rohani juga harus diperhatikan. Kesehata
yang sangat penting dalam pernikahan adalah kesehatan emosional dan mental dari
kedua insan yang akan bersatu menjadi satu. Kesehatan ini menyokong kekuatan
dan kebahagiaan dalam pernikahan.[3] Ada
banyak hal-hal emosional yang harus ditangani sebelum menjalani sebuah
pernikahan yang kokoh dan berhasil dibangun. Beberapa diantaranya adalah:
1. Kesalahan menagani kemarahan.
Ketidakmampuan untuk menangani kemarahan menyebabkan perceraian yang tak
terhitung. Oleh karena itu secara emosional kedua insan ketika menghadapi
permasalahan tidak dapat menanganinya dengan kemarahan karena kemarahan itu
bisa mengkibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan kemarahan dalam
menghadapi masalah itu adalah suatu jalan yang salah. Sehingga ketika
menghadapi masalah, maka harus menenangkan diri terlebih dahulu dan tidak dapat
terburu-buru untuk mengambil keputusan.
2. Kecintaan pada diri sendiri.
Mengutamakan kepentingan sendiri, dan hanya memperhatikan dirinya sendiri. Ketika
akan membentuk sebuah keluarga baru maka kedua insan harus bisa saling
memperhatikan di mana ketika salah satu dari pemuda/i itu mementingkan diri
sendiiri maka yang terjadi bukanlah keluarga baru yang berhasil tetapi
permasalahan yang bisa mengkibatkan perceraian. Hanya karena masalah kecil bisa
mengkibatkan masalah yang besar.
3. Manic-depresi (keranjingan depresi)
atau gangguan kepribadian cyclothymic. Mengikuti keadaan
hati. Dan bahkan menyakiti orang lain. Ketika dia senang maka dia akan
berambisi dan semangat untuk mencapai apa yang dia inginkan tetapi ketika dia
bersedih, susah didekati. Hal ini sebelum menjalani pernikahan maka penting
untuk pasangan mendatangi dokter untuk tetap memperhatikan keadaan dari
pasangan. Hal ini merupakan masalah kecil yang bisa mengakibatkan pasangan ini
menghadapi masalah besar. Pasangan tersebut harus bisa saling berbagi dan harus
saling mengerti antara satu dengan yang lain. Dan keduanya harus mau untuk
saling berubah demi kebaikan untuk mejalani kehidupan yang baru dari keluarga
yang baru yang akan dibentuk. Karena jika masalah seperti ini tidak
diselesaikan maka bisa mengkibatkan permasalahan besar yang berakibat fatal
dalam keluarga baru tersebut.
4.
Kecanduan.
Hal
ini berhubungan dengan masa lalu dari pasangan, di mana kemungkinan pasangan
memiliki kecanduan. Baik kecanduan terhadap obat-obat terlarang, kecanduan pada
kebiasaan-kebiasaan negatif dan mungkin kebiasaan lain. Maka sebelum memasuki
pernikahan maka kecanduan ini harus diatasi terlebih dahulu karena jika hal ini
terjadi lagi ketika sudah berumahtangga maka bisa mengkibatkan suatu
permasalahan baru yang tidak bisa diatasi dan mungkin bisa mengkibatkan
perceraian. Oleh karena itu sebelum memasuki pernikahan maha pasanga harus
dipulihkan terlebih dahulu. Kecuali jika pasangannya siap menanggung resiko
dari apa yang dialami pasangannya.
5. Hal-hal yang berkaitan dengan orang
tua.
Sebelum memasuki pernikahan kedua insan harus memikirkan tentang orang tua.
Bagaimana kesepakatan terhadap orang tua ketika memasuki pernikahan. Ketika
pasangan ini menghadapi masalah, apakah orang tua harus turun tangan (campur
tangan) terhadap masalah yang dihadapi. Atau pasangan berkomitmen untuk
mengatasi dengan pasangan masing-masing bukan dengan orang tua. Karena jika
salah satu pihak ikut campur masalah dari pasangan ini, hal itu bisa
mengakibatkan masalah baru yang harus dihadapi.
Melalu semua hal siatas
hidup pernikahan kristiani adalah kehidupan yang berciri komitmen secara total.
Komitmen ini merupaka perjanjian (keterikatan) unntuk melakukan sesuatu.
Hubungan ini digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Efesus 5:21-23 seperti
hubungan Kristus sendiri dengan jemaat-Nya.[4]
Pernikahan dan keluarga
Kristen di akhir jaman merupakan a
changing life mobile, yaitu suatu
kehidupan yang terus menerus mengalami perubahan baik secara internal maupun
eksternal. Kemampuan suami istri dalam menerapkan Firman Tuhan untuk menghadapi
perubahan menjadi kunci utama membuat pernikahan dan keluarga
menjadi lebih baik. Pernikahan
adalah penyatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam jalinan
cinta kasih yang berlaku untuk seumur hidup. Penyatuan ini merupakan
anugerah dimana melaluinya Allah hendak mengajarkan bagaimana hubungan antara
Tuhan dengan umat-Nya.
Dalam pernikahan,
keluarga mempunyai peranan penting dalam segala aspek kehidupan karena
melaluinya seseorang dapat bertumbuh, berkarya dan mengaktualisasikan
diri. Prinsip-prinsip pernikahan dan keluarga sebagaimana tertulis dalam
Alkitab sendiri jauh dan semakin ditinggalkan oleh pasutri masa kini, akibat
pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh perubahan jaman. Jadi yang menjadi
prinsip dunia boleh berubah namun prinsip
pernikanan dan keluarga Kristen tidak boleh berubah.
Pernikahan membutuhkan pengakuan publik, baik
dengan ucapan sederhana atau meriah sebagai suatu pengesahan hak mereka
sebagai suami istri, anggota jemaat dan sebagian anggota masyarakat. Jadi
pernikahan menyangkut dua dimensi, yaitu dua dimensi institusional dan
personal, kedua dimensi ini perlu dijaga agar ada keseimbangan.
III. LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERNIHKAHAN
Pernikahan adalah suatu hal yang sakral
dalam kehidupan umat Kristen di mana pun mereka berada. Oleh sebab itu, baik
suami atau istri harus membekali diri mereka dengan pengetahuan yang benar akan
pernikahan. Setiap pasangan yang akan menikah tentu mengharapkan kebahagiaan
dan kelanggengan dalam pernikahannya.. ketika pasangan muda-mudi memutuskan
untuk menikah, tentu diharapkan semua kebutuhan dapat terpenuhi, seperti
kebutuhan biologis, materialis, emosi ataupun sosial. Oleh karena itu ada banyak
hal yang harus diperhatikan oleh calon suami-isteri sebelum memasui pernikahan.
Pemahaman tentang
kehidupan pernikahan atau makna pernikahan. Satu pasangan yang akan memasuki
pernikahan harus mengerti terlebih dahulu untuk apa pernikahan itu dilakukan
dan apa maksan dari pernikahan yang akan dijalani tersebut. Karena banyak
pemahaman tentang pernikahan itu sendiri salah. Pernikahan itu dijalankan hanya
untuk memuaskna diri sendiri dan untuk kesenangan. Hal ini merupakan pemahaman
yang salah tentang pernikahan, oleh karena itu sebelum memasuki pernikahan dua
insan muda/i harus mengerti dengan baik dan tepat makna pernikahan itu.
Para pemuda-pemudi
menikah karena ingin memiliki keturunan. Mereka tidak mengerti akan kehidupan
pernikahan sendiri dan apa makna dari pernikahan itu. Oleh sebab itu sebelum
melanjutkan ke dapam pernikahan makka pasangan harus mengerti untuk apa
melakukan pernikahan. Makna dari pernikahan yang dapat diperhatikan adalah: [5]
1.
Pernikkahan itu merupakan rencana Allah
karena manusia diciptakan sebagi makhluk sosial (kejadian 2:18)
2.
Wujud cinta kasih dalam keluarga tampak
dalam sikkap saling menghargai, saling mendukung (1 Koritus 13: 4-7)
3.
Tuhan adalah tiang dalam kkeluarga,
artinya Firman Tuhan menjadi dasar keluarga tersebut.
4.
Kehendak Tuhan adalah agam manusia
melanjutkan keturunanya (Kejadian 1:28).
Melalui hal di atas,
pemuda/i yang akan memasuki pernikahan maka tidak akan salah lagi dan
pernikahan tersebut bisa dikatakan akan berhasil. Oleh sebab itu sebelum
mejalankan pernikahan hal tersebut harus diajarkan terlebih dahulu kepada
pasangan yang akan menikah. Dan pasangan ini juga harus mempersiapkan banyak
hal sebelum menginjak ke pelaminan. Persiapan-persiapan yang harus diperhatikan
sebelum menginjak ke pelaminan ada beberapa hal, yaitu:[6]
1.
Keluarga
yang baik datang dari keluarga yang baik
Orang tua yang retak
bisa memberikan dampak yang kurang baik kepada anak yang akan mejalani
pernikahan. Di mana apa yang dialami oleh orang tuanya sangat besar kemungkinan
bisa terjadi dalam rumah tangga anak yang akan menjalani pernikahan. Oleh
karena itu, orang tua harus bisa menurunkan norma-norma yang wajar agar anak
yang akan menjalani pernikahan melihat dari sisi positif dalam diri orang
tuanya. Sehingga anak berusaha untuk lenih baik dan tidak melakukan kesalahan
seperti yang terjadi dalam kehidupan orang tuanya. Jika keluarga dari pemuda/i
yang akan menjalani pernikahan retak maka sulit untuk anak menyiapkan
pernikahan yang ideal.
2.
Persiapan
lahiriah penting diperhatikan
Kesehatan tubuh penting
diperhatikan sebelum memasuki pernikahan. Tetapi yang dimaksudkan disini
persiapan lahiriah adalah kesiapan untuk melayarkan bahtera kehidupan berumah
tangga. Dua insan hendak menggabungkan diri menjadi satu rumah tangga sudah
seharusnya mempersiapkan sarana secara fisik untuk itu. Sebelum memasuki ke
pelaminan, biasanya keduan insan telah mempersiapkan rencana-rencana ke
depannya, bagaimana orng tua, kebutuhan keluarga baru tersebut, dan hal-hal
lain yang mereka butuhkan. Menurut penelitian jika tidak ada persiapan untuk
itu, kasus-kasus perceraian akan banyak terjadi karena tidak terpenuhi
kebutuhan yang mereka butuhkan, baik kebutuhan secara keuangan, atau hal lain.
3.
Timbang
rasa dan disiplin yang tinggi
Seorang pria senang
menjamu teman-temannya waktu masih lajang bahkan mentraktir pacarnya dan juga
teman-teman pacarnya, mengajak jalan-jalan kesana-kemari. Tetapi ketika
memikirkan untuk membentuk rumah tangga baru, ia harus berusaha mengendalikan
semuanya yang pernah ia lakukan dan harus mengatasinya. Sebelum menginjak ke
pernikahan, pria masih tidak pernah mempermasalahkan untuk membawa oleh-oleh
dan memberikan hadiah-hadiah kepada pacarnya. Tetapi begitu kedua insan muda
menginjak ke pelaminan, kedua insan harus memikirkan perubahan di mana sebelum
melakukan transaksi apapun harus dipikirkan terlebih dahulu apakah itu
kebutuhan atau hanya pemborosan. Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan
dengan memakai uang berfoya-foya atau belanja-belanja pribadi yang hanya untuk
kepuasan diri, maka hal itu harus dihentikan dan harus memikirkan hal yang jauh
lebih penting dari itu semua.
4.
Perlu
saling mengenal
Dua insan yang bersatu
menjadi satu keluarga yang baru mengadakan pendekatan dengan keluarga
masing-masing. Posisi silang merupakan posisi yang paling menguntungkan di mana
pria mengenal baik keluarga dari isterinya dan demikian sebaliknya istri
mengenal baik keluarga suami. Pernikahan ini bukan hanya membentuk satu
keluarga baru tetapi juga menjalin hubungan antara satu keluarga dengan
keluarga lain.
Untuk memasuki
pernikahan dua insan haru juga melihat dari sisi agama. Di mana pada masa
sekarang banyak kejadian ketika membentuk keluarga baru tidak memperhatikan
agama. Dua insan yang satu agama kemungkinan masih susah untuk menjalani
hubungannya apalagi berbeda agama. Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk
diperhatikan kaum muda yang akan memasuki pernikahan. Jangan sampai terjadi hal
yang tidak diinginkan di mana hal ini bisa mengakibatkan perceraian.
5.
Perlu
mencari penasihat
Dua insan yang akan
memasuki pernikahan sangat memerlukan nasihat dari orang-orang yang sudah
berpengalaman. Dan ketika dua insan ini dinasihati, seharusnya dua insan ini
tidak bosan mendengarkan hal yang sama. karena nasihat itu menjadi modal untuk
menjalani keluarga baru yang akan dijalani oleh dua insan ini. Mendengar
nasihat dari yang berpengalaman merupakan pembelajaran yang berarti dan yang
sangat menolong insan yang akan menjalani keluarga baru tersebut. Banyak hal
yang sangat penting untuk diperhatikan oleh dua insan yang bersatu ini, salah
satu contoh yang dapat diperhatikan di mana ketika suami kehilangan pekerjaan,
istri harus memperhatikan sikap untuk menanggapi suaminya. Karena jika salah
dalam mengambil sikap maka itu bisa berakibat fatal. Banyak orang yang salam
berdikap ketika menanggapi apa yang sedang dialami oleh istri atau suami
sehingga mengakibatkan masalah yang mungkin bisa sampai berakibat fatai yaitu
bisa sampai melakukan perceraian. Hal ini haruslah diperhatikan dengan baik
oleh dua insan yang akan menjalani pernikahan.
IV.
RELEVANSI
PERSIAPAN SEBELUM MENGINJAK KE PELAMINAN
Pada masa sekarang ini
banyak hal yang terjadi yang dapat diperhatikan dalam kehidupan ini. Di mana
banyak pemuda-pemudi yang memasuki pernikahan dengan tujuan yang salah. Ada
yang mengatakan bahwa pernikahan itu dilakukan untuk memenuhi bumi seperti yang
difirmankan Tuhan. Pernyataan ini memang tidak salah tetapi tujuan utama
pernikahan Kristen itu bukanlah hanya untuk memenuhi bumi (memiliki keturunan),
tetapi tujuannya adalah untuk satu tugas mulia yang Tuhan percayakan dan
pernikahan itu adalah anugerah yang harus disyukuri yang Allah berikan kepada
umat-Nya. Dan ketika akan memasuki jenjang pernikahan maka pemuda/i harus
melakukan dan menjalani serta memperhatikan beberapa hal yang akan menjadi
modal untuk menjalani pernikahan dan sehingga pernikahan itu dapat
dipertahankan (tetap langgeng) karena Tuhan selalu memimpin keluarga baru
tersebut.
Yang mengetahui emosi setiap orang adalah
dirinya sendiri dan tentu juga Tuhan. Setiap orang tidak bisa menyalahkan
hal-hal yang ada di luar dirinya atas emosi yang dirasakan saat itu. Karena
jika terus melakukan hal itu maka akan terkena depresi. Oleh sebab itu, perlu
untuk merespon segala sesuatu secara positif. Hanya dengan beginilah maka setiap
orang dapat mengatasi setiap persoalan yang sedang dialami.
V. KESIMPULAN
Pernikahan merupakan
sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Ketika akan mejalani
pernikahan maka hal itu tidak terlepas dari sebuah komitmen yang teguh dan
kokoh di dalam Tuhan. Sebelum memasuki sebuah pernikahan baka pasangan harus
mempersiapkan diri secara jasmani, rohani dan juga secara emosi. Banyak hal
yang harus dipersiapkan sebelum memasuki pernikahan yaitu sebelum menginjak ke
pelaminan dalam tahap inilah pasangan mempersiapkan semuanya. Karena jika
pasangan tidak ada melakukan persiapan tersebut maka besar kemungkinan
pernikahan itu dapat berakhir dengan tidak selayaknya. Di mana pada masa
sekarang ini banyak pasangan suami-istri melakukan perceraian dengan mengatakan
tidak cocok. Hal ini terjadi karena tidak ada persiapan yang matang ketika akan
memasuki pernikahan. Pasangan hanya menjalani pernikahan dengan begitu saja
tanpa melakukan persiapan karena menurut pasangan bahwa keduanya sudah cocok
jadi tidak ada yang perlu dipersiapkan lagi. Melalui hal ini dapat disimpulkan
bahwa sebelum menginjak ke pelaminan maka persiapan-persiapan penikahan harus
dilakukan untuk membentuk pasangan dan membentuk penikahan yang benar-benar
sudah dipersiapkan dan sudah mengenal dengan begitu baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Budi,
Elly L. 2000. Kalau Cinta Menyatu Dalam
Pernikahan: Panduan Bina Pranikah. Jakarta: Binawarga.
Nadeak,
Wilsaon. 1995. Seraut Wajah Pernikahan. Yogyakarta:
Kanisius.
Nadeak,
Wilson. 1999. Mengatasi Masalah Keluarga.
Bandung: Lembaga Literatur Baptis.
Soesilo,
Vivian A. 1997. Bimbingan Pernikahan:
Buku Kerja Bagi Pasangan Pranikah, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
Warren,
Neil Clark. 1996.Temukan Cinta Di Hidup
Anda: Sepuluh Prinsip Unruk Memilih Pasangan Pernikahan Yang Tepat. Jakarta:
Harvest Publication House.
Wright, H. Norman. 2013.So You’re Getting Married: 14 Komitmen Dasar
Untuk Membangun Hubungan
[1] H. Norman Wright, So You’re Getting Married: 14 Komitmen Dasar
Untuk Membangun Hubungan Menuju Jenjang Pernikahan, (Yogyakarta: Gloria
Graffa, 2013), hal. 8.
[2] Wilson Nadeak, Mengatasi Masalah Keluarga, (Bandung:
Lembaga Literatur Baptis, 1999), hal. 13.
[3] Neil Clark Warren, Temukan Cinta Di Hidup Anda: Sepuluh Prinsip
Unruk Memilih Pasangan Pernikahan Yang Tepat, (Jakarta: Harvest Publication
House, 1996), hal. 77.
[4] Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pernikahan: Buku Kerja Bagi
Pasangan Pranikah, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997), hal. 26.
[5] Elly L. Budi, Kalau Cinta Menyatu Dalam Pernikahan:
Panduan Bina Pranikah, (Jakarta: Binawarga, 2000,) hal 34-35.
[6] Wilsaon Nadeak, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta:
Kanisius, 1995), hal. 19-22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar