Kamis, 22 Agustus 2013

PERSIAPAN SEBELUM MENGINJAK KE PELAMINAN DALAM PERNIKAHAN

I.       PENDAHULUAN

Sebelum memasuki sebuah pernikahan, banyak hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan untuk memasuki jenjang pernikahan. Masa persiapan pernikahan banyak dipahami oleh orang-orang secara salah. Sehingga banyak orang yang melakukan pernikahan hanya dengan tujuan yang mereka inginkan. Pada masa sekarang ini anyak hal yang terjadi dalam pernikahan seperti yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan ini ada yang disebut dengan kawin kontrak yang dilakukan antara wanita-wanita pribumi dengan laki-laki yang datang dari luar negeri. Perkawinan kontrak ini dilakukan untuk menghibur lelaki luarnegeri tersebut supaya tidak kesepian dan juga hanya sebagai keisengan. Dan perempuan yang mau melakukan perkawinan kontrak ini juga tidak memperhatikan konsekuensi dari apa yang dilakukan tersebut.
Ada pula pada masa sekarang ini yang disebut dengan kawin percobaan. Di mana para pemuda-pemudi ingin mencoba-coba apakah perempuan itu perawan dan hal ini diberi istilah perek (perempuan eksperimen), serta apakah laki-laki itu masih perjaka. Hal ini merupakan hal yang salah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para pemuda-pemudi. Dari kasus ini tak seorang pun yang mendapat keuntungan yang sejati. Semuanya itu hanyalah merugikan setiap orang yang melakukannya. Upaya-upaya seperti ini bukanlah suatu yang harus dilakukan dan bukah hal yang terhormat dalam persiapan perkawinan. Maka melalui hal ini dapat dikatakan bahwa banyak hal yang harus diperhatikan sebelum menjelang ke pelaminan dalam pernikahan. Oleh karena itu, penulis akan mencoba menjelaskan gambaran pernikahan Kristen dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menjelang ke pelaminan. Supaya pernikahan yang akan dijalani tidak mengecewakan keluarga baru yang akan terbentuk dan supaya tidak ada penyesalan karena belum mengetahui dan tidak ada persiapan untuk masuk ke dalam pernikahan.
II.    PENGERTIAN PERNIKAHAN

Menikah adalah salah satu momen terpenting dalam kehidupan seorang manusia setelah kelahiran dan kematian. Pintu masuk atau gerbang menuju hidup bersama dalam rumah tangga itulah fungsi pernikahan. Untuk itu, menikah harus dipersiapkan secara matang dan terencana. Persiapan harus dilakukan secara komprehensif dan jauh-jauh hari sebelumnya.Pada masa sekarang ini banyak orang yang salah dalam mengartikan pernikahan di mana banyak orang mengatakan pernikahan itu adalah untuk mendapatkan keturunan untuk memenuhi bumi ini. Tetapi jika dilihat secara Kristen pernikahan itu tidak hanya berfokus pada keturunan untuk memenuhi bumi tetapi banyak hal lain yang Tuhan percayakan. Pernikahan memiliki arti yang sangat luas. Ada banyak pendapat tentang pernikahan, di mana dikatakan pernikahan merupakan sebuah hadiah, penikahan merupakan sebuah perjalanan yang harus dilalui dengan berbagai pilihan dan konsekuensi, penikahan merupakan kesempatan untuk belajar cinta, pernikahan juga merupakan panggilan untuk melayani, bersahabat, menderita. Pernikahan juga merupakan proses pemuridan di mana hal ini merupakan kesempatan untuk dibentuk Allah menjadi pribadi yang dikehendaki-Nya. Penikahan ini bukan suatu peristiwa dalam hidup melainkan gaya hidup yang mencakup segala bidang yang harus terus dibina dan pernikahan ini juga dapat dikatakan adalah sebuah komitmen.[1]
Melalui pandangan kekristenan pernikahan itu memiliki prinsip-prinsip di mana prinsip-prinsip itu dilandaskan pada Kitab Suci seutuhnya. Melalui prinsi-prinsip Alkitab yang ada maka sebelum memasuki pernikahan dua insan harus memiliki kematangan terlebih dahulu, di mana kematangan tersebut bisa berupa saling menghormati. Kedua insan tersebut harus bisa saling menerima perbedaan, baik dalam kelemahan dan kelebihan calon pasangannya. Dan ketia mereka sudah saling menghormati, mengasihi dan dapat saling menerima maka ke depannya hubungan mereka akan tetap langgeng. [2]
Pernikahan yang berhasil dengan baik membutuhan dua orang yang sehat. Sehat dalam artian bukan hanya sehat secara fisik, tetapi kesehatan rohani juga harus diperhatikan. Kesehata yang sangat penting dalam pernikahan adalah kesehatan emosional dan mental dari kedua insan yang akan bersatu menjadi satu. Kesehatan ini menyokong kekuatan dan kebahagiaan dalam pernikahan.[3] Ada banyak hal-hal emosional yang harus ditangani sebelum menjalani sebuah pernikahan yang kokoh dan berhasil dibangun. Beberapa diantaranya adalah:
1.      Kesalahan menagani kemarahan. Ketidakmampuan untuk menangani kemarahan menyebabkan perceraian yang tak terhitung. Oleh karena itu secara emosional kedua insan ketika menghadapi permasalahan tidak dapat menanganinya dengan kemarahan karena kemarahan itu bisa mengkibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan kemarahan dalam menghadapi masalah itu adalah suatu jalan yang salah. Sehingga ketika menghadapi masalah, maka harus menenangkan diri terlebih dahulu dan tidak dapat terburu-buru untuk mengambil keputusan.
2.      Kecintaan pada diri sendiri. Mengutamakan kepentingan sendiri, dan hanya memperhatikan dirinya sendiri. Ketika akan membentuk sebuah keluarga baru maka kedua insan harus bisa saling memperhatikan di mana ketika salah satu dari pemuda/i itu mementingkan diri sendiiri maka yang terjadi bukanlah keluarga baru yang berhasil tetapi permasalahan yang bisa mengkibatkan perceraian. Hanya karena masalah kecil bisa mengkibatkan masalah yang besar.
3.      Manic-depresi (keranjingan depresi) atau gangguan kepribadian cyclothymic. Mengikuti keadaan hati. Dan bahkan menyakiti orang lain. Ketika dia senang maka dia akan berambisi dan semangat untuk mencapai apa yang dia inginkan tetapi ketika dia bersedih, susah didekati. Hal ini sebelum menjalani pernikahan maka penting untuk pasangan mendatangi dokter untuk tetap memperhatikan keadaan dari pasangan. Hal ini merupakan masalah kecil yang bisa mengakibatkan pasangan ini menghadapi masalah besar. Pasangan tersebut harus bisa saling berbagi dan harus saling mengerti antara satu dengan yang lain. Dan keduanya harus mau untuk saling berubah demi kebaikan untuk mejalani kehidupan yang baru dari keluarga yang baru yang akan dibentuk. Karena jika masalah seperti ini tidak diselesaikan maka bisa mengkibatkan permasalahan besar yang berakibat fatal dalam keluarga baru tersebut.
4.      Kecanduan. Hal ini berhubungan dengan masa lalu dari pasangan, di mana kemungkinan pasangan memiliki kecanduan. Baik kecanduan terhadap obat-obat terlarang, kecanduan pada kebiasaan-kebiasaan negatif dan mungkin kebiasaan lain. Maka sebelum memasuki pernikahan maka kecanduan ini harus diatasi terlebih dahulu karena jika hal ini terjadi lagi ketika sudah berumahtangga maka bisa mengkibatkan suatu permasalahan baru yang tidak bisa diatasi dan mungkin bisa mengkibatkan perceraian. Oleh karena itu sebelum memasuki pernikahan maha pasanga harus dipulihkan terlebih dahulu. Kecuali jika pasangannya siap menanggung resiko dari apa yang dialami pasangannya.  
5.      Hal-hal yang berkaitan dengan orang tua. Sebelum memasuki pernikahan kedua insan harus memikirkan tentang orang tua. Bagaimana kesepakatan terhadap orang tua ketika memasuki pernikahan. Ketika pasangan ini menghadapi masalah, apakah orang tua harus turun tangan (campur tangan) terhadap masalah yang dihadapi. Atau pasangan berkomitmen untuk mengatasi dengan pasangan masing-masing bukan dengan orang tua. Karena jika salah satu pihak ikut campur masalah dari pasangan ini, hal itu bisa mengakibatkan masalah baru yang harus dihadapi.
Melalu semua hal siatas hidup pernikahan kristiani adalah kehidupan yang berciri komitmen secara total. Komitmen ini merupaka perjanjian (keterikatan) unntuk melakukan sesuatu. Hubungan ini digambarkan oleh Rasul Paulus dalam Efesus 5:21-23 seperti hubungan Kristus sendiri dengan jemaat-Nya.[4]
Pernikahan dan keluarga Kristen di akhir jaman merupakan a changing life mobile, yaitu suatu kehidupan yang terus menerus mengalami perubahan baik secara internal maupun eksternal. Kemampuan suami istri dalam menerapkan Firman Tuhan untuk menghadapi perubahan menjadi kunci utama membuat pernikahan dan keluarga menjadi lebih baik.  Pernikahan adalah penyatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam jalinan cinta kasih yang berlaku untuk seumur hidup.  Penyatuan ini merupakan anugerah dimana melaluinya Allah hendak mengajarkan bagaimana hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya.
Dalam pernikahan, keluarga mempunyai peranan penting dalam segala aspek kehidupan karena melaluinya seseorang dapat bertumbuh, berkarya dan mengaktualisasikan diri.  Prinsip-prinsip pernikahan dan keluarga sebagaimana tertulis dalam Alkitab sendiri jauh dan semakin ditinggalkan oleh pasutri masa kini, akibat pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh perubahan jaman.  Jadi yang menjadi prinsip dunia boleh berubah namun prinsip pernikanan dan keluarga Kristen tidak boleh berubah.
Pernikahan membutuhkan pengakuan publik, baik dengan ucapan sederhana  atau meriah sebagai suatu pengesahan hak mereka sebagai suami istri, anggota jemaat dan sebagian anggota masyarakat.  Jadi pernikahan menyangkut dua dimensi, yaitu dua dimensi institusional dan personal, kedua dimensi ini perlu dijaga agar ada keseimbangan.

III. LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERNIHKAHAN

Pernikahan adalah suatu hal yang sakral dalam kehidupan umat Kristen di mana pun mereka berada. Oleh sebab itu, baik suami atau istri harus membekali diri mereka dengan pengetahuan yang benar akan pernikahan. Setiap pasangan yang akan menikah tentu mengharapkan kebahagiaan dan kelanggengan dalam pernikahannya.. ketika pasangan muda-mudi memutuskan untuk menikah, tentu diharapkan semua kebutuhan dapat terpenuhi, seperti kebutuhan biologis, materialis, emosi ataupun sosial. Oleh karena itu ada banyak hal yang harus diperhatikan oleh calon suami-isteri sebelum memasui pernikahan.
Pemahaman tentang kehidupan pernikahan atau makna pernikahan. Satu pasangan yang akan memasuki pernikahan harus mengerti terlebih dahulu untuk apa pernikahan itu dilakukan dan apa maksan dari pernikahan yang akan dijalani tersebut. Karena banyak pemahaman tentang pernikahan itu sendiri salah. Pernikahan itu dijalankan hanya untuk memuaskna diri sendiri dan untuk kesenangan. Hal ini merupakan pemahaman yang salah tentang pernikahan, oleh karena itu sebelum memasuki pernikahan dua insan muda/i harus mengerti dengan baik dan tepat makna pernikahan itu.
Para pemuda-pemudi menikah karena ingin memiliki keturunan. Mereka tidak mengerti akan kehidupan pernikahan sendiri dan apa makna dari pernikahan itu. Oleh sebab itu sebelum melanjutkan ke dapam pernikahan makka pasangan harus mengerti untuk apa melakukan pernikahan. Makna dari pernikahan yang dapat diperhatikan adalah: [5]
1.      Pernikkahan itu merupakan rencana Allah karena manusia diciptakan sebagi makhluk sosial (kejadian 2:18)
2.      Wujud cinta kasih dalam keluarga tampak dalam sikkap saling menghargai, saling mendukung (1 Koritus 13: 4-7)
3.      Tuhan adalah tiang dalam kkeluarga, artinya Firman Tuhan menjadi dasar keluarga tersebut.
4.      Kehendak Tuhan adalah agam manusia melanjutkan keturunanya (Kejadian 1:28).
Melalui hal di atas, pemuda/i yang akan memasuki pernikahan maka tidak akan salah lagi dan pernikahan tersebut bisa dikatakan akan berhasil. Oleh sebab itu sebelum mejalankan pernikahan hal tersebut harus diajarkan terlebih dahulu kepada pasangan yang akan menikah. Dan pasangan ini juga harus mempersiapkan banyak hal sebelum menginjak ke pelaminan. Persiapan-persiapan yang harus diperhatikan sebelum menginjak ke pelaminan ada beberapa hal, yaitu:[6]
1.      Keluarga yang baik datang dari keluarga yang baik
Orang tua yang retak bisa memberikan dampak yang kurang baik kepada anak yang akan mejalani pernikahan. Di mana apa yang dialami oleh orang tuanya sangat besar kemungkinan bisa terjadi dalam rumah tangga anak yang akan menjalani pernikahan. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menurunkan norma-norma yang wajar agar anak yang akan menjalani pernikahan melihat dari sisi positif dalam diri orang tuanya. Sehingga anak berusaha untuk lenih baik dan tidak melakukan kesalahan seperti yang terjadi dalam kehidupan orang tuanya. Jika keluarga dari pemuda/i yang akan menjalani pernikahan retak maka sulit untuk anak menyiapkan pernikahan yang ideal.

2.      Persiapan lahiriah penting diperhatikan
Kesehatan tubuh penting diperhatikan sebelum memasuki pernikahan. Tetapi yang dimaksudkan disini persiapan lahiriah adalah kesiapan untuk melayarkan bahtera kehidupan berumah tangga. Dua insan hendak menggabungkan diri menjadi satu rumah tangga sudah seharusnya mempersiapkan sarana secara fisik untuk itu. Sebelum memasuki ke pelaminan, biasanya keduan insan telah mempersiapkan rencana-rencana ke depannya, bagaimana orng tua, kebutuhan keluarga baru tersebut, dan hal-hal lain yang mereka butuhkan. Menurut penelitian jika tidak ada persiapan untuk itu, kasus-kasus perceraian akan banyak terjadi karena tidak terpenuhi kebutuhan yang mereka butuhkan, baik kebutuhan secara keuangan, atau hal lain.

3.      Timbang rasa dan disiplin yang tinggi
Seorang pria senang menjamu teman-temannya waktu masih lajang bahkan mentraktir pacarnya dan juga teman-teman pacarnya, mengajak jalan-jalan kesana-kemari. Tetapi ketika memikirkan untuk membentuk rumah tangga baru, ia harus berusaha mengendalikan semuanya yang pernah ia lakukan dan harus mengatasinya. Sebelum menginjak ke pernikahan, pria masih tidak pernah mempermasalahkan untuk membawa oleh-oleh dan memberikan hadiah-hadiah kepada pacarnya. Tetapi begitu kedua insan muda menginjak ke pelaminan, kedua insan harus memikirkan perubahan di mana sebelum melakukan transaksi apapun harus dipikirkan terlebih dahulu apakah itu kebutuhan atau hanya pemborosan. Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan memakai uang berfoya-foya atau belanja-belanja pribadi yang hanya untuk kepuasan diri, maka hal itu harus dihentikan dan harus memikirkan hal yang jauh lebih penting dari itu semua.

4.      Perlu saling mengenal
Dua insan yang bersatu menjadi satu keluarga yang baru mengadakan pendekatan dengan keluarga masing-masing. Posisi silang merupakan posisi yang paling menguntungkan di mana pria mengenal baik keluarga dari isterinya dan demikian sebaliknya istri mengenal baik keluarga suami. Pernikahan ini bukan hanya membentuk satu keluarga baru tetapi juga menjalin hubungan antara satu keluarga dengan keluarga lain.
Untuk memasuki pernikahan dua insan haru juga melihat dari sisi agama. Di mana pada masa sekarang banyak kejadian ketika membentuk keluarga baru tidak memperhatikan agama. Dua insan yang satu agama kemungkinan masih susah untuk menjalani hubungannya apalagi berbeda agama. Oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan kaum muda yang akan memasuki pernikahan. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan di mana hal ini bisa mengakibatkan perceraian.

5.      Perlu mencari penasihat
Dua insan yang akan memasuki pernikahan sangat memerlukan nasihat dari orang-orang yang sudah berpengalaman. Dan ketika dua insan ini dinasihati, seharusnya dua insan ini tidak bosan mendengarkan hal yang sama. karena nasihat itu menjadi modal untuk menjalani keluarga baru yang akan dijalani oleh dua insan ini. Mendengar nasihat dari yang berpengalaman merupakan pembelajaran yang berarti dan yang sangat menolong insan yang akan menjalani keluarga baru tersebut. Banyak hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh dua insan yang bersatu ini, salah satu contoh yang dapat diperhatikan di mana ketika suami kehilangan pekerjaan, istri harus memperhatikan sikap untuk menanggapi suaminya. Karena jika salah dalam mengambil sikap maka itu bisa berakibat fatal. Banyak orang yang salam berdikap ketika menanggapi apa yang sedang dialami oleh istri atau suami sehingga mengakibatkan masalah yang mungkin bisa sampai berakibat fatai yaitu bisa sampai melakukan perceraian. Hal ini haruslah diperhatikan dengan baik oleh dua insan yang akan menjalani pernikahan.


IV.             RELEVANSI PERSIAPAN SEBELUM MENGINJAK KE PELAMINAN

Pada masa sekarang ini banyak hal yang terjadi yang dapat diperhatikan dalam kehidupan ini. Di mana banyak pemuda-pemudi yang memasuki pernikahan dengan tujuan yang salah. Ada yang mengatakan bahwa pernikahan itu dilakukan untuk memenuhi bumi seperti yang difirmankan Tuhan. Pernyataan ini memang tidak salah tetapi tujuan utama pernikahan Kristen itu bukanlah hanya untuk memenuhi bumi (memiliki keturunan), tetapi tujuannya adalah untuk satu tugas mulia yang Tuhan percayakan dan pernikahan itu adalah anugerah yang harus disyukuri yang Allah berikan kepada umat-Nya. Dan ketika akan memasuki jenjang pernikahan maka pemuda/i harus melakukan dan menjalani serta memperhatikan beberapa hal yang akan menjadi modal untuk menjalani pernikahan dan sehingga pernikahan itu dapat dipertahankan (tetap langgeng) karena Tuhan selalu memimpin keluarga baru tersebut.
Yang mengetahui emosi setiap orang adalah dirinya sendiri dan tentu juga Tuhan. Setiap orang tidak bisa menyalahkan hal-hal yang ada di luar dirinya atas emosi yang dirasakan saat itu. Karena jika terus melakukan hal itu maka akan terkena depresi. Oleh sebab itu, perlu untuk merespon segala sesuatu secara positif. Hanya dengan beginilah maka setiap orang dapat mengatasi setiap persoalan yang sedang dialami.

V.    KESIMPULAN

Pernikahan merupakan sebuah anugerah yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Ketika akan mejalani pernikahan maka hal itu tidak terlepas dari sebuah komitmen yang teguh dan kokoh di dalam Tuhan. Sebelum memasuki sebuah pernikahan baka pasangan harus mempersiapkan diri secara jasmani, rohani dan juga secara emosi. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum memasuki pernikahan yaitu sebelum menginjak ke pelaminan dalam tahap inilah pasangan mempersiapkan semuanya. Karena jika pasangan tidak ada melakukan persiapan tersebut maka besar kemungkinan pernikahan itu dapat berakhir dengan tidak selayaknya. Di mana pada masa sekarang ini banyak pasangan suami-istri melakukan perceraian dengan mengatakan tidak cocok. Hal ini terjadi karena tidak ada persiapan yang matang ketika akan memasuki pernikahan. Pasangan hanya menjalani pernikahan dengan begitu saja tanpa melakukan persiapan karena menurut pasangan bahwa keduanya sudah cocok jadi tidak ada yang perlu dipersiapkan lagi. Melalui hal ini dapat disimpulkan bahwa sebelum menginjak ke pelaminan maka persiapan-persiapan penikahan harus dilakukan untuk membentuk pasangan dan membentuk penikahan yang benar-benar sudah dipersiapkan dan sudah mengenal dengan begitu baik.

DAFTAR PUSTAKA

Budi, Elly L. 2000. Kalau Cinta Menyatu Dalam Pernikahan: Panduan Bina Pranikah. Jakarta: Binawarga.
Nadeak, Wilsaon. 1995. Seraut Wajah Pernikahan. Yogyakarta: Kanisius.
Nadeak, Wilson. 1999. Mengatasi Masalah Keluarga. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.
Soesilo, Vivian A. 1997. Bimbingan Pernikahan: Buku Kerja Bagi Pasangan Pranikah, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
Warren, Neil Clark. 1996.Temukan Cinta Di Hidup Anda: Sepuluh Prinsip Unruk Memilih Pasangan Pernikahan Yang Tepat. Jakarta: Harvest Publication House.
Wright, H. Norman. 2013.So You’re Getting Married: 14 Komitmen Dasar Untuk Membangun Hubungan


[1] H. Norman Wright, So You’re Getting Married: 14 Komitmen Dasar Untuk Membangun Hubungan Menuju Jenjang Pernikahan, (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2013), hal. 8.
[2] Wilson Nadeak, Mengatasi Masalah Keluarga, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999), hal. 13.
[3] Neil Clark Warren, Temukan Cinta Di Hidup Anda: Sepuluh Prinsip Unruk Memilih Pasangan Pernikahan Yang Tepat, (Jakarta: Harvest Publication House, 1996), hal. 77.
[4] Vivian A. Soesilo, Bimbingan Pernikahan: Buku Kerja Bagi Pasangan Pranikah, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 1997), hal. 26.
[5] Elly L. Budi, Kalau Cinta Menyatu Dalam Pernikahan: Panduan Bina Pranikah, (Jakarta: Binawarga, 2000,) hal 34-35.
[6] Wilsaon Nadeak, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hal. 19-22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar